Bab 25

89 18 0
                                    

Happy reading ✨

*
*

"Lo pegangin ini, gue mau ke sana dulu." Giovanni menyerahkan seluruh tas belanjaannya ke Ravicca.

"Kutil, gue ke sini buat bayarin doang, bukan jadi babu lo," ucap gadis berambut panjang dengan kesal.

Bukannya menanggapi, sahabatnya itu malah ngacir lari ke salah satu toko yang lumayan di kenal banyak orang. Apalagi cewek-cewek seperti Giovanni yang sukanya shoping.  

Sesuai kesepakatan. Setelah pulang sekolah tadi, Ravicca langsung pergi ke rumah Giovanni setelah berganti pakaian. Mengabaikan perkataan ibunya yang meminta gadis itu pulang cepat.

Dan di sinilah mereka sekarang. Di salah satu pusat pembelanjaan yang sering dikunjungi banyak orang.

"Bentar doang. Lo tunggu di situ aja, gue gak lama." Tanpa menoleh ke sahabatnya, Giovanni berbicara dengan langkah cepat meninggalkan Ravicca.

Ravicca hanya bisa ngedumel tidak jelas. Apakah gadis berambut pendek itu tidak lelah? Dia aja merasa kakinya ingin patah karena terus berkeliling mall tanpa henti.

"Besok-besok gue kasi uang aja deh. Gak mau nemenin dia lagi, kaki gue aja udah teriak minta istirahat ini."

Mata gadis itu berkeliaran guna mencari tempat duduk untuk istirahat. Tohh Ravicca tahu kalau Giovanni memilih-milih barang pasti akan lama. Tidak mungkin dia menunggu sahabatnya dengan berdiri seperti orang bodoh. Belum lagi belanjaan Giovanni gak sedikit.

"Gedung seluas ini yakali gak ada tempat duduk?"

"Gak mungkin gue lesehan di lantai, kan?" gerutunya karena tak kunjung menemukan tempat bersantai.

Mau tidak mau Ravicca memilih masuk ke salah satu food court bertema makanan nusantara yang lumayan sepi.

Bukan. Dia tidak ingin makan, melainkan hanya duduk bersantai guna menunggu Giovanni. Sayangnya tidak ada bangku yang di sediakan, alhasil Ravicca memilih food court itu saja untuk bersantai.

Baru saja meletakkan bokongnya, pelayan sudah datang untuk menulis pesanan gadis itu.

"Lemon tee satu."

"Baik, harap di-"

"Orange juice satu," celetuk seorang lelaki yang datang entah dari mana.

Seketika mata Ravicca terbelalak saat melihat siapa orang asing, yang dengan seenak jidat memesan minuman dan menduduki mejanya. Bangku di sini banyak, kenapa dia malah duduk di sini? Apakah orang ini tidak punya uang makanya numpang di pesanan orang lain?

"Jadi, lemon tee satu dan orange juice satu ya. Apakah ada tambahan lain?" tanya pelayan itu memastikan.

"Apa gue pesen makan juga kali ya?"

"Sama nas-"

"Hehh!! Lo dateng-dateng langsung mesen aja. Siapa suruh lo duduk di situ? Pindah sono," usir Ravicca kesal.

"Sama ayam bakar sama nasinya satu ya, Kakak cantik."

Bukannya menjawab, lelaki itu malah mengabaikan Ravicca dan melanjutkan perkataannya yang sempat terpotong tadi.

Pelan wanita itu tersenyum, lalu membacakan lagi pesanan mereka. "Apakah ada tambahan lagi, Mas?"

"Lo mau makan gak?"

Love In Solitude  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang