Bab 21

116 21 0
                                    

Happy reading ✨

*
*

Sekumpulan murid yang sibuk tawuran itu harus berhenti saat mendengar suara sirene polisi. Mereka berbondong-bondong lari ke motor mereka masing-masing, kabur dari tempat kejadian.

"Rico buruan! Ada polisi!!" teriak Ravicca panik.

Pasalnya, Rico masih berjongkok di depan Verdon dan memandang lekat lelaki itu.

"Gue minta maaf, Don," ujarnya lalu melenggang pergi.

Rico meninggalkan Verdon di tengah lapangan. Dia yakin, pasti salah satu teman-teman cowok itu akan membantunya kabur dari sana.

***

Rico dan segerombolan teman-temannya lebih memilih pergi ke basecamp. Walaupun matahari sudah mulai sembunyi, tapi mereka tidak berniat langsung pulang ke rumah.

"Siapa yang nelepon polisi?" tanya Daniel bingung.

Kini mereka semua sudah sampai ke basecamp. Tempat itu terlihat sepi, hanya ada beberapa orang yang tinggal di sana, termasuk bu Siti.

Wajar basecamp mereka sepi sewaktu jam pulang kantor seperti. Banyak dari mereka yang lebih memilih pulang, dan akan kembali berkumpul saat malam hari.

"Padahal tempat itu sepi," lanjut Ravicca.

"Gak salah lagi, pasti ini ulah Verdon," balas Faisal yang di anggukin hampir semua teman-teman mereka.

Banyak dari mereka yang setuju. Melihat kelakuan pengecut cowok itu, gak heran kalau dia sudah mempersiapkan polisi agar mereka lolos begitu aja.

"Jangan nuduh kalau gak ada bukti. Berujung fitnah," celetuk Rico tiba-tiba.

"Lo selalu kayak gitu, Ric. Jangan terlalu berpikir positif akan semua hal," ungkap Daniel yang membuat banyak temannya terperangah. Tumben cowok ini bersikap bijak.

"Halah cocotnya," ucap Faisal.

"Rav," panggil sebuah suara yang tidak asing di telinganya.

Kok gue denger suara cowok dingin itu ya? Ini ngigo apa gimana?

"Ravicca, pulang."

Sontak Ravicca berbalik memastikan kalau pendengarannya bermasalah. Tapi sayang, itu benar adanya. Kini lelaki itu sudah berdiri di belakangnya dengan melipat lengan di dada.

"K-kok lo bisa d-disini?" tanya gadis berambut panjang gugup.

Tidak mungkin. Bukankah tadi perjanjiannya dengan Giovanni agar lelaki ini pergi dan tidak mengikutinya lagi. Tapi kenapa sekarang dia sudah berdiri di sini?

"Lo siapanya Ravicca?" tanya Daniel yang mengerti akan kegugupan gadis itu.

"Pacarnya."

"Ngaco. Seorang Ravicca punya pacar? Impossible," celetuk Faisal yang langsung di hadiahi jitakan oleh si singa betina.

"Rav, pulang."

Love In Solitude  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang