Shani Indira Natio

874 109 5
                                    

Hallo semuanya !!!

Kembali lagi sama aku Fresya

kayanya enak buat up dadakan

Ciee yang nungguin wp ini Update

Semoga kalian suka dengan chapter ini!!!

Jangan lupa vote dan komen ya!!!

Selamat membaca!!!

***

Freya menegakkan tubuhnya, mengibaskan tangannya yang sedikit kotor. Dia memandang ke arah tubuh-tubuh yang tergeletak di sekitarnya.

Beberapa masih meringis kesakitan, namun tak ada yang berani melanjutkan serangan. Dengan mudah, Freya telah mengalahkan mereka semua tanpa sedikit pun terlihat lelah atau terluka.

Saat pria kurus itu mulai bangkit setelah dikalahkan, dia melemparkan tatapan marah ke arah Freya dan tiba-tiba berteriak keras, 

"Apa lu yakin kalo keluarga lu itu nggak kenapa-kenapa, hah?!"

Ucapan itu langsung menusuk ke hati Freya. Pria itu dengan cepat berlari menjauh, mencoba melarikan diri. 

Namun, Freya tidak tinggal diam. Tanpa ragu, dia langsung berlari dengan kecepatan penuh, mengejar pria tersebut melewati lorong pasar yang mulai sepi. Suara langkah kaki Freya 

tap, tap, tap! 

menggema, semakin dekat dengan pria itu.

Dalam beberapa detik, Freya berhasil menyusulnya. 

Dengan sekali tarik, Freya mencengkeram kerah pakaian pria itu dengan kuat dan menyeretnya ke arah dinding. 

DUGHH! 

tubuh pria itu menabrak tembok dengan keras, terperangkap dalam genggaman Freya yang tak memberi ampun.

Freya menatap pria itu dengan mata yang tajam dan penuh kemarahan. Wajahnya dingin, tak lagi menunjukkan kebaikan seperti sebelumnya. 

"Awalnya, gue berniat ngelepasin lu ya" ucap Freya dengan suara rendah dan menakutkan, 

"tapi karena lu udah berurusan dengan keluarga gue, jangan harap lu hidup dengan tenang. Mulai sekarang!"

Ekspresi Freya begitu dingin dan mematikan hingga pria itu langsung gemetar. Mata pria itu melebar, ketakutan melihat aura Freya yang begitu mengancam. Napasnya tersengal-sengal, dan dia berusaha berbicara, namun tak ada suara yang keluar. Ketakutan telah mengunci lidahnya.

Tanpa membuang waktu, Freya menarik paksa pria tersebut. Dia menyeretnya melewati lorong pasar, tak peduli dengan rintihan pria itu. Freya hanya ingin memastikan bahwa keluarganya baik-baik saja, terutama setelah ancaman pria itu tadi.

Saat Freya mendekati area utama pasar, suasana di sana benar-benar berbeda dari sebelumnya. Pasar yang tadi ramai kini kacau balau. Banyak orang terkapar di mana-mana—beberapa ibu-ibu berteriak kebingungan, para pedagang panik, dan beberapa terlihat sedang membantu orang-orang yang terluka.

Di tengah kekacauan itu, Freya melihat sosok Shani dan Chika. Mereka tampak sedang berbincang dengan tim keamanan yang mengenakan seragam dari perusahaan Natio, serta beberapa polisi yang baru saja tiba di tempat kejadian.

Freya melepaskan pria itu di depan mereka, membuat polisi dan petugas keamanan segera beralih memperhatikan pria tersebut. Wajah pria itu pucat pasi, ketakutan luar biasa masih tergambar jelas di matanya.

Chika yang melihat Freya segera berlari mendekat. 

"Fre, kamu gak apa-apa?" tanyanya dengan nada khawatir, meskipun wajahnya memperlihatkan rasa lega melihat adiknya kembali.

When We First Met (Fresha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang