Movember 1

1.7K 88 40
                                    

Brak!

"Anjing emang tuh cowok!" umpat seorang gadis cantik setelah mendaratkan tubuhnya pada sofa dengan cukup keras.

"Baru juga pertemuan pertama, udah banyak ngatur ae! Amit-amit gue punya lakik kek tuh orang! Hih!" rutuknya dengan raut wajah penuh kekesalan.

Kemudian dia menghela napas panjang dan berat. Padahal dia hanya keluar rumah belum ada 2 jam, tapi sudah seperti keluar berjam-jam yang sangat menguras energinya. Oh, bukan hanya energinya saja yang terkuras, tapi emosinya ikut terkuras.

Bagaimana tidak?

Tadi dia bertemu dengan seorang pria yang dia kenal dari sebuah aplikasi dating. Niatnya bertemu hanyalah untuk berkenalan dan melihat, seperti apa pria yang akan menjadi 'calon pacar'-nya. Akan tetapi, setelah bertemu rasanya dia tidak ingin berkenalan lebih jauh. Orangnya amat sangat menyebalkan dan menyulut emosinya!

"Gue pikir ada maling. Soalnya dari kamar gue denger suara gedebuk gede banget." Tiba-tiba seorang perempuan datang dari arah kamarnya, berjalan mendekatinya.

"Muka lo kenapa, Yes? Kusut amat kayak gak disetrika dua hari," celetuk perempuan yang rambutnya dicepol itu.

Perempuan yang datang-datang langsung mengumpat tadi—Kayesha, menatap sahabatnya dengan penuh emosi. Kemudian, dia mengubah posisi duduknya agar berhadapan dengan sahabat dari zaman zigot-nya itu, dan bersiap untuk bercerita.

***

Kayesha sudah dongkol setengah mati karena lelah menunggu seseorang hampir 1 jam lamanya. Orang yang dia tunggu-tunggu tak kunjung datang, padahal ini sudah lewat dari waktu mereka janjian.

"Dia pikir, dia doang apa, ya, yang punya urusan? Kalo emang mau dateng telat, seenggaknya kasih kabar kek! Berasa lagi nungguin presiden gue," gerutu Kayesha yang entah sudah ke berapa.

Sesekali matanya melirik ponselnya, guna melihat waktu yang terus berjalan. Bagi seorang Kayesha Apriliani, waktu adalah emas, dan orang yang akan dia temui kali ini sudah mendapat minus darinya!

"Kayesha Apriliani?" Suara husky terdengar setengah jam kemudian. Kayesha mendongakkan kepalanya untuk melihat, siapa orang yang menyebut nama lengkapnya.

Anjir, kok ganteng?! batin Kayesha yang terpesona akan ketampanan pria di depannya itu.

"Iya, benar. Mas Pradika, bukan?" tanya Kayesha setelah berhasil mengenali pria itu. Pria yang sama yang memiliki janji temu dengannya di sebuah aplikasi dating.

Pria bernama Pradika itu mengangguk, kemudian langsung duduk di depan Kayesha. "Maaf saya datang terlambat. Tadi ada rapat dadakan di kantor dan saya lupa untuk mengabari kamu," ujar Pradika dengan raut bersalahnya.

Kayesha tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Iya, Mas. Nggak apa-apa." Sangat mulus sekali alibinya. Seperti lupa, siapa tadi yang menggerutu karena waktunya sudah terbuang sia-sia?

Awalnya, percakapan mereka berjalan dengan mulus. Pun juga Kayesha yang merasa bahwa, pria yang di depannya saat ini adalah pangeran berkuda yang ditakdirkan untuknya. Sudah tampan, mapan, sangat menjaga kesehatan, pokonya nilai plus Kayesha berikan padanya. Namun, semakin intens percakapan mereka, semakin terlihat pula sifat asli dari Pradika.

"Saya gak mau basa-basi lebih banyak lagi. Sebentar lagi saya ada pertemuan dengan investor di dekat sini. Jadi, bagaimana keputusan kamu, Kayesha?" tanya Pradika sambil memandang serius Kayesha. Tidak, sih, sebenarnya sedari tadi mereka berbincang, juga raut wajah Pradika datar dan serius. Bercanda sedikit, itu pun Kayesha yang melontarkan.

movemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang