Movember 5

636 46 9
                                    

Iklan sebentar, ya.

Bagian ini sudah direvisi sedikit. Bagi yang sudah membaca kemarin dan ingin baca ulang silakan, tapi kalau mau skip juga silakan. Yang jelas, di periode revisi ini Pinky bakal kasih tambahan yang belum ada dalam cerita ini sebelumnya.

Enjoy and happy reading!

***

"Aku laper," ucap Kayesha sembari melengkungkan bibirnya ke bawah. Tangannya juga turut memegang perutnya.

Bhumi yang melihat tingkah kekasihnya itu tersenyum. "Kamu mau makan apa, Sha?" tanyanya sambil mengusap lembut puncak kepala gadisnya.

Bibir Kayesha langsung tersungging lebar. "Aku ada rekomendasi tempat makan yang enak banget! Aku ketemu tempat itu pas lagi survei kantor aku nantinya. Aku juga udah klaim, kalau tempat itu bakal jadi langganan aku. Kamu pokoknya harus cobain menu makanan di sana!" katanya dengan menjelaskan antusias kepada Bhumi.

Melihat kekasihnya begitu antusias hanya dengan membahas soal tempat makan, Bhumi ikut senang. Apalagi melihat Kayesha tersenyum, rasanya seperti ada kupu-kupu berterbangan di hatinya tiap gadisnya itu tersenyum. Katakan saja Bhumi lebay, namanya juga orang lagi jatuh cinta.

Kayesha memang sedikit berbeda dengan perempuan lain. Ketika kaum mereka ditanya ingin memakan apa, alih-alih menjawab 'terserah' seperti perempuan pada umumnya, maka Kayesha akan langsung membawa Bhumi pada tempat makan favoritnya. Terhitung sudah banyak tempat makan yang mereka singgahi dan itu semua atas rekomendasi dari Kayesha. Selera makan Kayesha memang tidak bisa disepelekan, Bhumi akui semua rekomendasi tempat makan darinya pasti selalu enak-enak.

"Tempatnya masih terbilang baru buka beberapa bulan gitu, tapi aku jamin makanannya higienis dan enak banget. Kamu nggak apa-apa, 'kan, kalau kita makan di sana?" tanya Kayesha ketika mereka sudah berada di dalam mobil milik Bhumi.

Bhumi melirik Kayesha singkat, kemudian dia mengelus punggung tangan kekasihnya dengan jempolnya. Benar, kedua tangan mereka sedang bertautan meskipun berada di dalam mobil. Bhumi tidak mau melepaskan genggamannya pada tangan Asha-nya.

"Enggak apa-apa. Aku nggak masalah mau makan apa aja, asalkan itu ada kamu di sebelah aku, Sha," jawab Bhumi yang langsung membuat kedua pipi Kayesha merona.

Spontan saja Kayesha melepaskan tautan tangan mereka dan memukul pelan lengan Bhumi. "Dangdut banget, sih, Bhumi!" sahutnya.

Bhumi tertawa dan kembali menggenggam tangan kekasihnya. Ketika mobil yang mereka tumpangi berhenti di lampu merah, Bhumi mengubah posisi duduknya menjadi menyamping, sehingga bisa melihat paras ayu kekasihnya dengan leluasa.

"Aku serius, Asha. Aku nggak peduli mau makan apa aja, asalkan ada kamu di sisiku. Karena kalau aku makan sambil liatin kamu, itu rasanya lebih menyenangkan dan mengenyangkan buat aku. Selera makanku jadi lebih baik kalau sambil liatin kamu yang lahap banget waktu makan," ucap Bhumi sambil mengecup singkat punggung tangan Kayesha.

Kayesha menatap kekasihnya lamat-lamat. "Aku kalo makan jadi jelek, ya, wajahnya?" tanyanya tiba-tiba. Kayesha dengan rasa insecure-nya kembali.

Bhumi tersentak dan langsung menggeleng. "Mau wajah kamu kayak gimana pun, di mata aku kamu itu tetep cantik, Sha. Malahan aku kayaknya kecanduan sama kamu, karena aku jadi maruk banget pengen lihat wajah kamu terus. Kamu pake pelet, ya, jangan-jangan?" sahutnya sambil menatap Kayesha menyelidik. Asha-nya itu cantik, sangat cantik, tetapi Kayesha selalu saja merasa insecure dengan penampilannya.

movemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang