Bel sekolah sudah berbunyi. Para siswa pun bersiap untuk pulang. Jelita bersama Wendy sedang menunggu Vino di tempat parkir.
“Kak Rafa tuh Je” ucap Wendy saat melihat Rafa dan Ken melewati mereka.
“Terus?”
“Ya sapa kek”
“Dih males banget”
“Gue kira kalian udah deket. Soalnya lo nggak pernah cerita lagi kalo lo kesel sama kak Rafa. Dulu pas awal-awal les, kuping gue sampe panas denger lo ngomel”Jelita terdiam “Emang iya?” pikirnya
“Ya gue capek aja ngomel terus. Toh dianya juga tetep nyebelin, ya udah jalanin aja” ucapnya kemudian.
Tiba-tiba mereka melihat para siswa berlari ke gerbang sekolah.
“Ada apa ya? Kok di gerbang rame banget?” tanya Wendy
“Nggak tau gue. Kan kita disini dari tadi”
“Kita liat yuk Je”
Jelita dan Wendy pun menghampiri kerumunan siswa.Begitu tiba, Jelita melihat Rafa sedang di pegang oleh Kai, dan Darel yang duduk di aspal dengan darah disudut bibirnya serta Rachel yang tengah menangis.
“Gue relain dia bukan untuk lo kasarin anjing!” ucapnya
Darel tersenyum miring, lalu menyeka darah disudut bibirnya.
“Selamat, sepertinya niat lo buat balikan lagi sama mantan tercinta lo ini bakal terwujud” ucapnya sembari menatap sinis Rachel
“Dan lo, silahkan lo ambil kembali ni cewek” Darel bangkit lalu berjalan mendekat ke arah Rafa“Makasih udah kasih gue kesempatan buat jadi orang pertama yang ngerasain tubuhnya Rachel” bisiknya kemudian berlalu dari sana
“Bangsat!”
Rafa hendak mengejar Darel, tapi lagi-lagi ditahan Ken“Tahan emosi lo. Kita masih dilingkungan sekolah” ucap Ken, membuat Rafa menatap ke sekelilingnya, dan benar saja, kini mereka sedang menjadi pusat perhatian para siswa disekolahnya.
“Mending lo anter Rachel pulang, gue biar naik gojek” lanjut Ken
Rafa mengangguk, kemudian memapah Rachel menaiki motornya.
Sebelum pergi, Rafa menatap ke arah Jelita yang juga menatapnya. Namun Jelita lebih dulu membuang muka.
Di sepanjang perjalanan, Rafa hanya terdiam. Rafa pasti sangat marah sekarang. Bukannya takut, Rachel justru senang. Melihat betapa emosinya Rafa tadi, pasti cowok didepannya saat ini masih menyayanginya.
Tak lama kemudian keduanya sampai di rumah Rachel.
“Makasih” ucap Rachel
“Hm”
“Aku...”
“Gue balik” ucap RafaRachel menatap sendu punggung Rafa yang perlahan menjauh.
“Tunggu aku Raf, aku pasti bakal buat kamu sayang lagi ke aku”***
Sejak pulang sekolah sampai sekarang Jelita hanya diam. Hal itu membuat kedua sahabatnya menatapnya aneh.“Jeje kenapa Wen? Tumben diem bae” tanya Vino
“Gue juga nggak tau”
“Lagi dapet?”
“Kayaknya nggak deh”Sedangkan disisi Jelita, dia sedang berperang dengan isi otaknya.
“Si es batu apaan banget sok jadi pahlawan"
"Ya terserah dia juga sih, kenapa gue jadi kesel coba?"
“Sok-sok an cuek, padahal masih sayang sama mantan”“Ck! Tau ah! Kenapa gue jadi mikirin mereka?” Jelita berdecak kesal karena sejak tadi otaknya dipenuhi dengan kejadian di gerbang sekolah
“Mikirin siapa Je?” tanya Wendy
“Bukan siapa-siapa. Nggak penting!"
"Ke timezone yuk. Gabut gue” ajak JelitaKetiganya pun siap-siap buat pergi ke timezone
***
Saat memasuki rumahnya, Jelita melihat bundanya sedang kedatangan tamu.“Je? Kenapa baru pulang? Jam berapa sekarang?” tanya bunda Ica
“Jeje main ke rumah Wendy, bosen sendiri di rumah”
“Kenalin temen bunda, tante Iren"
“Jelita tante” ucap Jelita
“Duh, cantiknya. Gimana sama les nya? Suka nggak sama cara ngajarnya Rafa?”
“Ya?” Jelita bingung, kenapa nama Rafa mendadak di sebut
“Dia mamanya Rafa”“Mamanya es batu? Tapi kok beda banget. Mamanya ramah gini, nggak kaya anaknya yang sombong” batin Jelita.
“Je??” panggilan bundanya membuyarkan lamunan Jelita
“I..iya”
“Kamu ganti baju habis itu kita makan siang bareng”
“Iya bun”***
Kini Jelita, bunda Ica dan mama Iren sedang makan siang bersama.Tak lama kemudian pun Rafa datang.
“Maaf tante, ma, tadi ada urusan” ucap Rafa“Iya, urusan sama si Rachel” batin Jelita.
Entah kenapa dia kembali merasa kesal mengingat kejadian tadi“Nggak apa-apa, ayo kita makan” ucap bunda Ica
Selesai makan, mereka lalu duduk bersama di ruang keluarga.
“Gimana les nya Jelita Raf, ada perkembangan?” tanya bunda Ica
“Lumayan tante. Nilai ulangannya juga meningkat”
“Bener? Kok kamu nggak ngasih tau bunda Je?”
“Bunda sibuk. Lagian cuma naik dikit, nggak penting juga” jawab Jelita datar
“Kata siapa nggak penting? Buat bunda itu penting”
“Oh ya udah kalo gitu”Melihat respon acuh Jelita pada sang bunda membuat Rafa langsung menegurnya
“Kalo ngomong sama orang tua yang sopan” bisik Rafa
“Gue sopan. Kata mana yang nggak sopan?”
“Nada bicara lo yang nggak sopan”
“Berisik! Jangan banyak ngatur, lo bukan siapa-siapa gue”Merasa suasananya mulai tidak enak, mama Iren pun mengalihkan pembicaraan
“Itu tangan kamu kenapa?” tanyanya pada Rafa
“Tadi nggak sengaja jatuh ma” ucap Rafa sembari memegang tangannya yang lecetJelita juga ikut menatap luka di tangan Rafa
“Yakin? Bukan karena habis berantem?” celetuk Jelita yang yakin luka itu karena kejadian tadi siang“Apa? Kamu berantem Raf? Sama siapa?” mama Iren tampak marah
Rafa langsung menatap tajam Jelita, seolah meminta Jelita untuk tutup mulut.
Tapi Jelita hanya tersenyum sinis, seolah menolak permintaan Rafa“Mampus lo, siapa suruh sok ngatur gue. Mending lo atur tu mantan tercinta lo” batin Jelita
“Sama pacarnya Rachel tante” jawab Jelita
“Rachel? Mantan kamu itu?”
“Iya tante”“Je, jangan jadi kompor kamu” tegur bunda Ica
“Jeje nggak jadi kompor kok bun, Jeje cuma bicara sesuai fakta”
“Nih tan, ada videonya kok” Jelita memberikan ponselnya ke mama Iren.Setelah kejadian tadi, banyak video yang tersebar di grup kelas.
Pasalnya ini kejadian langka, murid berprestasi seperti Rafa pertama kalinya berkelahi dengan seseorang“Ini apa Raf? Mama nggak pernah ngajarin kamu nyelesaiin masalah dengan kekerasan ya!”
“Maaf mah” Rafa menunduk takutMelihat itu, membuat Jelita mati-matian menahan tawanya.
“Gayanya aja sok cool, ternyata anak mami” batinnya
“Ya udahlah Ren. Biasalah anak muda, pasti ada berantemnya” ucap bunda Ica
”Gimana ya citra lo di sekolah, kalo anak-anak pada tau ternyata lo itu anak mami” ejek Jelita seraya berbisik
“Bacot!”
“Hahaha” Jelita tertawa melihat Rafa yang kesal, akhirnya dia berhasil membalas cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Privat Teacher Became My Boyfriend
Teen FictionJelita Andini, kerap disapa Jeje oleh orang-orang terdekatnya. Karena perselingkuhan ayahnya membuatnya trauma dan sifatnya berubah total . Gadis manis yang dulunya ceria, berubah menjadi gadis yang kasar. Dia menjadi suka berkelahi dan bolos sekola...