Tetesan air hujan turun membasahi bumi yang padatnya kendaraan.
Saat ini gue duduk memandang jalan raya dangan banyaknya pengendara yang melintas. Walaupun hujan menerjang tubuh mereka, tetapi mereka tak gentar melanjutkan perjalanan yang melelahkan.
"kenapa lama banget si!" kesel gue, menungu di halte bus yang letaknnya tak jauh dari sekolah.
Udah hampir satu jam gue duduk di sini, tapi tak kunjung ada yang menjemput.
Dari kejauhan gue lihat ada mobil hitam berhenti di depan gue. Seseorang turun dari mobil dengan membawah payung putih tembus pandang nya.
"kayak kenal, tapi di mana ya?" batin gue.
Orang itu berjalan menghampiri gue, "kamu menunggu seseorang?"
Ohh, gue inget dia siapa.
"iya gue nunggu jemputan"
"ayo!"
Gue mengernyitkan dahi, "hahhh! Maksud-nya?"
"saya antar pulang, udarah di sini semakin dingin."
"gue nggak mau, kita nggak kenal"
Dia menjulurkan tangannya yang bikin gue reflek menerima jabatan tangannya. "Sakya" ucapnya memperkenalkan diri.
"Kai" balas gue memperkenalkan diri.
Tanpa gue sadari ada seseorang yang memantau dari kejauhan.
....Hari ini adalah hari kedua gue bersekolah.
Sejak pagi gue belum makan karena bangunnya kesiangan, alhasil Papa nyuru maid untuk bawain gue bekal. Setelah mapel ke dua berakhir bel istirahat pun berbunyi.
Gue bergegas membawah bekal, dan sebotol air minum menuju ke kantin.Sebenarnya gue nggak tau letak kantinnya di mana, gue cuman ngikutin aja arah orang-orang pergi. Dan benar saja, gue sekarang ada di kantin, mencari meja yag kosong.
Setelah gue menemukan meja yang kosong, gue bergegas menghampiri meja itu.
Brukk!
Pyarr!
Saat gue hampir sampai di meja itu, tiba-tiba ada orang menabrak dari arah belakang.
Rasa panas menjalar di bahu kanan gue.
"sttt..."
"ehhh sorry... Gue kira nggak ada orang tadi" celetuk orang yang menabrak.
Ini perih banget, gue rasa bahu gue melepuh.
"lo sengaja kan?"
"kalau iya emang kenapa! ga terima?" ucap dia dengan senyum menyeringai.
Dia melipat kedua tangannya di atas dada, lalu mendekat "asal lo tau yaa, lo pantas dapetin yang lebih parah dari ini. Jalang." Bisiknya di akhir kalimat.
Gue terdiam membisu, apa tadi kata nya! Jalang?
"cabut" ujarnya lalu pergi dari hadapan gue, di ikuti dua orang di belakangnya.
....Bayangan tadi siang melintas begitu saja.
"kenapa dia sebut gue dengan sebutan itu?"
"apa kita saling mengenal sebelumnya?"
Akhhh!!
Kepala gue sakit, sakit sekali seolah di hantam benda keras.
Ingatan asing terlintas di kepala...
"AYAH LEPASIN GUE?"
"kamu pantas di hukum"
"E-enggak... K-kali ini saja, jangan hukum kai Yah... Kai T-tidak akan melangar perintah Ayah..."
"Tolong berh- akhh!, Kai lelah..."
Hahahaaaa~
Keringat dingin membasahi tubuh.
"itu tadi apa!?"
....Sttt!
Gue mengoleskan salep di luka bakar yang ada di bahu, lukanya cukul lebar, memanjang sampai siku. Setelah mengoleskan salep dengan hati-hati, gue memakai kaos hitam panjang. Gue nggak mau Papa tau luka ini...
Beranjak turun ke bawah untuk makan malam.
"good night Pa!" ucap gue setelah tiba di meja makan.
"good night Son" balas Papa yang masih fokus ke layar ponsel nya.
"Pa!..."
"hmm?"
"kai ingin bertannya sesuatu?"
"tanyakan saja, Son. Papa akan mendengarkan"
"sebelum Kai ke-sini, apa Papa tau apa yang terjadi pada Kai saat berada di rumah Mama?"
Papa beralih menatap gue, dengan tatapan terkejutnya.
Meletakkan benda pipih itu di atas meja, "tidak ada yang terjadi Son." Jawab Papa sembil mengelus rambut gue dengan tangan berurat-nya.
Papa bohong...
"apa ada yang menganggu pikiranmu?" tannya Papa yang gue balas dengan gelenggan kepala.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEL (B×B) END✓
ActionGue Kai. Kainal Ezill seorang yang di paksa mengantikan tokoh utama yang telah pergi. Kisah gue memang sedikit rumit, bisa di bilang gue suka sama orang yang telah menghilangkan nyawa Abang gue dan lebih parannya, dia masih terjebak dengan orang yan...