✨ Anjing tidak akan menggigit, jika tidak ada yang mengusiknya. ✨
*
*Bukan Ravicca namanya, kalau tidak membuat ulah. Seperti saat ini, gadis itu tengah bersusah payah memanjat tembok, agar bisa masuk ke halaman sekolah tanpa ketahuan oleh guru.
"Akhirnya bisa lolos juga," celetuknya setelah mendarat dengan aman.
Sudah menjadi kebiasaan Ravicca lompat tembok, karena memang hampir setiap hari dia melakukannya. Gadis itu juga sengaja memakai celana, dan rok sekolahnya dia simpan di dalam tas.
Walaupun rumahnya tidak terlalu jauh, tetapi si gadis berambut panjang selalu memiliki alasan atas keterlambatannya masuk sekolah.
"Pak!!" teriak seorang lelaki yang tepat berada di depan Ravicca.
Sontak Ravicca langsung mendelik, menatap tajam siswa berwajah datar yang kemarin meninggalkannya begitu saja di parkiran sekolah.
"Lo bener-bener ngajak gue berantem ya, Al."
"Ravicca! Kamu lompat tembok lagi?!" Mendengar teriakan pak Bondan, Ravicca langsung mengambil ancang-ancang untuk berlari.
"Awas, kena lo nanti sama gue," ucapnya sebelum berlari kencang, kabur dari kejaran guru yang selalu dibuat jengkel olehnya.
Sedangkan Rivaldo hanya diam, dia tidak takut sama sekali. Lelaki itu melanjutkan lagi langkah kakinya menuju perpustakaan.
Sebenarnya dia bukanlah tipikal cowok yang suka mengadu, atau ikut campur sama urusan orang lain. Tapi Rivaldo mengingat dengan jelas, Ravicca adalah gadis yang kemarin memfitnahnya di kantin.
Rivaldo hanya ingin memberi pelajaran sedikit buat gadis itu. Tidak salah kan dia ingin balas dendam?
Saat sudah sampai di perpustakaan, Rivaldo dengan gesit mengambil buku yang ingin dia baca. Beberapa hari lagi, lelaki itu akan mengikuti olimpiade fisika. Jadi dia harus belajar lebih giat, agar bisa menang dan mengharumkan nama sekolah.
***
"Kamu itu kenapa bandel banget sih?" tanya pak Bondan setelah aksi kejar-kejaran yang mereka lakukan.
"Setengah jam kamu buat saya lari-larian," lanjut guru itu dengan dada yang naik turun, karna kekurangan oksigen.
"Itung-itung olahraga, Pak. Pagi-pagi keluar keringat bagus tau," jawab si gadis berambut panjang, membuat pak Bondan menatap tajam kearahnya.
"Masih bisa menjawab kamu?"
Ravicca menundukkan lagi kepalanya, karena tidak ingin mendapatkan hukuman yang lebih berat. Bagaimanapun juga, pak Bondan di kenal sangat tidak manusiawi saat memberi hukuman.
"Dan lagi, apa ini? Kenapa pakai celana ke sekolah? Kamu siswa apa siswi? Kemana rok kamu?"
Pak Bondan memukul pelan betis Ravicca, menggunakan rotan tipis yang selalu dia bawa kemana-mana.
"Di tas, Pak. Saya ke sini naik motor, jadi pake celana. Yakali make rok, nanti terbang-terbang gimana? Sayang dong kaki mulus dan eksotis saya di pamerin ke orang lain."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Solitude
Ficção AdolescenteMenceritakan tentang kisah percintaan antara Rivaldo dan Ravicca. Mereka berdua hidup di keluarga yang sangat jauh berbeda. Di mana Rivaldo hidup di keluarga yang berlimpah akan kasih sayang, berbanding terbalik dengan Ravicca. Gadis cantik itu tida...