✨ Tidak selamanya, pertemuan pertama akan menyenangkan. ✨
*
*"Berhenti di situ lo!!" teriak seorang pria berbadan besar, juga otot yang menyembul keluar dari balik baju hitam yang di pakainya.
"Huhh.. huhh.. huhh..."
Mata bulat itu melirik ke belakang, dia ingin melihat sekelompok orang berbadan besar yang tengah berlari mengejarnya.
"Haiss.. Mereka kenapa gak mau berhenti sih? Gue cape lari terus," gerutunya dengan wajah yang penuh dengan keringat, karena sudah berlari cukup lama.
Langkah kaki kecil itu semakin cepat berlari, saat matanya melihat ada tempat bersembunyi yang aman, agar dia bisa beristirahat sejenak.
"Heyy ganteng, gue ijin sembunyi di sini sebentar ya."
Tanpa menunggu persetujuan dari lawan bicaranya, dia langsung beringsut masuk ke celah meja di bawah kolong tempat seorang laki-laki yang tengah sibuk membaca buku.
Lelaki itu hanya menatapnya dengan pandangan aneh juga jengkel, bagaimana tidak. Dia sedang asik membaca buku, tapi dengan tiba-tiba seorang gadis mengganggu aktivitasnya.
Baru saja ingin protes, lelaki itu di datangin segerombolan pria berbadan besar untuk menanyakan keberadaan perempuan yang sejak tadi mereka cari.
Tanpa pikir panjang, lelaki itu langsung memberitahu keberadaan si gadis dengan dagunya. Tak lupa kaki si lelaki juga bergeser, agar sekelompok pria itu dapat dengan jelas melihat gadis manis yang sejak tadi mengganggu aktivitasnya.
Melihat si cowok tidak bisa diajak kerja sama, lantas perempuan itu dengan gesit menghindar dari pria berbadan kekar yang hendak menarik tangannya. Sebelum pergi, dia menatap nyalang ke
wajah datar lelaki tampan yang asik membaca bukunya tanpa perasaan bersalah sedikit pun."Dasar manusia batu."
Sedangkan lelaki itu mengabaikan sumpah serapah yang dilemparkan kepadanya. Dengan wajah tanpa dosa, dia melanjutkan lagi aktivitasnya yang sempat tertunda.
***
"Kenapa tuh muka? Pagi-pagi udah kucel aja. Mana banyak blush on-nya lagi," sindir Giovanni, sahabatnya sejak duduk di sekolah dasar.
"Gue kesel banget sama tuh cowok. Hatinya terbuat dari apa sih? Gak kasihan apa sama cewek yang di kejar-kejar segerombolan laki-laki badan gede??" celetuknya dengan wajah merah padam, juga mata bulan yang menatap tajam seorang lelaki.
Giovanni mengikuti arah pandangan sahabatnya. Dia melihat dengan jelas, mata bulat itu menatap intens ke arah siswa tampan yang tengah berjalan santai melewati lapangan sekolah.
Dia adalah Rivaldo, lengkapnya Rivaldo Alvarendra. Dia adalah salah satu siswa tampan dan juga idola semua orang di sekolah, baik itu murid ataupun guru. Selain wajahnya yang tampan dan rupawan, lelaki itu juga memiliki otak yang encer dan sering sekali memenangkan banyak olimpiade.
Bukan hanya paras dan otaknya yang menjadi idola, tetapi keluarga Alvarendra juga terkenal sebagai keluarga yang lumayan terpandang. Hanya dengan menyebutkan nama keluarganya saja, orang-orang sudah tahu kalau dia anak dari salah satu pengusaha terkaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Solitude
Teen FictionMenceritakan tentang kisah percintaan antara Rivaldo dan Ravicca. Mereka berdua hidup di keluarga yang sangat jauh berbeda. Di mana Rivaldo hidup di keluarga yang berlimpah akan kasih sayang, berbanding terbalik dengan Ravicca. Gadis cantik itu tida...