NAIK MOTOR

954 51 2
                                    

Tibahnya di mansion kita langsung makan malam, bersama dengan Papa yang sudah pulang lebih dulu.

Makan dengan keheningan tidak ada yang bersuara.

“apa hari mu menyenangkan, Son?”

“tentu, Pa. Kak Arsel membawaku mengamen di alun-alun kota.”

“hahahaa. Bangus Arsel, sering lah membawah putra om keluar, supaya dia tidak bosan di mansion, ” ucap Papa tertawa lepas.

“iya, Om”

“Pa. Apa aku harus bersekolah?” tanya gue. Setelah ingatan gue kembali beberapa hari lalu, entah kenapa gue takut untuk kembali ke sekolah.

“kepetusan ada di tangan mu, Son. Jika kamu tidak ingin, Papa akan carikan guru privat untukmu.”

“Kai ingin homeschooling.”

Papa mengangguk, tersenyum. “baiklah,” ucap Papa, mengelus lembut rambut gue.

Mulai hari ini Kak Arsel banar-benar tinggal di sini, ada rasa senang karena gue bisa tinggal bareng Kak Arsel, gue rindu masa kecil kita.
Kak Arsel menempati kamar tamu yang ada di lantai dasar.

....
Matahari terbit dari timur, sinarnya menembus gorden kamar. Mulai hari ini gue nggak sekolah lagi karena Homeschooling.

Ini sudah pukul 10 pagi.

“apa Papa sudah berangkat kerja?”

Gue turun ke lantai dasar, di ruang tamu ada Kak Arsel yang sedang menatap layar laptop. Kak Arsel sangat fokus.

“Kak, ga sekolah?”

“enggak, gue hari ini sibuk,” jawab Kak Arsel yang masih bergelut dengan laptop nya.

Gue duduk di sofa, dapat gue lihat dengan jelas apa yang di kerjakan Kak Arsel.

“apa Kak Arsel Hecker ya?” batin gue.

“woww Kak Arsel hebat bisa meretas sistem. Perusahaan siapa itu kak?”

“orang jahat, dia tidak pantas mendapatkan itu semua.”

Gue tidak menyangka jika Kak Arsel sehebat ini, “ajari gue dong Kak?”

“tidak perlu, udah ada gue.”

“hahh, maksudnya?”

“lo belum makan kan? Udah sana.”

“ihhh, iya iya.”

Dengan langkah malas gue berjalan ke ruang makan.

....
Gue bosan. Kak Arsel juga masih sibuk dengan laptopnya.

“Kak.”

“kenapa hmm?”

“gue bosan.”

Jari yang semula bergelut dengan kaybord laptop kini menutup sempurna layar itu. “mau pergi ke luar?”

Gue mengangguk semangat, “ayok.”

“bersiaplah, gue tunggu 10 menit”

“siap Kak.”

10 menit kemudian gue udah siap, dan udah mandi juga.

Kali ini kami menggunakan motor milik Kak Arsel, menikmati indahnya kota di siang hari. Cuacanya cukup panas tapi itu tidak menghalangi kami. Gue suka ini, gue suka saat Kak Arsel membawah motor dengan cepat, dengan eloknya menyalip kendaraaan lain.

“apa gue harus belajar naik motor ya?” batin gue.

“KAK” teriak gue, takutnya Kak Arsel ga denger.

“kenapa?”

“AJARIN GUE NAIK MONTOR DONG.”

“nanti.”

Gue pikir Kak Arsel ga mau, ternyata mau. Yess...











....

ARSEL (B×B) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang