°°°Bram terlihat sedang berdiri di dekat jendela. ia sedang telfonan dengan seseorang. Tidak lama kemudian Bram menutup panggilannya. ia kembali duduk di sofa. anita pun datang dengan membawa secangkir kopi untuk suaminya.
"Ini, yah, kopinya." Ucap anita sembari manaruh kopinya di atas meja. Setelah itu ia pun duduk di samping suaminya.
"makasih, bun." Bram langsung menyruput kopi yang masih panas tersebut.
"Ayah habis telfonan sama siapa tadi?" Tanya anita.
Bram kembali manaruh kopinya di atas meja. "Udah satu minggu ini Ayah nyuruh orang buat cari alamatnya pak wijaya. Ayah pengen banget nemuin anak kita. Ayah gak peduli nanti dia bakal anggep kita sebagai orangtua nya apa enggk, yang terpenting kita bisa ketemu sama dia dulu."
Anita mengangguk. "Iya, yah. Bunda juga kangen. Terus udah ada yang nemuin alamat rumahnya pak wijaya belom?"
Bram menggeleng. "Belom, Tapi orang suruhan ayah udah janji dalam satu Minggu ini dia bakal usahain supaya alamatnya cepet ketemu, Kita tunggu aja."
Anita mengangguk paham. "Iya, yah."
Bram pun kembali mengambil kopinya, lalu ia langsung menyruput kopi tersebut.
°°°
Padahal waktu pulang sekolah masih 15 menit lagi. Namun deril terlihat sudah berada di depan gerbang sekolah menunggu adara di dalam mobil.
°°°
Waktu terus berputar. Hingga akhirnya bel pulang berbunyi. Semua murid keluar dari kelasnya masing-masing.
Fara beranjak dari tempat duduknya. "Mau bareng gak, ra?"
"Enggk deh."
"Oke, Kalo gitu gue keluar duluan ya."
"Iya, hati-hati."
"Yoiii, By, ra."
Setelah itu fara pun langsung keluar. Arhan beranjak dari duduknya, setelah itu ia melangkah dan berdiri di samping adara.
"Pulang bareng aku ya, sayang." Ucap Arhan.
Adara langsung menatap arhan. "Ga bisa, aku di jemput sama abang."
Arhan langsung terlihat lesu. "Padahal aku pengen ngajakin kamu jalan-jalan."
Adara pun langsung berdiri. "Besok aja ya, kan besok sekolah libur, jadi kita bisa luangin waktu kita buat jalan-jalan berdua."
"Janji?"
"Iya sayangku." Ucap Adara lembut.
Arhan langsung tersenyum semringah begitu adara memanggilnya dengan sebutan sayang.
"Aku sayang banget sama kamu." Ucap Arhan sembari tersenyum.
"Aku enggak." Saut adara.
Arhan langsung memasang muka ngambek setelah mendengar ucapan adara tersebut.
Adara terkekeh melihat expresi arhan. "Dih, jelek banget kalo lagi ngambek gitu."
Arhan tidak menjawab. ia terlihat masih ngambek. arhan pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Sayang?" Panggil adara.
"..."
"Sayang kuu."
"..."
Adara menghela nafasnya karna arhan hanya diam saja. Setelah itu adara pun langsung melangkah pergi. Arhan melotot kaget begitu melihat adara malah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[POSESIF BROTHER]
Teen Fictionpengen ga sih punya kakak kaya deril? Atau malah sebaliknya? Risih karna selalu ngelarang-ngelarang & ngatur-ngatur?🚷🚻