“langitnya indah ya, Kak?”ucap pemuda yang duduk diatas kursi, kepalanya mendongak sudut bibirnya tertark membentuk senyuman.
“hmm,” dehem seseorang di samping pemuda itu.
“ada yang mengatakan jika seseorang telah tiada maka ia menjadi bintang di langit.” Jemari lentik itu menunjik dua bintang yang bersinar paling terang dari lainya. “apa itu Bang Arya dan Niko?” tanyanya melantur.
Pemuda lain yang setia duduk di samping, melihat arah tunjuk tangan lentik yang sedikit kecil dari tangannya. “kau mempercayainya?”
Pemudah yang di tanya mengalihkan pandangan ke orang yang setia duduk disampingnya. Ia menggeleng. “gue rindu Bang Arya..., gue juga ingin bertemu Niko...,” ucap Kai, ia pemudah itu adalah Kai yang berada di taman rumah sakit bersama Arsel.
Arsel menatap dalam mata Kai, punggung tangan Arsel mendarat di kening Kai, “sudah tidak penas.”
Dengan kesal Kai menghempas tangan Arsel dari keningnya. “Kak Arsel, apaan si?” kesal Kai, bibir yang semula melengking ke atas itu seketika melengkung ke bawah.
Arsel tersenyum puas, ia suka membuat Kai kesal apa lagi melihat wajah cemberut yang menurutnya sangat mengemaskan itu.
“ckk,” Kai berdecik. Ia memutar tubuhnya tidak lagi menghadap Arsel.
“maaf!”
Tidak ada jawaban.
“maaf Kai!”
Masih tidak ada jawaban.
“maaf Kainal Ezill Bramasta.”
Kai menghela nafas, ia memutar badanya lagi menghadap Arsel. “oke gue maafin lo, tapi ada syaratnya!”
Dahi Arsel sedikit mengkerut. “apa itu?”
Kai mengeser badanya mencoba mengikis jarak mereka, wajah Kai terlihat serius. Arsel yang di tatap dengan intensif mencoba menetralkan detak jantungnya yang terasa berdetak cepat. Jarak mereka sangat dekat Kai merasa suhu lebih dingin dari tadi.
“beritahu gue siapa orang yang Kakak sukai?”
“apa kau ingin sekali tau?” Arsel suka Kai yang menantang, kali ini Arsel yang mendekatkan wajahnya sampai-sampai hidung keduanya saling menyentuh.
“tentu saja!” jawab Kai sedikit was-was.
Arsel tersenyum ia ingin lebih mengoda Kai. “cium dulu baru gue beritahu!!”
Pipi Kai seolah terbakar, ia mengalihkan wajah mencoba bergeser menjauh dari Arsel, astaga jantungnya seolah ingin lepas. wajahnya meronah bibirnya mencoba menahan senyuman.
Setetes air mengenai pelipis Kai, hujan datang dengan tiba-tiba merusak suasana dua insan yang sedang tergoda yang namanya cinta.
Arsel melepas jaket yang ia kenakan. Arsel suka sekali memakai jaket, bukan tanpa alasa. Ia mencoba menutupu bekas luka yang ada di lengan.
Menjadikan jaket itu sebagai payung untuk melindungi tubuh Kai. Mereka buru-buru masuk ke dalam, Jika tidak tubuh mereka akan semakin basah karena hujan semakin lebat.
....Tubuh Kai kembali panas mungkin itu efek karena terguyur hujan kemarin. Setiap Kai terkena air hujan ia akan demam itu yang membuat Kai tidak menyukai hujan.
Dalam tidur Kai mengumam kata Mama tanpa henti. Tuan Aditama yang baru pulang dari luar Negri tidak tahu harus bagaimana, ini pertama kalinya Kai mencari keberadaan Mira sejak mereka tinggal bersamanya.
Ingatan Tuan Aditama berputar pada sepuluh tahun silam sebelum ia dan Mira berpisah. Dulu setiap putra bungsunya itu demam ia selalu menempel pada Mira, tidak ingin jauh.
Tuan Aditama menghela nafas berat, ia tidak tahu harus bagaimana?
“kenapa putraku terus saja mencari wanita itu?” suara britone dari arah belakang.
“dia membutuhkan sosok ibu!” jawab Tuan Aditama tanpa menoleh ke belakang.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEL (B×B) END✓
ActionGue Kai. Kainal Ezill seorang yang di paksa mengantikan tokoh utama yang telah pergi. Kisah gue memang sedikit rumit, bisa di bilang gue suka sama orang yang telah menghilangkan nyawa Abang gue dan lebih parannya, dia masih terjebak dengan orang yan...