FLASHBACK

639 25 2
                                    

Flashback ON

"Ayah... lepas Yah!..."

Suara petir bergemuru langit mulai mengelap, kilatan petir bagai lampu rusak menambah mencengkam suasana sore itu.

Di sebuah bangunan megah yang terletak di salah satu kompleks perumahan elit, nampak seorang pria paruh baya menuruni anak tangga dengan menyeret seorang remaja yang memberontak, ingin melepaskan diri dari pria itu.

"UDAH BERAPA KALI AYAH BILANG, JANGAN KABUR NIEL! APA SUSAHNYA SI MENURUT?"

Di lemparnya tubuh ringkik itu ke lantai, "jangan terus menerus mengurung El Yah, El juga ingin seperti anak lain!"

Tuan Devan lebih suka memanggil Kai dengan sebutan Niel atau El. Entahlah menurutnya nama itu lebih cocok untuk putra tirinya.

Pria paruh baya yang tak lain adalah Tuan Devan Ayah tiri Kai, menarik kasar rambut Kai hingga beberapa helai terlepas paksa. "jangan menjadi anak pembangka."

"kamu di sini cuman numpang, jadi turuti semua peraturan Ayah!" bisik Tuan Devan di telinga Kai.

Kai menatap tajam Tuan Devan, yang di tatap membalas tak kalah tajam, "sudah berani melawan rupanya?" Darah Tuan Devan mendidih urat nadinya nampak menonjol.

Plak!
Satu tamparan mendarat di pipi Kai, wajahnya tertoleh. "tau kan anak nakal harus di apakan?" Tuan Devan mengusap bekas tamparanyan, Kai menghempas kasar tangan Tuan Devan yang ada di pipinya.

"AYAH MAU APA? MAU MENGHUKUM AKU? SELAHKAN YAH... Aku udah terbiasa dengan semua hukuman yang Ayah berikan." Suara Kai meninggi, Kai lelah dengan semua peraturan Ayahnya.

Jari-jari Tuan Devan mengepal sempurnah, amarahnya sudah tidak bisa ia tahan. "mau dihukum kan? Baiklah terima semua hukuman yang Ayah berikan!"

Tuan Devan melepas ikat pingangnya.

Cetar!

Cetar!

Cetar!

Di cambuknya tubuh ringkih Kai yang masih terbalut pakaian. Kai tidak meringis, luka cambuk bukan apa-apa bagi Kai, ia bahkan pernah menerima yang lebih parah dari ini.

"lepas pakaian mu" perintah Tuan Devan.

Kai melepas pakaian membaluti tubuh putihnya, tubuh itu penuh dengan banyak luka yang mulai mengering dan ada yang masih basah.

"semua!" ucap Tuan Devan yang membuat mata Kai terbelalak. Pasalnya setiap kali Tuan Devan menyiksanya, ia hanya akan disuruh melepas bagian atas pakaiannya saja.

"APA KAU TIDAK DENGAR! LEPAS SEMUA PAKAIANMU..." bentak Tuan Devan.

Kai hanya terdiam kaku, ia tidak tau harus bagaimana, jujur ia malu tidak pernah ada seseorang pun yang melihat tubuhnya dengan sangat jelas.

Tuan Devan mengeram. Kai mulai ketakutan melihat Tuan Devan menghampiri dan mencoba melepas paksa celana pendek yang ia kenakan. Kai terus saja menolak tapi Tuan Devan seakan tuli..

Pakaian bawah Kai sudah terlepas, semua pakaian yang Kai kenakan di lempar jauh oleh Tuan Devan. Tubuh indah itu sangat jelas di mata Tuan Devan. Kai sangat malu ia ingin menangis saja. Apa yang Ayahnya ingin lakukan ia takut.

Tuan Davan menelan ludah kasar, mulai melepas satu persatu pakaian yang ia kenakan.

"Ayah mau apa?"

"menghukummu dengan cara lain..."

"JANGAN SENTUH GUE ANJ*NG"

Semua terjadi begitu saja, Tuan Devan dengan tega menyetubuhi Kai.

Setelah ia puas memakai Kai, ia lalu menyuruh lima bawahanya untuk mengiring Kai, menikmati setiap lekukan tubuh putra tirinya.

Tuan Devan menyiksa, menyetubuhi, mengurung Kai di ruang bawah tanah yang biasa ia gunakan untuk menyiksa Kai. Untuk pertama kalinya Tuan Devan merasakan tubuh Kai, setiap hari ia memakai Kai bersama bawahan lain yang berjumlah puluhan orang. Tuan Devan melakukan aksi bejadnya selama seminggu lebih. Nasib tak beruntung Kai karena sang Mama sedang dinas di keluar kota untuk waktu yang lama.

Sepertinya Tuhan ibah dengan apa yang di alami Kai. Nyonya Mira pulang lebih cepat, waktu itu rumah nampak kosong, Mira mencari keberadaan Anak dan suaminya sampai ia tak sengaja mendengar suara aneh dari lantai bawah.

Setelah tiba di ruang bawah tanah ia membuka pintu itu, betapa terkejutnya ia melihat pemandangan yang memperhatinkan di balik pintu. Air mata turun membasahi pipi, hatinya sakit melihat pria yang ia cintai dengan binalnya menyetubuhi putranya.

Kai menatap kosong Mamanya, tengorokanya kering, perutnya kosong sejak kemarin belum di isi, Tuan Devan belum memberinya makanan karena sibuk menjamah tubuhnya. Bagian bawahnya sakit terus-terusan di rombak setiap hari oleh berbagai pria termasuk Ayahnya. Ia menyesal sangat-sangat menyesal karena berani melawan.

Kesadaranya menghilang dengan air mata yang terjatuh melihat sang Mama di ujung pintu. Berharap sang Mama berbaik hati menghentikan aksi bedjat pria ini.

Setelah kejadian itu Kai di larikan ke rumah sakit. Mira dan Devan bertengkar hebat, Devan memohon agar sang istri tidak melaporkan dirinya ke polisi. Mira bingung harus berbuat apa, di sisi lain purtanya berjuag mati-matian terbaring lemah di rumah sakit hingga saat ini tak kunjung sadar. Tapi di sisi lain, ia masih sangat mencintai suaminya, ia tidak tega memenjarakan sang suami.

Satu bulan berlalu Kai tersadar dari tidur panjangnya, ada yang berbeda dengan anak itu. Kai dulu sangat ceria berbeda dengan sekarang yang pendiam, mata berbinar dengan senyum indah dulu tergantikan dengan mata teduh yang menatap kosong beserta bibir mengkeret kebawah. Bahkan Kai sama sekali tidak mengingat kejadian waktu itu.

Dengan egois Mira mencabut semua tuntutan yang ia berikan, sementara itu ia mengirim Kai ke mantan suaminya. Tuan Aditama di buat kebingungan, pasalnya dulu sang mantan istrinya, Mira sangat melarang Kai untuk bertemu dengan dirinya sejak perceraian 10 tahun lalu, berbeda dengan sekarang yang dengan suka rela menyerahkan Kai untuk tinggal bersama dirinya.










....

ARSEL (B×B) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang