Dentungan sendok dan gerbu mengisi sunyinya pagi ini.
“Pa!” ucap gue setelah menyelesaikan makan pagi.
“kenapa Son?”
Gue menggigit bawah bibir melampiaskan kegugupan ini. “boleh nggak jika Kai homeschooling saja?”
“memangnya kenapa Son? Apa kau tidak suka sekolah yang Papa pilihkan?” tannya Papa.
Gue menggeleng kecil, “bukan itu Pa, hanya saja Kai--”
“sekolah umum saja, Kai. Papa ingin anak Papa merasakan masa-masa remajanya. Seiring berjalannya waktu kamu juga akan mendapatkan teman, jadi tidak perlu takut.”
“tapi Pa!”
“Papa sudah memilih-kan mu sekolah yang terbaik, Kai. Papa tidak ingin mendengar alasan apapun darimu.”
Gue menghelang nafas berat. Jika papa sudah berbicara begini, gue bisa apa?...
....Entah kenapa hari ini perasaan gue nggak enak, apa karena hari ini hari pertama gue masuk sekolah yah? Apa mungkin ini karena gue nggak pernah sekolah umum, sejak Papa dan Mama berpisah?
Entahlah...
Dengan langkah lebar gue turun dari mobil, memasukki gerbang sekolah yang bertuliskan SMA Aries Galaksi (SMARLA)
“Ini gue harus kemana?” Gumam gue kebingungan.
“kata Papa ke ruang... kepala sekolah. Tapi di mana, ini luas banget...” ujar gue menyadari sekolah ini yang terlihat luas, apalagi gue anak baru di sekolah ini.
“tanya aja kali ya?” Gue menoleh ke kiri, ke kanan mencari target.
Gue tersennyum senang setelah menemukan seseorang yang sedang membawa tumpukkan buku di tangannya. Tanpa lama-lama gue menghampiri orang itu.
“boleh nanya nggak?” ucap gue ke orang itu.
“enggak, sorry gue sibuk.”
“ck, pelit amat,” decit gue. “Apaan si, sok dingin banget jadi orang” batin gue.
“lurus aja nanti ada pintu warna coklat di sebelang kiri.” ucap orang itu.
Ketika gue mau berucap trimakasih orang itu udah pergi nyelonong begitu saja. “nggak ada pilihan lain, selain mencoba.” Dan benar saja jika ruangan itu adalah ruangan yang gue cari. Emang aneh tu orang.
Tok tok tok
“masuk”
Setelah mendapatkan izin, gue pun masuk.
“kamu murid baru bukan?” tanya seorang pria paruh baya yang berada di ruangan ini. Di sini juga ada orang lain yang membelakangin gue.
“iya, pak”
“kamu masuk ke kelas XI MIPA 1. Aksa tolong antar nak Kai ke kelasnya”
Orang itu berbalik, dapat gue lihat jelas wajahnya, ohh ternyata orang tadi. "_"
“baik pak” jawab orang itu yang ternyata bernama Aksa.
Setelah kita pamit, si Aksa pun nganterin gue ke salah satu kelas yang berada di lantai dua. Gue berjalan di belakangnya tanpa sadar sudah berada di dalam kelas.
“permisi Bu, dia murid baru di kelas ini”
“iya, terima kasih nak Aksa.” Ucap seorang wanita berambut pendek.
Aksa berjalan melewati gue pergi dari sini. “silahkan nak, perkenalkan dirimu” ujar guru itu mempersilahkan.
Gue mengangguk, berdiri menghadap siswa/siswi yang menatap. “perkenalkan nama gue Kainal Ezill, gue-”
“lo nggak punya bapak ya? Kok nggak pekek marga, atau... lo anak pungut?” celetuk laki-laki yang duduk di meja paling belakang.
Hahahahahaa...
Bukannya gue nggak punya marga. Tapi gue bingung harus memakai marga yang mana?
“suda hentikan” suara guru itu menghentikan tawa mereka. “kamu, duduk di meja yang kosong di sana. Ohh iya nama saya Nina, wali kelas kamu” tunjik Bu Nina di meja yang masih kosong.
Gue mengangguk berjalan duduk di kursi itu.
Duk...
Seseorang menendang kursi yang gue duduki, gue menoleh ke belakang melihat seseorang yang tersenyum menyeringai.
....Tanpa terasa bel istirahat berbunyi, semua orang sudah pergi ke kantin, kecuali gue dan beberapa orang yang yang masih mengobrol.
Brak
Meja gue di gebrak oleh seseorang yang tiba-tiba datang dari balik pintu. “lo Kai kan?” tanya orang itu.
“iya.”
Orang itu tersenyum tipis. “persiapkan diri lo, kita akan sering bertemu.” Ujarnya lalu pergi.
“Apaan si nggak jelas banget” batin gue.
“ehh anak baru” panggil seseorang dari belakang.
Gue menoleh, di sana ada empat laki-laki dengan ekspresi datarnya, “lo kenal Bang Bara?” tanyanya.
“enggak”
“ohh, yaudah semangat ya” ucapnya lagi.
Apa coba maksudnya!...
....
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEL (B×B) END✓
AksiyonGue Kai. Kainal Ezill seorang yang di paksa mengantikan tokoh utama yang telah pergi. Kisah gue memang sedikit rumit, bisa di bilang gue suka sama orang yang telah menghilangkan nyawa Abang gue dan lebih parannya, dia masih terjebak dengan orang yan...