Prolog

5.7K 289 33
                                    

*Ingat ini hanya cerita fiksi*

Di kebun teh yang megah, di antara barisan hijau yang tak berujung, sebuah pertemuan tak terduga terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kebun teh yang megah, di antara barisan hijau yang tak berujung, sebuah pertemuan tak terduga terjadi. Seorang lelaki muda, dengan matanya yang dipenuhi oleh keingintahuan dan hatinya yang dipenuhi oleh mimpi-mimpi, tersesat di antara pohon-pohon teh yang berkabut.

Di tengah-tengah aroma segar daun teh yang menari di udara, seperti irama yang mengalun dalam kesunyian, ia melihat sosok perempuan yang hadir dengan kelembutan yang memikat.

Perempuan itu seperti kilauan matahari pagi di antara embun. Dengan langkah yang anggun, dia menyapa lelaki itu dengan senyum lembut yang mencairkan hati.

Tak ada kata yang diucapkan, tetapi dalam tatapan mereka yang saling bertemu, terbentuklah benang-benang pertemuan yang tak terlihat namun begitu kuat.

Namun sang pria memberanikan diri untuk memulai pembicaraan dengan sang perempuan cantik tersebut.

Sang Pria: "Maafkan aku, aku sepertinya tersesat di kebun teh ini. Tapi entah kenapa, rasanya seperti ada keajaiban di udara."

Perempuan: "Tidak apa-apa. Kebun teh memang tempat yang mudah membuat seseorang tersesat. Saya sering merasakan hal yang sama."

Sang Pria: "Apa kamu tinggal di dekat sini?"

Perempuan: "Ya, aku tinggal di desa kecil di sebelah sini. Namaku Marsha, senang bertemu denganmu."

Sang Pria: "Aku Freyandro kamu bisa panggil aku Freya. Senang bertemu juga, Marsha. Aku sebenarnya sedang mencari inspirasi untuk kehidupanku. Bagaimana denganmu? Apa yang membawamu ke kebun teh ini?"

Marsha: "Aku sering datang ke sini untuk bersantai dan menenangkan pikiran. Kebun teh ini memiliki daya tarik yang sulit dijelaskan dengan kata-kata."

Freya: "Benar sekali. Bagaimana kalau kita menjelajahi kebun teh ini bersama-sama? Mungkin kita bisa menemukan beberapa sudut yang indah untuk diabadikan."

Marsha: "Apa kamu serius? Itu ide yang bagus! Ayo kita mulai dari sana."

Freya: "Baiklah. Ayo kita lihat ke mana arah membawa kita. Siapa tahu, mungkin kita akan menemukan sesuatu yang luar biasa di tengah-tengah hijaunya kebun teh ini."

Marsha: "Okee! Aku yakin petualangan ini akan menjadi salah satu yang tak terlupakan."

Freya: "Aku juga yakin."

***

Mereka berdua berbagi keheningan yang nyaman di antara hijauan kebun teh yang tak berujung.

Waktu berjalan dengan lambat, seakan-akan berhenti sejenak untuk memberi mereka kesempatan mengenali satu sama lain dalam diam.

Di bawah sinar matahari yang melintas di antara daun-daun yang menari, pertemuan pertama ini menjadi awal dari kisah cinta yang tak terduga.

Dengan setiap detik yang berlalu, rasa ingin tahu mereka tentang satu sama lain tumbuh seperti tunas-tunas yang merambat di antara pohon-pohon teh.

Dan di antara percakapan yang ringan dan tawa yang melengkapi keheningan, mereka mulai memahami bahwa kebetulan mungkin saja memiliki rencana tersendiri.

Inilah awal dari cerita cinta yang akan mengantar mereka melalui keindahan dan tantangan, di tengah kebun teh yang luas ini.

Namun, hanya waktu yang akan menjawab apakah benih-benih cinta yang ditanam di antara daun-daun teh akan tumbuh menjadi pohon-pohon yang kokoh, atau akan pudar seperti kabut pagi yang perlahan-lahan menyatu dengan langit biru.

Tiba-tiba, seolah dipandu oleh kekuatan yang tak terlihat namun begitu kuat, Marsha mendekat dan mencium Freya dengan lembut.

Rasa hangat dari bibir Marsha itu menyentuhnya seperti belaian yang lembut dari matahari pagi.

Namun, sebelum Freya bisa merespons, Marsha berlari menjauh, membiarkan aroma keharuman bunga-bunga di sekitarnya terbawa oleh angin.

Dengan hati yang berdebar, Freya mengejarnya dengan langkah yang terburu-buru, ingin mengetahui lebih banyak tentang Marsha yang misterius itu.

Namun, di tengah-tengah kebun teh yang luas, langkahnya tergelincir dan ia terjatuh dengan gemetar.

Dan pada saat itu, dunia seakan berhenti berputar, karena ia menyadari bahwa semua itu hanyalah mimpi.

Saat ia membuka matanya, cahaya pagi menyilaukan dan di depannya, ia melihat dua sosok yang dikenalinya dengan baik.

Mereka adalah saudara kembarnya, yang dari tadi berusaha membangunkannya dari tidur panjangnya.

Dengan hati yang masih berdebar dan rasa hangat dari mimpi yang masih terasa, Freya tersenyum, menyadari bahwa kisah cinta di kebun teh yang luas hanyalah bagian dari dunia impian yang indah.

.

.

.

Hallo Aku Fresya.

Ini adalah Cerita pertamaku, semoga kalian suka dengan cerita yang akan kubuat kedepannya. Dukung aku terus biar aku semangat dalam membuat cerita cerita lainnya kedepannya.

Jangan lupa Vote dan Komen yaa!!!!

Tunggu Update aku selanjutnya ya!!!

When We First Met (Fresha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang