SEMUA

1.7K 92 0
                                    

POV KAI
Gue merasa bodoh, karena tidak mengingat apa yang sebenarnya terjadi pada diri gue sendiri.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Kenapa gue ada di sini?

Dan mengapa Papa menyembunyikan semua itu?

“son?”

Gue menoleh ke asal suara. “kenapa melamun, hm?” tanya Papa.

gue menggeleng-kan kepala

Tangan papa terangkan dan menyentuh tangan gue yang terbebas deri infus.

“apa ada yang mengganggu-mu di sekolah?” tanya Papa tiba-tiba.

Mengapa Papa menanyakan hal itu?

“tidak ada”

Papa menghela nafas pelan, “Papa tidak akan memaksamu, jika kau ingin homeschooling sa--”

“tidak Pa, Kai ingin sekolah saja.”
....

Hampir tiga minggu gue ada di sini dan gue masih belum ingat apa yang sebenarnya terjadi, sampai-sampai gue masuk rumah sakit dengan keadaan luka di mana-mana.

Saat ini gue berada di dalam mobil, iya hari ini gue pulang. Papa tidak bisa mengantar karena ada urusan penting, entah apa urusannya gue nggak tau.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Gue menurunkan kaca mobil hingga tak terlihat lagi. Hembusan angin menerjang wajah menghirup udara dingin di pagi hari ini, kebetulan hujan melanda beberapa menit lalu. Namun sekarang sudah berhenti.

Pagi yang biasanya di sambut matahari yang cerah, kini pagi ini cerahnya matahari tergantikan oleh derasnya air hujan.

Memejamkan mata, menikmati hembusan angin yang menerjang wajah.

“tuan muda, sepertinya ada yang mengikuti.” Ucap Paman Hery supir pribadi gue.

Gue membuka mata, dan melihat ke belakang mobil. Benar saja, ada puluhan motor yang mengikuti dari belakang dan samping mobil.

“siapa mereka?”

Salah satu dari mereka memajukan motornya hingga tepat berada di samping gue. Orang itu menaikkan kaca helm nya. “jangan khawatir, kita hanya menjalankan tugas.” Beritahu orang itu.

Gue mengernyitkan dahi, “siapa kalian?”

“nanti juga tau.” Jawabnya.

Kenapa di kota ini banyak orang aneh si?...

Dan benar saja mereka mengikuti sampai depan gerbang mansion, lalu pergi entah kemana.
....

Gue bosan terus-menerus di mansion tanpa melakukan hal menyenangkan di luar.

“Pa! Kai ingin sekolah besok? Kai bosan di mansion terus.”

Papa duduk di pinggir ranjang gue dan mengelus lembut surai rambut gue. “lusa saja, Son. Kau belum sembuh sepenuhnya.”

Gue memajukan bibir, “tidak Pa, besok Kai ingin sekolah titik.”

“tidak, Son.”

“kenapa!! sejak Kai keluar dari rumah sakit kenapa Papa berubah?... ada yang Papa sembunyikan ya dari Kai.”

“... BERITAHU KAI, PA!... APA YANG SEBENARNYA TERJADI WAKTU ITU?... MENGAPA KAI MERASA MELUPAKAN SESUATU, PA?... PAPA TAU SEMUANYA BUKAN!?”

Papa hannya diam, tangan yang semula bergerak mengelus surai rambut gue kini berhenti.

“jika Papa tidak mengizinkan Kai bersekolah besok, lebih baik Kai kembali saja ke rumah Mama.”

Hening beberapa detik, sampai suara Papa terdengar, “baiklah, jika itu maumu.”

“-kau akan kembali bersekolah besok.”

Senyum lebar terukir di bibir gue. “terimakasih Pa, Kai sayang dengan Papa.”

“Papa juga menyayangimu, Son.”
....

Jika kalian pikir gue ingin bersekolah lagi karena gue suka sekolah atau gue bosan terus-menerus di mansion! Maka jawabannya salah. Alasan sebenarnya adalah gue ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, gue yakin semua itu berasal dari Sekolah ini SMA Aries Galaksi (SMARLA).

Terbukti dari tatapan mereka, rasa benci yang gue rasakan.

Setiap kali gue melangkah di gedung ini, tidak luput dari pandangan orang-orang. Memang tidak semua tapi kebanyakan dari mereka menatap dengan tatapan yang sama.

Apa gue punya salah sebelumnya?

“EHHH JALANG!! LO MASIH BERANI YA NGINJEKIN KAKI DI SINI??” teriak salah satu orang yang berada di tengah-tengah kumpulan orang-orang berandalan, terlihat dari pakaian mereka yang berantakan.

Mereka semua beranjak dari duduknya, berjalan kemari...

“ckk, gue pikir lo udah mati di tangan lo sendiri.”

“maksud lo apa?”

“nggak usah pura-pura bodoh, gue tau lo nggak se-bodoh itu”

“apa yang lo ketahui tentang gue?”

Dia mendekat mengikis jarak kita, “semua” bisiknya.

Meraih benda pipih yang ada di saku celananya. Membuka layar ponsel, “sial, bagaimana semua bisa menghilang.” gumam-nya yang masih bisa gue dengar.











....

ARSEL (B×B) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang