Movember 20

364 30 8
                                    

"Tapi, Kayesha. Kalau semisal Abang bilang, Abang gak setuju kamu bersama Jendra, bagaimana?"

Ungkapan Kama itu sukses membuat Kayesha terkejut bercampur bingung. "Maksud Abang?" tanya Kayesha langsung.

Kama membenarkan posisi duduknya hingga berhadapan dengan Kayesha, menatap dalam dan serius mata Kayesha. "There's no special reason actually, it's just that I don't agree if you end up being with him. Just the feeling of a brother. Lagipula, kalian baru dua bulan ini dekat, 'kan? Jangan sampai gara-gara dia me-treat kamu like a princess, kamu jadi mudah melabuhkan hati ke dia. Saran Abang juga, jangan terlalu percaya dengan omongan manis laki-laki, apalagi dengan laki-laki yang baru dikenal. Ya, bukan maksud Abang berprasangka buruk ke Jendra, tapi Abang cuma mau antisipasi aja dan gak mau kamu tersakiti lagi sama yang namanya cinta," paparnya sekaligus memberikan sebuah nasihat kepada Kayesha.

Kayesha merenungi ucapan sang Abang yang jika dipikirkan lagi, memang betul adanya. Setelah berhasil melewati fase menyakitkan karena Bhumi, kemudian mendapatkan perlakuan manis penuh cinta dari Jendra, membuat Kayesha sejenak lupa diri bahwa dia pernah sakit hati sebelumnya. Apalagi mereka baru mengenal 2 bulan ini, tapi Kayesha seolah-olah sudah benar-benar melabuhkan hatinya pada sosok Jendra. Terlalu cepat memang, tapi seperti kata Kama, Kayesha jadi mudah luluh akibat semua perilaku dan ucapan Jendra itu.

Tapi, bisa jadi memang kepribadian Jendra yang manis dan lembut seperti itu, 'kan? Apalagi mendengar dari cerita-cerita Jendra tentang keluarganya, keluarga Jendra sangat hangat dan harmonis. Bisa disimpulkan, Jendra lahir dari keluarga yang baik dan sikap baiknya itu juga menurun ke Jendra, 'kan?

"Tapi, Bang, bisa jadi juga itu memang sudah sifat alami Jendra? Kalau ternyata Jendra benar-benar baik dan gak seperti yang Abang pikirin, gimana?" tanya Kayesha.

"Apakah dalam waktu dua bulan itu, kamu jadi tahu semua sifat dia, Sha?" Pertanyaan telak itu membuat Kayesha terdiam seketika.

"Oke. Anggap saja Jendra itu memang laki-laki yang baik. Tapi, sebaik-baiknya manusia, pasti ada sisi terburuknya juga, 'kan? Sedangkan selama kalian bertemu—lima kali pertemuan dalam dua bulan ini, apalagi kata kamu kalian lagi di masa saling mengenal, sudah jelas dalam masa ini setiap orang akan memperlihatkan sifat baik-baiknya aja. Sedangkan sifat buruknya, dia simpan agar orang yang sedang dekat dengannya nggak langsung cut off-in dia," cetus Kama yang semakin membuat Kayesha tak bisa angkat suara. Kemudian Kama kembali mengimbuhkan, "C'mon, Kayesha. Abang tahu kamu itu perempuan pintar yang gak mudah ditipu oleh orang lain, tapi jangan sampai karena cinta kamu jadi lupa diri seperti ini. Jangan karena baper sama Jendra, kamu jadi klaim perasaan kamu sekarang itu karena suka sama dia."

GOSH!

Kayesha semakin mati kutu setelah mendengar nasihat dari Kama yang sepenuhnya itu benar. Selama ini Kayesha memang terlihat gampang sekali terbuai akan semua sikap manis Jendra, sehingga lupa jika dia juga harus meneliti seperti apa sosok Jendra itu. Seperti yang selalu Kayesha lakukan ketika bertemu dengan 3 pria teman kencan butanya sebelum Jendra. Akan tetapi, memang karena sisi lembutnya Jendra itulah yang membuat Kayesha mendadak lupa niatnya mencari pasangan. Padahal di awal-awal, Kayesha sudah mewanti-wanti dirinya sendiri agar tidak gampang terbuai oleh ucapan manis seorang pria lagi.

Prinsip Kayesha ketika sedang didekati laki-laki adalah 4 bulan pertama masa pendekatan, jika laki-laki itu lolos dalam 4 bulan seleksinya, berarti pria itu serius dan Kayesha akan mulai mencoba menerima kehadirannya. Dalam masa 4 bulan itu juga Kayesha selalu bisa menjaga diri dan hatinya agar tidak terlalu mudah kepancing. Kayesha melakukan itu hanya untuk melihat usaha laki-laki yang ingin mendekatinya. Bahkan saat sebelum bersama Bhumi pun Kayesha juga bertindak demikian. Akan tetapi sekarang?

movemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang