Movember 29

290 28 4
                                    

Bab ini mengandung🔞
Jadi, mohon bijak dalam membaca dan sangat disarankan untuk menahan emosinya.

- happy reading -

"Hai, Princess."

Tiba-tiba saja Jendra sudah ada di depan apartemennya pada jam 10 malam. Terlebih lagi, Jendra datang dalam keadaan-yang bisa dikatakan jauh dari penampilan yang biasa Kayesha lihat. Jendra malam ini tampak berantakan dengan mata sayunya.

"Bisa kita bicara, Princess?" tanya Jendra seraya sedikit memajukan tubuhnya. Akan tetapi Kayesha segera memundurkan tubuhnya, tatkala mencium bau menyengat dari mulut Jendra. Jendra mabuk.

"A-aku nggak bisa. Ini udah malam, Jendra. Kita bisa bicara besok pagi saja," tolak Kayesha halus sembari berusaha menutup pintu apartemennya.

Namun usahanya sia-sia saja ketika Jendra berhasil menahan pintu dengan kaki dan tangannya. Jendra menatap Kayesha dalam dengan tersenyum lebar, namun tampak menakutkan bagi Kayesha. Tatapan Jendra malam itu bukan tatapan yang biasa Kayesha lihat-tatapan lembut dan penuh cinta, tetapi sekarang berubah menjadi tatapan mengerikan yang gelap seperti siap untuk memangsa.

"Tolong pergi, Jendra. Ini sudah malam, aku nggak mau ketemu kamu dulu!" pinta Kayesha sembari berusaha untuk memindahkan kaki Jendra yang tengah menahan pintunya itu.

Bukannya pergi, Jendra malah mendorong Kayesha masuk dan tiba-tiba menutup pintu apartemennya dengan kasar. Jelas saat Jendra bertindak demikian, Kayesha terkejut sehingga tak sempat untuk menahan dirinya. Begitu pintu tertutup, mata Kayesha bergetar takut, terlebih lagi saat melihat mata gelap Jendra yang berdiri di depannya.

"Dari siang tadi, aku lihat kamu sudah berani menggertak, ya, Princess? Hm?" Perlahan Jendra mendekati Kayesha dan perlahan juga Kayesha melangkah ke belakang untuk menghindari Jendra.

"A-aku nggak tahu maksud kamu melakukan ini, Jendra!" cerca Kayesha yang sangat ketakutan.

Jendra tersenyum miring. Langkahnya berhenti, kemudian memiringkan kepalanya. "Kayesha Apriliani. Kamu ... beneran lupa sama aku, ya?" serunya. "Padahal aku selalu ingat sama kamu, loh. Dari bangku menengah pertama hingga detik ini, dalam pikiranku selalu ada kamu, Kayesha. Kamu curang sekali mudah melupakan aku," sambungnya yang sukses membuat Kayesha terkejut.

Tunggu ... Jendra mengenalnya bukan dari SMA, melainkan sejak SMP?

"Kayesha, dari pertemuan pertama kita hari itu, aku nggak bisa melupakan kamu. Lebih tepatnya, aku nggak mau membuang kamu dalam pikiranku." Jendra mengatakannya dengan senyuman lebarnya. "Semenjak hari itu, aku selalu mencari-cari keberadaan kamu, bahkan aku rela menyewa jasa orang lain untuk mencari latar belakang kamu. Siapa kamu, di mana tempat tinggal kamu, sekolah, kuliah, dan apa saja yang kamu lakukan. Aku sudah tahu semuanya," imbuhnya.

Bulu kuduk Kayesha berdiri saat mendengarnya. Jendra sudah benar-benar gila karena sudah menguntitnya sejak SMP!

"Kamu penguntit!" cetus Kayesha dengan memandang Jendra takut dan kecewa. Kecewa karena ternyata selama ini ia telah dibohongi, perasaannya telah dipermainkan. "Kamu udah gila, Jendra. Apa tujuan kamu menguntit aku?!" tukasnya.

Jendra kembali melangkahkan kakinya, namun Kayesha tak dapat menghindar lagi sebab punggungnya sudah menyentuh dinding. Kayesha kini terpojok.

movemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang