"Manusia memang tumbuh dengan luka, tapi mengapa ada beberapa orang yang memiliki hidup tanpa sedikitpun luka. Jika bisa memilih, aku tak ingin terlahir di kehidupanku saat ini."
•
•
•
•Dugh...
Bugh...
Bugh...
Tendangan dan pukulan melayang di tubuh dan wajah gue.
“AYO BANGUN BANGSAT!!”
Wajah gue lebam, badan gue sakit, tangan gue patah akibat ulah mereka.
Dinding dingin gudang sekolah menjadi saksi betapa bengisnya orang-orang ini menyiksa tanpa ampun.
“a-apa salah, g-gue?”
“BANYAK, setelah gue puas siksa lo... gue bakalan beritahu, semua kesalahan lo?”
“ikat.” Kedua orang di sebelahnya menurut, mengikat tubuh lema gue di atas kursi tua. Ingin melawan tapi percuma, gue akan kalah dengan mereka ber tiga.
Orang itu mencekram dagu gue, sampai mendongak menghadapnya. “gue harap lo bertahan sampai akhir”
Plak
Sebuah tamparan mendarat, rasa panas menjalar di pipi kiri.
“A-Akhhh!!” kepala gue mendongak, seolah rambut gue di paksa lepas dari akar.
“lo cantik, tapi sayang... tubuh lo udah pernah di pakek,” senyum tipis terukir di wajah dinginnya.
“tapi tidak apa... kita akan bersenang-senang... gue akan bikin lo mendesah.” bisiknya di akhir kalimat. Ia membelai tubuh gue menyentuh leher, pinggang, hingga paha.
Gue mengigit bawah bibir, menahan suara desahan.
“kenapa nangis? kita bahkan belum memulai...”
“T-tolong... lepas...”
“Hahaha...” tangannya yang tadi nya berada di paha, kini membelai wajah gue, menghapus air mata di pipi.
“Tidak semudah itu, Kai.”
Dia memundurkan tubuhnya, “lucuti pakaiannya.”
Deg
Mata gue melebar sempurna...
“apa kita perlu sejauh ini, Bar?” tanya salah satu dari mereka.
“iya, dia pantas mendapatkan ini semua.”
Orang itu mengangguk lalu mereka ber dua mendekat... membuka paksa seragam yang gue kenakan. Gue mencoba melawan tapi itu sia-sia, gue kecewa sama diri gue sendiri. Karena... nggak bisa menghentikan aksi bejad mereka.
....Tubuh gue terkapar di lantai gudang tanpa sehelai benang pun, bau-bau cairan menjijikan itu tercium menyengat di hidung. Semua pakaian sudah berceceran di lantai, dengan bercak darah yang ada di seragam putih itu.
mengapa mereka melakukan ini semua?
Memandang langit-langit gudang yang gelap dengan sedikitnya penerangan dari jendela yang tak tertutup sempurna.
Badan gue sakit semua, bahkan bagian belakang gue perih. Itu semua tidak sebanding dengan rasa sakit yang tertancap di hati, gue merasa hina terhadap diri gue sendiri.
Meski sakit, gue mencoba bangkit mencari pakaian dengan tubuh gemetar.
Memakai pakaian itu, perlakan-lahan berdiri. Bagian belakang gue semakin sakit saat di buat berjalan. Dengan sedikit tenaga gue memaksa berjalan meningalkan gudang kotor ini.
....“Abang!...”
“mengapa mereka melalukan ini semua pada Kai, Bang?”
“Kai bahkan membenci diri Kai sendiri.”
“beritahu Kai satu alasan saja untuk tetap bertahan di dunia ini.”
“Kai, adik abang yang paling abang sayangi” Bang Arya mengelus surai rambut gue.
“bertahan sedikit lagi ya, Dek...”
“untuk apa Bang! Kai di sini saja bersama Abang”
“tidak Dek, ini belum saatnya...”
“...kembali ya Dek, dan jangan lagi mengulangi perbuatan itu lagi.”
Bang Arya sedih ya melihat Kai seperti ini?
“Kai, masih ingin di sini Bang...”
“tidak Kai, tempat kamu bukan di sini. Di sana masih ada Papa yang harus kamu temani. Kamu mesih ingat bukan, pernah berjanji pada Abang, jika akan temani Papa di sana.”
“Jika kamu ikut Abang lalu Papa bersama siapa?” gue terdiam...
Bang Arya mengengam kedua tangan gue, “Adek jangan khawatir ya, di sini abang tidak sendirian. Abang bersama seseorang di sini.”
“siapa dia Bang?”
“kamu tidak perlu tahu, yang pasti dia mirip sekali denganmu...”
“sekarang Kai balik ya? Papa sudah lama menungu di sana, Dek...”
Gue mengangguk ragu, “tapi Abang janji dulu jangan pernah ada yang mengantikan posisi Kai di hati Abang ya? sekalipun dia mirip dengan Kai.”
Senyum lebar tercetak indah di bibir Bang Arya, “iya Kai, Adik Abang satu-satunya.”
Setelah itu semua gelap...
Gue membuka mata perlahan, bunyi mesin EKG terdengar di telinga.
Tempat ini! Kenapa gue ada di sini?
“son, kamu sudah sedar! Apa ada yang sakit?”
“P-papa...”
....
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEL (B×B) END✓
AksiGue Kai. Kainal Ezill seorang yang di paksa mengantikan tokoh utama yang telah pergi. Kisah gue memang sedikit rumit, bisa di bilang gue suka sama orang yang telah menghilangkan nyawa Abang gue dan lebih parannya, dia masih terjebak dengan orang yan...