"Cielah Naura sebentar lagi ketemu jodohnya"Zahra meledek Naura karena melihat mukanya memerah, padahal baru saja bertemu dengan bocah buah ini, tapi sudah dipilihkan jodohnya, bahkan dikenalkan langsung lewat video call.
"Apasih, jajan yuk mendadak pengen makan baksonya mang Ujang". Naura mengubah topik pembicaraan karena tidak mau di ejekin terus sama Zahra dan yang lainnya.
"Ayuk ata, Abang langit juga suka bakso nanti kalau Abang langit main kesini, ata sama abang makan baleng ya sama ata Dib Dib". 'Astaghfirullah baru saja dialihin pembicaraannya malah bocil satu ini bahas abangnya lagi'batin Naura.
"Kayaknya memang Lo mau nyusul Abang Zayyan deh, baby buah kakak Zahra juga gak mau kamu jodohin?". Siapa tau aja dengan berkata seperti itu ia dijodohin sama salah satu abangnya yang ganteng nya sebelas dua belas sama kedua abangnya.
"Tidak ata, ayok ata katanya mau jajan tapi kok diem aja disini"ucap Berry yang sudah lapar dan tergoda untuk makan bakso.
"Dihabisin gak makannya nanti?"tanya Zahra biar kalau gak habis makannya 1 mangkok berdua.
"Habis kalau bakso, beliin juga buat ata Dib Dib biar sembuh".
"Sok tau kamu, tapi boleh lah, yuk sayang"ucap Zahra lalu mereka segera menuju warung bakso. Sampainya disana ternyata ada trio sahabat nya Diba.
"Bocil kenapa disini?"ucap Silvia.
"Beli semen, ata ih Ndak pintel udah tau pelginya ke walung bakso masa masih ditanya".
"Kaya kamu pinter aja"ucap Silvia.
"Pintel dong, Belly gitu loh"sambil ngibasin rambutnya.
"8 ditambah 5 dikurangi 7 berapa hayo"ucap Gita.
"Solly Belly yang cantik ini belum belajar menghitung jadinya Ndak tau".
"Cih bilang aja kamunya yang gak mau diajarin sama Abang langit"ucap Silvia karena ia pernah lihat bocah buah ini diajarkan matematika tapi malah sibuk makan es krim. Mendengar nama Langit langsung membuat Naura menghela nafas karena takut bocah buah itu kembali menceritakannya ke mereka kalau baru saja dirinya dijodohin dengan abangnya.
"Ata Sil Sil Ndak boleh suka ya sama Abang langit, soal na udah ada calon istlinya". Tuhkan baru dibilang, dasar bocil. Mereka bertiga yang memang sahabatnya Diba dan akrab sama Abang langit bingung sendiri, soalnya setahu mereka Abang langit jomblo dan gak lagi Deket sama perempuan manapun, terus calon istri dari mana.
"Siapa emang calon istrinya?, Perasaan Abang langit jomblo"ucap Silvia.
"Ata cantik yang ada disamping Belly dongs"ucap Berry dengan sombongnya.
"Emang iya, kok Abang langit Ndak cerita, kamu gak usah ngarang ya Buah"ucap Gita saat tau Naura yang dimaksud.
"Iih kenapa Ndak pelcaya tanya aja sama Abang, udah ah Belly mau pesen bakso udah lapal ini".
Baby buah pesen bakso tapi sambil bisik bisik entah apa yang ia omongin mereka tidak bisa dengar, tapi mereka biarin soalnya bocah itu terlalu absurd.
Disisi lain Adiba sedang duduk dikasur sambil nonton drama, perutnya baru aja dikasih minyak kayu putih sampai baunya tercium sangat nyengat soalnya Gus Zayyan kebanyakan memberinya Sampai Adiba ketawa tapi juga enak untuk perutnya.
"Sayang masih merasa mual gak?"tanya Gus Zayyan sambil mengelus perutnya Adiba karena ia memeluk istrinya dari belakang.
"Udah gak a', udah nyaman"ucap Adiba.
"Kalau masih mual ke rumah sakit nanti"ucap Gus Zayyan.
"Udah gak a', bentar lagi juga udah sembuh, enak juga ya udah nikah ada yang meluk biasanya cuma bisa meluk bantal sambil ngehalu"ucap Adiba.
"Gak usah ngehalu karena sekarang ada Aa' yang akan meluk kamu terus hemm"Gus Zayyan sambil mengeratkan pelukannya yang membuat Adiba benar benar nyaman.
"Terima kasih ya a' udah menerima Adiba jadi istrinya Aa', Diba sayang sama suami Diba ini".
Brak
"Iih dek kamu ganggu aja sih"Adiba kesal lagi romantis romantisan sama suami malah diganggu sama bocah buah.
"Bialin, bial telbiasa kalau ata Dib Dib udah punya adek bayi ata Dib Dib Ndak bisa lomantis lomantisan lagi soalna dedek bayi nangis telus"Berry langsung naik keatas kasur dan tiduran dipahanya Adiba.
"Cih pinter banget kamu ngomongnya, habis makan ini, perutnya tambah gembul". Adiba mencium aroma bakso dan ia pengen banget makan itu tapi pengen yang pedas biar gak mual lagi.
"Iya dong, oh iya Belly na lupa tadi beli bakso buat ata Dib Dib sama ata Zayyan, makan dulu sana nanti Ndak panas nya ilang, punya na ata Dib Dib yang disobek ya, Belly mau disini aja liat ata danteng".
"Peka sekali kamu dek ya udah kakak makan dulu ya, sayang dedek banyak banyak"Adiba langsung menciumi wajahnya Berry sampai orangnya kesal, setelah puas menciumi wajahnya Berry, Adiba langsung mengajak Gus Zayyan untuk makan, dan bisa dipastikan punya nya begitu pedas, memang adeknya itu pengertian sekali.
Tanpa ada rasa curiga ke istrinya mereka berdua langsung makan dan menurut Adiba memang enak baksonya, kalau gini bisa ia beli terus. Tapi mungkin pedasnya agak dikurangin ini pedas banget.
Terlalu fokus makan Gus Zayyan Sampai tidak peka ke sang istri yang ternyata kepedasan. "Sayang terlalu pedes buat kamu?"tanya Gus Zayyan saat melihat hidung istrinya memerah. Adiba mengangguk tapi ia tak mengijinkan Gus Zayyan mencobanya takutnya kena marah.
"A', keluar yuk beli es krim"ucap Adiba sambil memeluk lengan kanannya.
"Mau sambil beli cemilan?". Adiba ngangguk semangat.
"Adek kamu diajak gak?".
"Diajak dong ata"ucap Berry mendahului Adiba.
"Hemm belajar biar nanti punya anak main terus bertiga, ya kan sayangnya kakak". Berry mengangguk.
"Naik motol ya ata"ucap Berry.
"Iya sayang ya udah Aa'ganti baju dulu ya, sekalian jalan jalan sore kita".
"Siap suamiku"ucap Adiba sambil cium pipinya Gus Zayyan yang membuat sang empu tersenyum lalu menciumnya balik.
"Helloww sudah ya cium cium na, nanti Ndak selesai selesai telus gak jadi pelgi". Bocah itu sudah khatam soalnya kalau orang tuanya cium cium berakhir masuk kamar dan dirinya di abaikan memang tidak ada akhlak.
"Ya udah kita tunggu di luar ya a'"Adiba langsung menggendong bocah buah itu dan Gus Zayyan mengijinkannya.
"Hihihi ada ata danteng"ucap Belly sambil ketawa ketika ada seseorang yang berjalan mendekatinya.
"Gak usah caper ya dirimu". Lelaki didepannya memang ganteng tapi tenang ia tidak tertarik karena cukup suaminya aja yang bisa bikin Diba tertarik.
"Assalamualaikum maaf ning tadi hpnya adeknya tertinggal di warung bakso milik ayah saya"ucapnya sambil menyerahkan hpnya ke Diba.
"Ah iya terima kasih maaf ngerepotin, Buah minta maaf sama abangnya gara gara kamu dia direpotin sama kamu"ucap Adiba. Untung hpnya gak ilang disana kan banyak file file tugas sekolah yang belum ia kerjakan, kalau ilang gimana mau ngerjainnya nomor teman temannya juga di hp itu.
"Maafin Belly Abang danteng hehe".
"Iya, kalau gitu saya permisi, assalamualaikum".
"Wa'alaikumsalam, lain kali jangan ditinggal sembarangan hp kakak, Kakak belum ngerjain tugas kalau ilang gak bisa ngerjain".
"Siap ata cantik"
YOU ARE READING
Cinta Tulus Gus Zayyan
RomansaBelum Revisi maaf masih banyak typo dan kekurangan, terima kasih