Movember 26

286 32 5
                                    

Kayesha melamun. Dengan tangan yang bersandar pada kaca mobil dan mata yang menatap kosong ke arah jalanan. Dia terpaksa meminta Diana untuk menjemputnya daripada diantar oleh Kama. Setelah perbincangannya dengan keluarga semalam, Kayesha langsung mendiami seluruh keluarganya. Bahkan dia tak banyak bicara ketika sarapan tadi dan langsung pergi menuju kamarnya tanpa bersuara sedikit pun.

Belum reda pikirannya tentang kejadiannya bersama Bhumi kemarin, ditambah lagi kabar mengejutkan dari Papa Keenan semalam. Dia langsung paham, bahwa intisari Papa Keenan meminta semua keluarga berkumpul semalam adalah untuk membahas rencana konyolnya itu.

Perjodohan di zaman yang sudah sangat modern ini? Kayesha, sih, masih bisa mentolerir dan berpikir ulang jika pria yang akan dijodohkan dengannya bukan Bhumi—mantannya! Bagaimana bisa Papa Keenan memiliki rencana konyol seperti itu?

"Papa nggak mau kamu salah dalam memilih pasangan, Nak." Kayesha hanya bisa diam, sebab dia paham bagaimana perasaan Papa Keenan sebagai orang tuanya.

"Oleh karena itu, Papa dan Mama sudah sepakat untuk menjodohkan kamu dengan seseorang," ungkap Papa Keenan yang langsung membuat Kayesha terkejut bukan main. Belum sampai di situ rasa terkejutnya, Papa Keenan langsung mengimbuhi, "Dengan Bhumi, Respati Bhumi Nawasena."

Detik itu juga rasanya detak jantung Kayesha tiba-tiba berhenti. Yang benar saja?

Jika yang disebut Papanya itu orang lain, maka Kayesha bisa berpikir ulang dan bisa menyetujui untuk bertemu pertama kalinya, saling mengenal dan kemudian bisa memutuskan akhirnya. Akan tetapi dengan Bhumi? Mantan kekasihnya yang sudah membuat Kayesha seperti orang gila 3 tahun terakhir?

Lantas Kayesha langsung tertawa, menganggap bahwa Papa Keenan sedang bercanda. "Papa must be kidding." Setelah tawanya mereda, Kayesha berkata, "Sepertinya Papa sudah kena virus melawak dari Abin, makanya Papa bisa ngomong begitu."

"Papa nggak bercanda, Kayesha. Papa, Mama, dan Kama sudah membicarakan ini dari lama. Bahkan Bhumi juga mengetahui rencana perjodohan ini," ucap Papa Keenan yang langsung membuat Kayesha terdiam.

Menatap satu per satu anggota keluarganya, kecuali Abin yang tengah menginap di rumah temannya. Kemudian Kayesha tersenyum miring dan berkata, "Kalau begitu aku dengan tegas akan menolaknya, Pa. Aku bisa mencari pria lain daripada harus menikah dengan Bhumi, pria yang sudah menghancurkan hatiku tiga tahun lalu, bahkan sampai hari ini."

Kayesha beranjak dari tempatnya berniat untuk pergi ke kamarnya. Namun sebelum itu, dia kembali bersuara. "Kalian lihat sendiri bagaimana gilanya aku mengemis cinta ke Bhumi tiga tahun lalu, dan hari ini kalian ingin aku menikah dengan dia? Jika di dunia ini hanya tersisa Bhumi satu-satunya pria, maka aku akan pilih untuk melajang seumur hidupku!" tolaknya secara mentah-mentah dan pergi ke kamarnya.

Meski Papa Keenan belum selesai berbicara, tapi Kayesha sudah tak ingin mendengar jika itu menyangkut Bhumi. Bahkan hanya dengan mendengar namanya saja, Kayesha sudah muak. Kemudian dia tertawa tak menyangka, kemudian menggigit bibir bawahnya.

"Kita ke Nawasena Production sekarang, Di," pinta Kayesha pada Diana yang tengah menyetir. Meski Diana terkejut akan permintaan bosnya, tapi dia tetap memutar setir menuju ke Nawasena Production—tempat di mana Bhumi bekerja.

Dengan rahang yang mengeras dan kedua tangannya yang saling meremat, Kayesha benar-benar siap untuk kembali bertemu dengan Bhumi. Kali ini tidak ada raut sedih maupun kecewa, tapi dengan raut benci dan penuh emosi.

Sampai di rumah produksi yang sudah melahirkan banyak film hingga tembus kancah internasional itu, Kayesha dengan langkah yakin masuk ke dalamnya, diikuti Diana yang berjalan di belakangnya. Beberapa orang yang sedang di lobi gedung itu menatap Kayesha kaget dan tak percaya. Setelah bertahun-tahun tak bertemu, tiba-tiba Kayesha kembali memijakkan kakinya ke Nawasena Production. Di rumah produksi ini siapa yang tak mengenal sosok Kayesha Apriliani?

Memiliki panggilan Bu Kayesha Nawasena dari para karyawan Nawasena Production, saking seringnya ia datang ke mari hanya untuk menemui atau menemani Bhumi bekerja. Menjadi pasangan idaman sejuta umat, namun begitu kabar putusnya menyebar, mereka menjulukinya sebagai hari patah hati sedunia.

"Katakan pada Pak Respati bahwa Bu Kayesha sedang ingin bertemu dengannya sekarang juga," pinta Kayesha pada seorang resepsionis. Di dunia kerja, Bhumi memang kerap disapa Respati.

Resepsionis tersebut tanpa bantahan langsung menelepon sekretaris Bhumi untuk menyampaikan pesan dari Kayesha. Tak butuh lama meminta izin ke ruang direktur, Kayesha langsung diperbolehkan menuju ruangan Bhumi.

"Bapak sedang ada di ruangannya, Bu. Ibu Kayesha bisa langsung naik ke atas," ujar resepsionis yang mendapat balasan anggukan kecil dari Kayesha.

Beberapa orang yang mengenalnya langsung menundukkan kepala mereka dengan penuh hormat. Meski Kayesha sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi dengan bos mereka, tetap saja Kayesha berasal dari keluarga terhormat di negeri ini. Kayesha menggunakan lift khusus petinggi yang langsung mengarahkannya ke ruangan Bhumi. Begitu sampai di depan ruangan Bhumi, sekretaris Bhumi—Osvaldo Saputra atau yang biasa disapa Aldo—menyambut kedatangan Kayesha dengan hormat.

"Selamat pagi, Bu Kayesha. Pak Respati meminta Ibu untuk langsung masuk ke dalam," ucap Aldo seraya membukakan pintu untuk Kayesha.

Hanya Kayesha yang masuk, Diana menunggu di ruangan bersama Aldo. Mereka saling menyapa setelah bertahun-tahun tak bertemu.

Di dalam ruangan Bhumi, benar saja pria itu sudah menunggu kedatangannya. Tanpa basa-basi Kayesha mendekati Bhumi dan ...

Byur!

Kayesha menumpahkan air minum ke badan Bhumi. Baik Aldo dan Diana, beserta karyawan yang berada satu wilayah dengan ruangan Bhumi, lantas terkejut melihatnya. Setelah mendapati serangan mendadak dari Kayesha, Bhumi langsung memburamkan kaca pembatas ruangannya, agar orang-orang di luar tidak tahu dengan keadaannya bersama Kayesha.

Dengan dada yang naik turun Kayesha berkata, "Kamu adalah manusia paling jahat yang aku temui, Bhumi!"

Bhumi menghela napas berat. Sepertinya Kayesha sudah diberitahu tentang rencana perjodohan itu. "Asha aku—"

"Aku datang ke sini bukan mau mendengar alasan kamu. Aku ke sini untuk meminta agar kamu stop bertindak sesuka hati kamu! Aku bukan barang yang bisa kamu pakai dan buang sesuka hati kamu, Bhumi! Rencana konyol kamu dengan Papa itu benar-benar nggak bisa aku tolerir lagi!" sentak Kayesha sembari menunjuk-nunjuk wajah Bhumi. Emosinya sudah berada di pucuk kepala, terbukti dari wajahnya yang memerah dan kedua mata yang menatap tajam ke arah Bhumi.

"Apa yang kamu inginkan dari aku sebenarnya? Belum cukup kamu sakiti hati aku, HAH?!" Kali ini nada suara Kayesha naik 1 oktaf.

Kayesha mundur beberapa langkah dan berkata, "Aku mohon, Bhumi. Jangan usik hidup aku lagi."

— to be continued —

(1000)

Kaget nggak lihat Pinky hari ini update dua kali?👀

Pinky lagi ngejar waktu, mohon doanya semoga dilancarkan sampai tamat, ya. Cerita ini sebenarnya masih panjang, tapi Pinky harus usahakan untuk cepat-cepat selesai karena keterbatasan jumlah kata dan waktu yang Pinky miliki😓

See u di next part!

Ditulis pada tanggal 22 Juli 2024

movemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang