Extra One - Trust Issue

114 8 1
                                    

Hai, ada yang masih inget cerita ini?

Semoga suka dengan extra part ini yaa🫶🏻

- happy reading -

Nikah dengan mantan?

Tak pernah sedikit pun terbayangkan, bahwa Kayesha akan menikah dengan mantannya. Iya, siapa lagi mantannya? Si Respati Bhumi Nawasena adalah mantan pertama dan terakhirnya-karena Kayesha hanya pernah berpacaran dengan Bhumi saja.

Kayesha pikir, setelah penolakan secara gamblang kemarin itu membuat kedua orang tuanya berubah pikiran. Namun nyatanya, Papa Keenan semakin gencar mendekatkannya dengan Bhumi. Entah itu tiba-tiba mengundang Bhumi datang ke rumah, menyuruh Bhumi sesekali menengok store Kayesha ketika dia sedang berkunjung, atau juga tiba-tiba meminta Bhumi untuk mengantarnya ke mana saja seharian ini-seperti sekarang.

Bayangkan saja dia satu mobil dengan sang mantan, rasanya seperti canggung dan ingin cepat-cepat keluar dari sana. Mobil yang biasa ia gunakan sedang berada di bengkel, awalnya meminta Kama untuk mengantar karena kebetulan dia sedang pulang ke rumah. Akan tetapi tiba-tiba saja Bhumi datang dan duduk manis di sofa ruang tamunya, kemudian Papa Keenan menyuruhnya untuk diantar oleh Bhumi saja. Mudah sekali ditebaknya jika Papa Keenan sedang berusaha mendekatkannya dengan Bhumi lagi.

Semenjak masuk ke dalam mobil, Kayesha memilih duduk mepet dengan pintu mobil dengan pandangan ke arah jalanan di sampingnya. Sesekali melirik ke Bhumi yang sedang fokus menyetir.

Situasi macam apa ini anjir?! batinnya yang ingin berteriak di mobil dengan sekencang-kencangnya.

"Kamu nggak capek lihat ke sana terus, Sha? Nanti lehermu bisa kram karena terus-terusan lihat ke samping," ucap Bhumi setelah sekian lama suasana dalam mobil hening.

Ya, sejujurnya, Kayesha sudah merasakan kram sejak tadi di lehernya. Tapi, Kayesha juga tidak mau mengubah posisinya selagi mereka masih satu mobil. Matanya tidak bisa ia kondisikan karena selalu melirik-lirik ke arah Bhumi.

Bhumi yang melihat tak ada respons dari Kayesha, mengembus napas panjang. "Kamu seenggak mau itu diantar sama aku, Sha? Atau, kamu nggak mau dekat-dekat denganku, sampai-sampai kamu pilih duduk di ujung hampir dekat pintu?" Dari nada suaranya, Bhumi teramat sedih karena perempuan yang masih senantiasa singgah di hatinya itu tak mau berdekatan dengannya. Bahkan jika di ruangan yang sama, Kayesha memilih berpindah tempat lebih jauh darinya dan berpura-pura tidak melihat keberadaannya.

Selama ini, Bhumi sangat sadar bahwa Kayesha sedang menghindarinya. Meski Kayesha sudah mengetahui semuanya, nyatanya hati perempuan itu masih sulit untuk memaafkannya. Kayesha kembali seperti dulu, ketika hatinya masih sekeras batu saat ia coba dekati, dan sekarang hatinya lebih keras daripada batu. Sekarang, Kayesha seperti membangun tembok yang lebih tinggi ketika di dekatnya.

Asha-nya semakin terasa jauh darinya dan itu karena kesalahannya sendiri.

"Nanti aku pulang bareng Diana. Kamu bisa langsung pulang setelah ini, Bhumi," ucap Kayesha tanpa menjawab pertanyaan Bhumi tadi. "Dan ... lain kali kalau Papa minta kamu buat anter aku lagi, lebih baik nggak usah ditanggapi. Aku bisa pergi naik taksi atau minta jemput Diana selagi mobilku masih di bengkel."

"Papa nggak pernah nyuruh, aku sendiri yang mau, Sha," sergah Bhumi cepat. Kala mobil berhenti saat di lampu merah, Bhumi menoleh ke arah Kayesha. "Aku sendiri yang mau. Bahkan, soal perjodohan itu, bukan Papa Keenan yang minta, tapi aku. Aku yang meminta restu pada Papa Keenan dan Bang Kama untuk menikahi kamu, tapi aku terlalu pengecut untuk bilang langsung ke kamu karena aku tahu, kamu pasti langsung tolak setelah permasalahan kita kemarin."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

movemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang