Hallo semuanya !!!
Kembali lagi sama aku Fresya
kayanya enak buat up dadakan
Ciee yang nungguin wp ini Update
Semoga kalian suka dengan chapter ini!!!
Jangan lupa vote dan komen ya!!!
Selamat membaca!!!
***
Zee datang dengan terengah-engah
"Loh, Kak! Ngapain di sini?" tanyanya heran melihat kakaknya berada di tempat itu, dengan para pria udah terkapar di sekelilingnya.
Chika mengusap keringat di dahinya.
Ia berusaha mempertahankan ekspresi tenang, meski di dalam hatinya, ia masih merasakan adrenalin dari perkelahian yang baru saja terjadi.
"Nggak ada apa-apa, Zee. Mereka udah kena getahnya." jawab Chika singkat, mencoba menenangkan adiknya.
Zee, yang kini mulai mengerti situasi tersebut, mendekat ke arah orang-orang yang terkapar. Matanya menatap mereka satu per satu, mencoba menahan perasaan bangga yang mulai merayap di dadanya.
"Kalian semua itu udah salah milih lawan" katanya sambil menunjuk ke arah mereka.
" Yang kalian lawan itu adalah petarung Taekwondo sabuk hitam!" serunya dengan nada yang penuh kebanggaan.
Ia menoleh kembali ke Chika dan melanjutkan dengan suara yang lebih rendah, namun tetap dengan nada percaya diri.
"Masih untung kalian dikasih kesempatan hidup sama kakak gw. Kalau gw yang hadapin, udah pasti kalian nggak bakal selamat!" Kalimatnya dipenuhi keyakinan, seolah-olah ia sendiri mampu menandingi kekuatan kakaknya.
Chika hanya bisa tersenyum tipis mendengar kata-kata adiknya. Meski Zee selalu berbicara besar, ia tahu betul bahwa Zee adalah seseorang yang sangat jago berkelahi dibanding dirinya, meski orang - orang tadi membawa bantuan untuk melawan adiknya seorang, dirinya yakin kalau Zee bisa melawan mereka sendirian.
Selain Zee ada juga kedua adiknya lainnya yang ia yakin kalau mereka bisa menghadapi permasalahan yang lebih parah dibanding yang ia hadapi tadi, tetapi dirinya tidak ingin semua itu terjadi .
Setelah perkelahian yang baru saja terjadi, Chika merasa tubuhnya mulai lelah. Tenaganya terkuras habis, dan ia merasa perlu segera meninggalkan tempat itu.
Chika menarik lengan Zee dengan lembut, namun tegas.
"Ayo, kita masuk. Udah cukup, mereka bakal inget ini selamanya." katanya, menarik Zee menjauh dari tempat itu menuju ruang VVIP kembali.
Didalam ruang VVIP
Mereka memasuki sebuah ruangan VVIP di dalam gedung tersebut. Suasana di dalamnya sangat berbeda dengan yang baru saja mereka tinggalkan.
Ruangan itu dipenuhi oleh keceriaan dan tawa, seolah-olah tidak ada yang tahu tentang kekacauan yang baru saja terjadi di luar sana.
Suasana di dalam ruangan VVIP penuh dengan keceriaan.
Flora yang baru saja selesai menyanyikan lagu
"Dudy Oris - Aku yang Jatuh Cinta"
Flora menerima tepuk tangan meriah dari teman-temannya.
Freya bertepuk tangan
"Keren banget, Flo! Suara lo emang nggak ada tandingannya!" ucap freya
Flora tersenyum malu
KAMU SEDANG MEMBACA
When We First Met (Fresha)
RomanceDi kebun teh yang megah, di antara barisan hijau yang tak berujung, sebuah pertemuan tak terduga terjadi. Seorang lelaki muda, dengan matanya yang dipenuhi oleh keingintahuan dan hatinya yang dipenuhi oleh mimpi-mimpi, tersesat di antara pohon-pohon...