Hujan deras melanda kota pagi hari ini yang membuat penghuni rumah yang lumayan agak besar dan luas tersebut enggan untuk bangun kecuali sang mama, para pembantu, dan satpam tentunya.
"Bi, dek Diba dan kak Alya belum turun?"tanya mama yang baru saja turun setelah membangunkan suaminya yang sangat susah dibangunin untuk segera siap siap berangkat ke kantor, dengan alasan hujan jadi malas untuk berangkat kerja, mentang-mentang suaminya seorang CEO jadi males untuk berangkat kerja, lagi pula gak ada yang akan memarahinya, perusahaan milik sendiri ini.
"Belum nyonya, mungkin masih tidur Nya non Diba dan non Alya nya"ucap bi Surti sambil menyiapkan sarapan untuk majikannya. Penghuni rumah ini selera sarapannya beda beda, mama dan papa lebih memilih untuk makan yang berat berat, kaya nasi, sayuran, dan daging atau telur, sedangkan Adiba pasti selalu meminta nasi goreng, dan Alya sesuai daftar makanannya. Pokoknya hari senin dan selasa nasi uduk, rabu dan kamis nasi goreng, sedangkan jumat sampai minggu bubur ayam.
"Emm,,,,ya udah deh saya bangunin mereka dulu ya bi, pasti mereka malas untuk pergi sekolah dan ke kampus karena hujan"ucap mama, dengan rasa malasnya ia pun berjalan ke arah dua kamar putrinya, pagi pagi sudah bikin darah tinggi.
"Putri malasnya mama bangun yuk sayang, udah pagi nih"ucap mama sambil menarik selimut yang Adiba pakai.
"Adu duh enaknya anak gadis nya mama pagi pagi gini masih tidur, bukannya siap siap ke sekolah, malah masih bergulung dengan selimut tebalnya"ucap mama saat melihat Adiba malah menarik selimutnya lagi agar bisa tidur dengan nyaman.
"Mah hujan"ucap Adiba dengan mata yang masih tertutup karena rasanya ingin tidur kembali, saat merasakan cuaca yang mendukungnya untuk tidur.
"Terus kenapa emangnya kalau hujan?".
"Males sekolah lah mah, enakan tidur di kasur yang empuk ini daripada berkutat dengan matematika dan kawan kawan".
"Gak ada males malesan ya sayang, kalau gak bangun, gak mama kasih uang jajan selama seminggu"ancam mama, mendengar hal itu Adiba langsung bangun, dia tidak bisa kalau tidak jajan.
"Iiih harusnya tuh kalau hujan sekolah libur tau".
"Ngimpi, gak ada sejarahnya ya hujan deras kaya gini sekolah libur, kecuali hujannya sama badai, baru libur apalagi sampai membuat tsunami".
"Udah buruan bangun, gak ada alasan lain lagi, mama tunggu di bawah"ucap mama sambil berdiri dan berjalan kearah luar kamar, sedangkan Adiba masih mengumpulkan nyawanya untuk mandi.
Mengumpulkan niat untuk mandi memakan waktu sekitar 10 menit, Adiba sedang haid jadinya tidak sholat subuh. Adiba mandi sekitar 30 menit, untung saja mamanya membangunkannya jam setengah 6, kalau jam 6 lebih pasti dia akan telat.
Setelah mandi ia pun melakukan rutinitas seorang cewek yaitu skincarean, karena sudah terlihat cantik seperti Dinda Hauw, Adiba pun langsung ngambil tasnya dan turun kebawah.
........
Pada saat sang mama ingin membangunkan sang kakak ternyata anaknya sudah rapi dan wangi.
"Wih kakak udah cantik aja, tumben banget, biasanya masih molor"ucap mama, dia ingin membuka pintu anak pertamanya tapi gak jadi karena yang didalam sudah keluar terlebih dahulu.
"Sekarang matkulnya dosen galak mah, kakak mau berangkat pagi, takut telat, kalau telat dihukum presentasi 3 kali pertemuan, kakak gak mau dong"ucap Alya. Sekali mau presentasi sama dosen tersebut aja selalu gugup dan bikin spot jantung, apalagi harus 3 kali pertemuan apa tidak pingsan dirinya. Dosennya selalu memberikan pertanyaan yang sulit di setiap presentasi, maka dari itu ia gak mau bikin dosennya emosi terhadap dirinya. Ia pun juga sudah mempersiapkan pertanyaan yang menurutnya mutu agar tidak dimarahin dan tidak disuruh belajar lagi.
Alya heran sebenarnya maunya si dosen apa sih, giliran gak tanya, dimarahin, giliran nanya, katanya pertanyaannya gak mutu, terus dia dan teman temannya harus gimana dong, jadi serba salah deh.
"Sabar kak, anggap aja ujian perkuliahan, berarti kakak berangkatnya gak bareng sama papa?, mau berangkat pakai mobil sendiri?"tanya mamanya agak khawatir kalau anaknya berangkat sendiri di cuaca yang sedang hujan deras seperti ini.
"Dijemput Vino mah, dia lagi otw"ucap Alya, yang membuat mama lega mendengarnya.
"Ya udah kak turun, kamu sarapan dulu, kalau nungguin papa sama adek pasti lama"ucap mama.
"Siap mah"ucap Alya.
Mereka berdua pun langsung berjalan menuju dapur, sesekali mamanya bertanya tentang kuliahnya Alea.
.............
"Good morning semuanya,eh ada kakak ipar, tumben kak pagi pagi udah kesini, mau numpang makan?"tanya Adiba lalu langsung dapat lemparan bantal dari kakaknya.
"Heh emangnya kamu yang suka minta makan dirumahnya temen"ucap Alya.
"Jemput kak Alya dek, soalnya kuliah pagi dosennya galak"ucap Vino sambil terkekeh liat kelakuan Adiba.
"Adek gak minta ya, tapi ditawarin, kalau ditawarin adek harus terima dong, widih effort banget kak sampai mau jemput kak Alya di cuaca hujan kaya gini, padahal cuaca yang seperti ini tuh,,,enaknya rebahan di kasur terus selimutan, dan masuk ke alam mimpi yang begitu indah"ucap Adiba sambil membayangkan kalau dirinya itu tidur lagi, pasti enak banget.
"Ya udah bolos aja dek"ucap Alya.
"Mana bisa seperti itu, mama aja ngancem kalau gak berangkat sekolah, gak dikasih uang jajan seminggu, kalau gitu adek gak bisa beli risoles mayo nya bi Sumi dikantin dong"ucap Adiba, yang membuat semuanya geleng geleng kepala, karena dipikirannya Cuma ada risoles mayo, halu, dan bikin ribut.
"Kenapa ya hujan deras kaya gini sekolah gak diliburin aja, kasian tau yang berangkatnya gak ada mobil jadi basah basahan naik motor, ya walaupun udah pakai jas hujan sih, tapi itu tuh gak nyaman gays"ucap Adiba.
"Kalau gitu nunggu lo jadi presiden deh dek kalau mau ada aturan kaya gitu, sana nyalon"usul Alya.
"Oh ya tidak mau, dosa adek udah banyak, kalau jadi presiden, terus adek gak amanah kan dosanya jadi tambah banyak, pusing gays mikirin rakyat, daripada mikirin rakyat, mendingan adek mikirin masa depan yang indah bersama sang suami, orang yang Allah pilih untuk Adiba"ucap Adiba, yang membuat mereka semua yang mendengarnya hanya bisa mengelus dada sama apa yang dipikirkan Adiba, sekolah aja belum lulus udah mikirin masa depan sama suami.
"Lulus dulu baru nikah"ucap Alya.
"Iya iya, takut banget didahuluin sama adek"ucap Adiba.
"Siapa yang takut,emangnya dirimu punya pacar sampai mau nikah dulu ngedahuluin kakak"ucap Alya.
"Gak punya sih, eitt Adiba nunggu yang langsung halal ya, no pacaran pacaran club"ucap Adiba, meskipun ia kerjaannya halu, bikin ribut, dan suka kpop, tapi kalau urusan cowok, dia tidak akan mengambil jalan yang salah dengan pacaran, kalau ada yang suka, bisa langsung ngelamar.
"Iya in, udah ah, kakak mau berangkat udah jam 6 lewat 20 menit"ucap Alya.
Mereka berdua langsung pamitan dengan kedua orang tuanya, sedangkan Adiba masih santuy sambil makan nasi gorengnya, lagi pula jarak sekolah Cuma 15 menit, bisalah berangkatnya mepet mepet, lagipula hujan jadinya bisa alasan, tanpa harus dihukum lagi. Papanya aja masih santuy, dia juga ikutan santuy dong, kalau dimarahin guru bilang aja karena papanya yang masih mager berangkat ke kantor.
Bersambung
YOU ARE READING
Cinta Tulus Gus Zayyan
RomanceBelum Revisi maaf masih banyak typo dan kekurangan, terima kasih