(25)

67 11 1
                                    

"Lo..siapa?"

Peryanyaan serta ekspresi bingung Rafa membuat waktu Jelita seketika terhenti.

"Nggak mungkin" batinnya seraya menggeleng tak percaya

"Jangan bercanda Raf, nggak lucu sumpah" ucap Jelita yang matanya kini sudah mulai berkaca-kaca

Bersamaan dengan itu dokter pun memasuki kamar Rafa dan memeriksa pria itu.

***
Jelita menunggu di depan ruangan Rafa dengan tatapan kosong. Bahkan kedatangan dua sahabatnya pun tak dia hiraukan.

"Je" panggil Wendy

Jelita tetap terdiam. Pikirannya penuh dengan pertanyaan tentang kondisi sang kekasih

"Rafa amnesia?"
"Kalo iya, dia bakal lupain gue dong?"
"Jadi kita bentar lagi bakal putus?"

"Dia kenapa?" tanya Vino yang melihat keanehan pada Jelita
"Nggak tau"

"Jeje!" panggil Vino seraya menyentuh bahu Jelita yang membuat gadis itu akhirnya menoleh

"Lo kenapa?"

Sebuah pertanyaan sederhana yang sukses membuat air mata Jelita seketika terjatuh.
Tangsi yang dia tahan sejak tadi akhirnya pecah.

Dengan segera Wendy memeluk sang sahabat.
"Kenapa Je?"
"Rafa.."
"Bang Rafa kenapa?" Vino seketika panik
"Ka..kayaknya dia amnesia, hiks" tangis Jelita semakin menjadi

Vino dan Wendy saling menatap.
"Lo tenangin Jeje, gue liat bang Rafa dulu" ucap Vino yang di balas anggukan oleh Wendy

***
Disisi lain Darel sedang mendapat penanganan oleh petugas medis.

"Apakah kalian dari pihak keluarga pasien?" tanya seorang perawat
"Bukan sus" jawab Ken
"Ada luka tusukan yang cukup dalan pada bagian perut sebelah kiri dan ditakutkan mengenai ginjal pasien, jadi kami akan mengambil tindakan operasi"

Ken dan Chan seketika terkejut. Mereka kira Darel hanya mendapat luka di wajah saja, ternyata ada tusukan pada tubuhnya.

"Tapi sebelum itu kami membutuhkan persetujuan dari pihak keluarga" sambung perawat itu

"Gimana nih Chan?" tanya Ken
"Gue juga nggak tau. Lo ada kenal orang tuanya atau keluarganya gitu?"
"Boro-boro tau, ngobrol sama dia aja nggak pernah"
"Bokapnya kan yang punya sekolah, kita tanya ke bu Meli aja" ucap Chan

Ken mengangguk lalu mencoba bertanya kepada guru di sekolah mereka.

"Gimana?" tanya Chan
"Kata bu Meli bokapnya Darel nggak bisa dihubungin, mungkin lagi di luar negri. Dan soal ibunya bu Meli nggak tau"

"Pasien harus segera ditangani. Silahkan ke meja resepsionist jika keluarga pasien sudah bisa dihubungi" ucap suster tadi dan berlalu dari sana

"Anjir, gimana nih Ken?" Chan mulai panik
"Gue juga bingung nyet"
"Siapa lagi yang bisa kita hubungin?" keduanya memutar otak memikirkan siapa yang sekiranya tau tentang keluarga Darel

Tak lama kemudian mereka berdua saling menatap seolah menemukan jawaban.

"Rachel" ucap keduanya bersamaan

***
Rachel yang baru saja sampe di rumahnya untuk mengganti baju dikejutkan oleh panggilan dari Ken diponselnya

"Halo Ken" sapanya
"Chel lo tau soal keluarganya Darel nggak? Atau minta nomer keluarganya yang bisa gue hubungin deh"

"Emang kenapa Ken?"
"Darel ditusuk, dan harus cepet di operasi. Tapi operasinya nggak bisa dilakuin kalo belum ada persetujuan dari keluarganya"

My Privat Teacher Became My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang