(31)

54 14 0
                                    

"I love you too"

Suara Jelita menggelegar di seluruh penjuru sekolah, membuatnya panik dan langsung mematikan mic yang di pegangnya

"Cieeee" penonton bersorak menggoda gadis itu

"Anjir malu banget" batin Jelita lalu menutup wajahnya dan berlari turun dari panggung

***
Setelah selesai perform, Jelita langsung menghampiri Rafa di barisan penonton.
Dia berjalan dengan menunduk dan menutupi wajahnya.

Rafa tersenyum dan menyambut kedatangan Jelita dengan mengusap lembut rambut gadis itu.

"Hebat banget sih kamu" ucapnya bangga
"Tapi aku malu banget Raf. Bisa-bisanya aku lupa kalo mic nya masih nyala" Jelita menghembuskan nafasnya pelan
"Kenapa harus malu? Emang kamu ngapain? Cuma say 'i love you doang kok" goda Rafa
"Rafa ihhh"

Rafa terkekeh gemas lalu mencubit pipi Jelita

"Nggak usah malu sayang. Apa perlu aku teriak 'i love you' juga sekarang? Biar kita sama-sama malu?"

Jelita menggeleng keras
"Big no! Tambah malu yang ada" ucapnya
"Terus gimana dong?"
"Gak gimana-gimana. Untung ada hoodie nya Vino, jadi aku bisa nutup muka ku"

Rafa menatap hoodie yang dipakai sang kekasih. Ekspresinya perlahan berubah menjadi datar, dan Jelita menyadari hal itu.

"Kenapa?"
"Lepas hoodie itu, pake jaket aku aja"
"Tapi jaket kamu nggak ada tutup kepalanya"
"Kamu bisa pake topi aku"
"Tapi.."
"Kalo nggak mau nggak apa-apa" potong Rafa. Suara pria itu terdengar dingin sekarang

"Cemburu nih pasti" batin Jelita

"Kalo aku pake punya kamu, terus kamu pake apa? Udaranya dingin loh Raf"
"Baju aku lumayan tebel, jadi nggak akan dingin"

Jelita menghela nafas pelan
"Yaudah mana jaket kamu. Aku ganti di backstage aja. Nggak enak ganti disini"

Rafa melepas jaket dan topinya lalu memberikannya pada sang kekasih.

***
"Jaket siapa yang lo curi nyet?" tanya Vino
"Dih, emang gue elo yang demen nyuri bajunya bang Chan?" sungut Jelita kesal tak terima dikatai pencuri
"Gue cuma minjem doang ya"
"Tapi nggak bilang"
"Ya itu karena bang Chan nggak ada di rumah. Lagian dia juga sering tuh pinjem punya gue dan nggak di balikin"
"Nyenyenye"

"Serius Je, jaket siapa yang lo pake?"
"Punya cowok gue"
"Terus hoodie gue mana?"
"Nih, makasih ya" Jelita mengembalikan hoodie hitam milik Vino
"Kenapa lo ganti?"
"Hoodie lo bau apek"

Vin segera mencium hoodienya lalu menatap kesal Jelita

"Wangi gini lo bilang bau apek. Periksa sono hidung lo, siapa tau banyak upilnya, makanya nggak bisa bedain bau apek sama wangi"
"Berisik"
"Kalo lo pake jaketnya bang Rafa terus dia pake apa dong? Di luar dingin nyet. Tega banget lo sama cowok lo sendiri"

"Gue juga maunya pake punya lo, tapi dia yang suruh gue ganti pake jaketnya"
"Ohh, cemburu nih ceritanya?" tebak Vino
"Gara-gara lo yang bilang ke dia kalo lo suka sama gue, makanya sekarang dia agak sensitif"
"Posesif banget elah cowok lo. Lagian kan dia juga udah tau kita sahabatan dari orok, masa masih cemburu aja"

"Ya namanya orang sayang mau gimana lagi" ucap Jelita
"Wendy mana?" tanyanya lagi
"Lagi mojok sama bang Ken"
"Mulut lo Vino!" tegur Jelita
"Lah emang bener, tuh lo liat di ujung sono noh"

Jelita menatap ke arah yang di tunjuk Vino, dan benar saja, Wendy dan Ken tampak sedang asyik bercerita di pojok backstage.

"Bang Chan mana?" tanya Jelita
"Nggak tau"
"Terus lo ngapain disini? Ayo keluar nonton yang lain perform"
"Ntar gue nyusul. Gue jaga kandang dulu, takutnya macan tiba-tiba dateng"

My Privat Teacher Became My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang