Movember 3

771 57 41
                                    

Iklan sebentar, ya.

Bagian ini sudah direvisi sedikit. Bagi yang sudah membaca kemarin dan ingin baca ulang silakan, tapi kalau mau skip juga silakan. Yang jelas, di periode revisi ini Pinky bakal kasih tambahan yang belum ada dalam cerita ini.

Enjoy and happy reading!

***

"Setelah ini, kamu mau ke mana, Nak?" tanya Papa Keenan setelah mereka makan siang bersama.

Kayesha mengusap sudut bibirnya bekas makan tadi. "Mau belanja dulu, sih, Pa. Soalnya isi kulkas di apartemen udah pada abis. Mampir ke store sebentar, abis itu pergi belanja," jawabnya kemudian.

Papa Keenan mengangguk. "Kamu ke sini naik mobil sendirian, Kayesha?" tanyanya lagi.

Kayesha lantas mengangguk. "Masa iya naik motor. Aku, 'kan, sampai sekarang gak bisa naik motor," jawabnya dengan sedikit guyonan. Meskipun dia sudah berusia 28 tahun, tapi Kayesha masih tidak bisa mengendarai motor.

Bukan tidak bisa sebenarnya, hanya saja tidak terlalu mahir. Terakhir dan baru pertama kali—sedikit—mahir naik motor itu ketika Kayesha masuk kampus, itu pun langsung kecelakaan dan membuatnya tak boleh menaiki motor lagi. Alhasil sampai sekarang, Kayesha tidak pernah naik motor sendiri. Palingan dia naik ojol, itu sering kalau dia malas ber-macet-ria di jalan raya.

Ya, paling kalau disuruh belajar lagi, Kayesha sedikit lupa cara mengendarai motor. Tapi, bukan berarti tidak bisa, ya. Hanya tidak terlalu mahir saja, ingat itu.

Kemudian, Kayesha dan Papa Keenan berpisah setelah makan siang bersama. Papa Keenan masih ada urusan pekerjaan bersama—ekhem, Bhumi. Sedang Kayesha sendiri juga sibuk dengan urusannya sendiri, mampir ke store dan belanja kebutuhan makanan sesuai perintah Niana tadi. Percayalah, entah sudah berapa kali Niana mengirim pesan kepada Kayesha, agar tidak lupa pergi berbelanja.

Niana itu memang cerewet. Tidak hanya ketika berbicara, tapi juga ketika di pesan.

"Kalau begitu, Kayesha pergi dulu, ya, Papa dan ...  Bhumi." Kayesha berpamitan kepada Papa Keenan dan Bhumi—ya walaupun tadinya dia tidak ingin berpamitan kepada mantannya itu.

Menyebut namanya saja Kayesha tidak sanggup, apalagi jika terus berlama-lama dengan mantan. Hatinya langsung panas dan pertanyaan-pertanyaan tentang apa penyebab putusnya hubungan mereka pasti akan menghantuinya. Kayesha tidak mau terus terbayang-bayang akan Bhumi, dia harus move on!

***

Ceklek!

Kayesha memasuki apartemennya dengan langkah yang gontai. Di kedua tangannya terdapat beberapa kantung besar berisikan hasil berbelanjanya tadi. Kakinya langsung menuju ke dapur untuk langsung menata bahan-bahan pokok di kulkasnya.

"Kan, gue lupa beli saus tiram tadi. Pantes tadi di depan rak saus gue bingung mau beli apaan, ternyata mau beli saus tiram," gumam Kayesha begitu tangannya menata bahan-bahan pokok untuk kulkasnya.

Siapa yang seperti Kayesha, yang baru mengingat mau beli apa ketika sudah sampai di rumah?

"Ini semua bawang harganya pada naik, buset mana makin ke sini makin mahal lagi. Besok kalo dah punya rumah sendiri, gue mau punya rumah yang ada lahannya, biar bisa tanem bawang dan temen-temennya. Biar gak perlu beli-beli lagi, langsung ambil dari kebun sendiri," gumam Kayesha lagi dengan diakhiri cekikikan.

movemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang