Hallo semuanya !!!
Kembali lagi sama aku Fresya
kayanya enak buat up dadakan
Ciee yang nungguin wp ini Update
Semoga kalian suka dengan chapter ini!!!
Jangan lupa vote dan komen ya!!!
Selamat membaca!!!
***
Lulu yang mulai sedikit kesal karena bercandaan Zee tadi, menggertak dengan nada bercanda,
"Del, tahan gue, jangan sampe gue bikin muka mulus mereka jadi ancur kayak aspal jalan raya."
Adel tertawa dan berkata,
"Santai Lu, kita kan di sini buat rencana kita, bukan buat ngeaspal!"
Chris yang merasa situasi mulai memanas dengan canda, segera mengalihkan perhatian.
"Eh, daripada ribut, mending kita main bareng aja. Mau PS5 atau lanjut Valorant kaya semalam?" tanyanya
"PS5 aja, udah lama kita nggak main bareng kalian. Biar nostalgia dikit" jawab Lulu dengan antusias.
Mereka berempat akhirnya duduk bersama, memegang kontroler masing-masing, siap melanjutkan malam yang penuh tawa dan kompetisi seru.
Sesekali mereka masih saling melempar candaan, tapi kali ini, suasana lebih cair dan penuh keakraban.
Setelah semua persiapan untuk bermain FIFA selesai, Lulu dan Chris duduk di sofa dengan kontroler di tangan, siap untuk memulai pertandingan pertama mereka. Lulu tampak serius, meski dia tahu Chris adalah lawan yang tangguh.
Di sisi lain, Chris hanya tersenyum santai, merasa cukup percaya diri dengan keahliannya dalam game sepak bola.
"Siap kalah kagak, Lu?" tanya Chris dengan nada menggoda.
"Eh, jangan ngeremehin gw Chris! gw udah latihan nih" balas Lulu, berusaha menutupi rasa gugupnya.
Pertandingan dimulai dengan Chris memilih tim favoritnya, sedangkan Lulu juga memilih tim andalan yang menurutnya bisa mengimbangi kemampuan Chris.
Di awal pertandingan, Chris langsung mengambil inisiatif menyerang. Dengan gerakan cepat dan umpan-umpan akurat, dia segera mendekati kotak penalti Lulu.
Lulu panik, berusaha mempertahankan gawangnya. Namun, Chris dengan ketenangannya berhasil melewati beberapa pemain bertahan Lulu dan dengan mudah memasukkan bola ke dalam gawang.
Gol pertama Chris membuat skor menjadi 1-0.
"Ez gini, Lu" ujar Chris sambil tersenyum lebar.Lulu menghela napas, merasa tertantang.
"Oke, baru pemanasan bos. Lihat aja nanti!"Lulu kemudian mencoba membalas serangan Chris dengan strategi serangan balik yang cepat.
Dia berhasil menguasai bola dan memulai serangan dari sisi sayap. Lulu menggiring bola dengan hati-hati, mencari celah di pertahanan Chris. Dia mengirimkan umpan silang yang sempurna ke dalam kotak penalti, tetapi Chris berhasil memblokirnya dengan pertahanan yang solid.Pertandingan terus berlanjut dengan intensitas tinggi.
Chris mendominasi permainan dengan penguasaan bola yang baik, tetapi Lulu tidak menyerah. Dia terus berusaha mencari celah di pertahanan Chris. Beberapa kali Lulu hampir mencetak gol, tetapi setiap usahanya digagalkan oleh kiper Chris yang selalu berada di posisi yang tepat.Menjelang akhir babak pertama, Lulu akhirnya mendapat peluang emas.
Dia berhasil merebut bola dari pemain Chris di tengah lapangan dan langsung meluncur ke depan. Dengan kecepatan dan ketangkasan, Lulu mendekati kotak penalti Chris. Dia menekan tombol tembakan dengan penuh keyakinan, dan bola meluncur deras ke arah gawang. Chris mencoba menahan, tetapi bola sudah terlalu cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
When We First Met (Fresha)
Любовные романыDi kebun teh yang megah, di antara barisan hijau yang tak berujung, sebuah pertemuan tak terduga terjadi. Seorang lelaki muda, dengan matanya yang dipenuhi oleh keingintahuan dan hatinya yang dipenuhi oleh mimpi-mimpi, tersesat di antara pohon-pohon...