Movember 6

579 37 0
                                    

Iklan sebentar, ya.

Bagian ini sudah direvisi sedikit. Bagi yang sudah membaca kemarin dan ingin baca ulang silakan, tapi kalau mau skip juga silakan. Yang jelas, di periode revisi ini Pinky bakal kasih tambahan yang belum ada dalam cerita ini.

Enjoy and happy reading!

***

Kayesha masih dalam keadaan sesenggukan, meskipun tangisannya sudah mereda. Dia masih tetap di atas sofa dengan cara duduknya yang bersila, lalu di pangkuannya terdapat kotak tisu yang entah sudah berapa banyak Kayesha gunakan. Setelah Kayesha dan Varun berlomba-lomba untuk menangis, Niana segera menenangkan putranya terlebih dahulu. Sebab Varun lebih mudah ditangani daripada Kayesha yang sedang patah hati.

Setelah hampir setengah jam Niana menenangkan putranya dan menidurkannya di kamar, Niana kembali ke ruang tamu. Selama setengah jam itu juga Kayesha terus menangis. Sebelum giliran menenangkan hati Kayesha, terlebih dahulu Niana menyiapkan beberapa buah yang sudah ia potong dari dalam kulkas. Setidaknya dengan Kayesha memakan buah-buahan sambil bercerita, suasana hatinya sedikit lebih baik.

"Nih, makan." Niana meletakkan semangkuk berukuran lumayan di atas pangkuan Kayesha. Mengambil kotak tisu yang apabila dibiarkan terlalu lama di pangkuan sahabatnya, sudah pasti 1 kotak tisu itu habis dipakai Kayesha sendiri.

 Mengambil kotak tisu yang apabila dibiarkan terlalu lama di pangkuan sahabatnya, sudah pasti 1 kotak tisu itu habis dipakai Kayesha sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Niana tahu betul betapa sukanya Kayesha itu menimbun banyak jenis buah di kulkasnya. Selain baik untuk kesehatan, Kayesha biasa memakannya ketika suasana hatinya sedang buruk. Buah-buahan adalah makanan kedua yang bisa membuat mood Kayesha baik, selain makanan berkuah seperti bakso.

Kayesha menerima mangkuk buah itu dengan sukacita, bahkan langsung lahap memakannya bergantian.

"Pelan-pelan aja makannya. Kata Diana, lo baru aja makan siang tadi," ucap Niana menasihati. Dia duduk di sofa single di sebelah kiri Kayesha.

Bibir Kayesha mencebik. "Biarin gue makan nih buah sampe habis. Tadi pas makan siang, gue nggak ada selera buat ngabisin makanannya," katanya sambil melanjutkan melahap buahnya.

Niana manggut-manggut. "Sekarang kenapa lagi? Kenapa lo pulang-pulang langsung nangis kayak tadi? Jangan bilang, lo nangis gara-gara keinget Bhumi lagi, iya?" tebakan Niana tepat sasaran.

Kayesha merubah raut wajahnya menjadi sinis. "Bohong! Pembohong!" serunya tiba-tiba.

"Gue kayaknya terlalu polos buat dibodohi sama omongan manis cowok, ya, Niana? Lima tahun gue pacaran, dapet omongan manis doang. Pas diputusin, ternyata omongan si mantan basi semua! Sialan!" Kayesha mendumel dengan perasaan yang menggebu.

"Gue bodoh banget gak, sih, Na?" tanya Kayesha sambil menatap sahabatnya sendu.

Niana mendengus. Lagi. Kayesha lagi-lagi merendahkan dirinya sendiri, atas kandasnya hubungannya 3 tahun lalu dengan manusia yang Niana malas sebut namanya.

movemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang