Brak
Mereka semua kaget saat pintu terbuka secara terpaksa, dan pelakunya ternyata adalah Angel.
"Hehe sorry gue kira cuma ada si Ketos"ucap Angel sambil tersenyum.
"Kenapa?, mau bolos tapi gak bisa karena dompet dan kunci motor di gue?"tanya NIcko lalu berdiri sambil nyender di tembok dengan gaya sok cool.
"Lo nyolong ya kok bisa bisanya dua barang itu ada di tangan lo"ucap Angel, karena seingat dirinya ada di tasnya.
"Dompet dan kunci ada diatas motor, dan gue liat makanya gue ambil, jadi lo gak usah nuduh gue nyolong"ucap Nicko.
"Maaf, ya udah siniin"ucap Angel sambil mengulurkan tangannya.
"Nanti pulang sekolah"ucap Nicko karena kalau dua barang itu dikasih sekarang pasti Angel akan bolos sekolah.
"Gue gak bakalan bolos, janji deh"ucap Angel soalnya dia juga pengen bayar utang kantin yang kemaren belum bayar karena lupa bawa dompet, masa sekarang mau utang lagi.
"Bohong"ucap Nicko gak percaya dengan akal liciknya Angel.
"Gue gak bohong"ucap Angel.
"Kalau kamu bohong, Diba nikahin sama Nicko besok, gimana?"ucap Adiba yang ikut nimbrung.
"Adiba kamu apa apaan sih, gak cocok banget, kasian Nicko lah kalau harus nikah sama cewek gak jelas kaya dia"ucap Agatha.
"Okey kalau gue bohong kita nikah, emang lo pantes buat Nicko sampai nilai orang sembarangan"ucap Angel sambil jalan maju ke arah Agatha.
"Sekali lagi kalian bicara gue suruh bersih bersih kamar mandi, ikut gue"Nicko menarik Angel dan membawa Angel kembali ke kelas.
"Ish dasar cewek pembuat onar, minggir"ucap Agatha lalu pergi.
"Siapa yang disuruh minggir coba kalau semuanya pada duduk"ucap Adiba bingung, perasaan gak ada orang yang ngehalangin jalan, tapi kenapa suruh minggir.
"Hantu kali"celetuk Fariz asal.
"Heh gak usah bahas hantu ya, gue kebelet nih, anterin yok Dib"ucap Caca si paling penakut.
"Dih ke wc ajak ajak, kalau mau ngajak gue tuh, ngajak makan gitu"ucap Adiba.
"Oh lo mau gue ajakin makan di wc?"tanya Caca langsung dapat gamparan di tangannya dari Diba.
plak
"Ya gak gitu juga konsepnya, udah ayok gue anterin sebelum ngompol dirimu"ucap Adiba.
"Yak, gue tampol juga tuh mulut"teriak Caca tapi tidak digubris oleh Adiba.
"Btw kayaknya pak Ketos suka deh sama Angel"celetuk Arini, dan pastinya setelah ini ada acara perghibahan.
"Menurut gue sih iya, tapi kita liat aja kedepannya"ucap Asyilla.
"Siap siap ada yang panas setiap hari cuy"ucap Maudy.
"Balik ke kelas, jangan pada ghibah kalian sebelum dihukum sama Nicko"ucap Aldo yang menghentikan acara perghibahan yang pastinya akan memakan waktu yang lama dan pastinya mereka jadi asyik sendiri dan lupa waktu.
"Iya iya"
Mereka semua langsung kembali ke kelas masing masing sambil nanti memberikan pengumuman tentang perlombaan tersebut.
...........
"Assalamu'alaikum umi abah"
"Wa'alaikumsalam, Zayyan kamu pulang nak, kenapa kamu gak ngabarin umi sama abah atau abang mu kalau pulangnya sekarang"ucap umi saat anaknya yang seminggu yang lalu pergi ke pondok pesantren milik saudara nya karena ada satu pengajar yang ijin cuti sebentar karena mau menikah, jadinya gus Zayyan yang menggantikannya.
"Surprise dong umi, oh iya ada apa kok ini pada ngumpul ngumpul"ucap Gus Zayyan saat melihat keluarganya sedang kumpul pada siang hari, gak biasanya.
"Gini nak, abah ingat perjanjian yang abah buat dulu sama teman abah, katanya kalau suatu saat anak abah sudah besar, abah akan menjodohkannya dengan anaknya teman abah, kamu mau kan abah jodohin sama dia, karena cuma kamu yang bisa abah jodohin, gak mungkin kalau abang kamu Aska yang abah jodohin, dia kan sudah menikah, terus adek kamu Zahra itu cewek dan anaknya teman abah cewek semua"ucap abah Ahmad yang baru saja ingat akan perjanjian tersebut ketika melihat foto kebersamaan mereka, bahkan dia mengucapkan janji tersebut didepan orang tuanya.
Zayyan yang mendengarnya langsung kaget, tak ia kira kalau dirinya bakalan dijodohin, tapi gak mungkin juga untuk menolaknya, apalagi abahnya berjanji sama temannya.
"Baik abah, semoga dia jadi jodoh dunia dan akhirat buat Zayyan"ucap gus Zayyan memantapkan diri, dan dia akan berdoa agar Allah menggerakkan hatinya untuk mencintai istrinya, dan in sya allah dirinya akan menjadi suami yang bisa membimbing istri dan anaknya menuju surganya Allah.
"Kamu beneran nak?, mau menerima perjodohan ini"tanya umi karena ia tidak menyangka kalau anaknya akan berlapang dada menerima perjodohan ini.
"Ya udah gimana kalau kita semua berangkat sekarang, karena abah sudah bilang ke teman abah"
"Dekat apa jauh sih bah rumahnya?"tanya gus Azka.
"Setengah jam an doang dari sini"ucap Abah.
"Lah deket dong bah, ya udah kalau gitu sekarang aja biar kakak cepat cepat nikah dan gak menyendiri terus"ucap Zahra.
"Kenapa? mau nambah teman buat gila gilaan kamu?"ucap Gus Zayyan.
"Hehe itu tau, ya udah sekarang abang ganti baju, kalau perlu mandi dulu, masa mau ketemu jodoh bau asem"ucap Zahra lalu gus Zayyan langsung mencium aroma tubuhnya.
"Abang wangi ya, enak aja dikatain bau"ucap gus Zayyan gak terima.
"Zayyan kamu mandi gih, biar aura gantengnya kelihatan, setelah itu makan dulu baru berangkat"ucap umi.
"Ya udah mi, Zayyan ke kamar dulu"ucap gus Zayyan.
"Umi emang ceweknya abang orangnya yang kaya gimana?"tanya Zahra.
"Abah juga belum tau, temannya abah cuma bilang kalau abah dan keluarga harus bertemu secara langsung biar gak kaget akan sikapnya dia"ucap Abah.
"Tapi yang mau dijodohin itu anak kedua nya yang baru SMA kelas 2, anak yang pertama baru aja tunangan sama detektif kepolisian sini, jadinya gak mungkin sama dia"ucap Abah.
"Oh berarti sepantarannya Zahra dong, asik, tambah teman baru"ucap Zahra senang karena seumuran jadinya gak bakalan canggung.
"Abah yakin kalau ceweknya mau sama Zayyan, sedangkan dia masih sekolah"ucap Gus Azka yang masih ragu, karena yang ia pikir sepantaran ning Nayla, eh ternyata masih anak SMA.
"Yakin gak yakin sih, tapi kita liat aja dulu ya"ucap Abah.
"Semoga aja anaknya baik hatinya"ucap umi.
"Aamiin"
"Terus dia bakalan pindah ke pondok mi setelah nikah?"tanya Zahra.
"Mungkin kenaikan kelas nak, nanggung banget soalnya kalau pindah di tengah tengah semester, kasian juga anaknya kalau tiba tiba masuk pondok, apalagi pelajarannya juga beda"ucap umi.
"Iya juga sih mi, kecuali kalau dianya dari madrasah mungkin gak kaget"ucap Zahra.
"Iya nak semoga aja ceweknya mau ya sama abang mu yang dingin kalau sama orang lain"ucap umi.
"Semoga aja sih mi dan gak takut sama ekspresi judesnya abang"ucap Zahra.
"Nanti biar umi bilangin buat gak judes mukanya, takutnya mereka takut sama abang mu"ucap umi.
"Nah betul tuh mi"ucap Zahra setuju karena takutnya keluarga teman abah gak mau menikahkan mereka berdua, dan juga cewek tersebut menolak untuk menikah.
Bersambung
YOU ARE READING
Cinta Tulus Gus Zayyan
RomantikBelum Revisi maaf masih banyak typo dan kekurangan, terima kasih