Bab 10

143 18 0
                                    

Peraturan ada, untuk dilanggar.
- Ravicca - ✨

*
*

Ravicca keluar dari rumah, dengan motor merah miliknya. Gadis itu memiliki banyak jenis motor sport yang terparkir rapi di garasi. Mulai dari Harley, Kawasaki, Yamaha, BMW bahkan Neiman Mercus juga dia miliki.

Dan hari ini, Ravicca ingin mengendarai sparkly, nama salah satu motor kesayangannya. Motor sport yang diminati banyak kalangan, termasuk anak muda pecinta motor seperti Ravicca. Ducati panigale V4 R.

Selain bobotnya yang ringan, Ravicca juga suka mengendarai motor ini karena kecepatannya tidak main-main. Bisa mencapai 300 km/jam. Kelebihan lain dari motor ini adalah mesinnya yang tidak perlu diragukan lagi.

Sayangnya motor ini tidak dapat dikendarai di jalan raya, karena spion dan lampu seinya tidak ada. Tapi bukan Ravicca namanya, jika tidak melanggar aturan. Gadis itu juga penganut motto, "Peraturan ada, untuk di langgar".

Ravicca bersiap untuk pergi ke basecamp, tempatnya mangkal bersama anak-anak lain dari sekolah yang berbeda. Karena alasan itu juga, dia kerap sekali terlambat ke sekolah.

Ravicca sengaja pergi sendiri, dia lelah harus bertemu dengan Rivaldo setiap hari. Khusus hari ini, dia ingin menikmati masa bebasnya seperti dulu, saat sebelum ketemu Rivaldo.

Cukup lama Ravicca mengendarai motornya, dia harus berhenti karena melihat segerombolan anak laki-laki dari sekolah lain, tengah berkumpul menutupi jalan yang tidak terlalu luas.

Dia kenal dengan segaram itu, sekolah Angkasa. Murid-muridnya memang susah di atur, selalu jadi gunjingan banyak orang dan tidak pernah absen ketika ada tawuran antar sekolah. Banyak orang tua enggan menyekolahkan anak-anak mereka di situ, karena kredibilitas sekolah itu yang tidak baik.

Senyum miring tercetak jelas di bibir Ravicca. "Cepet banget lo kumpulin anak-anak, Dan."

Banyak kendaraan yang balik arah, tapi tidak dengan Ravicca. Gadis itu malah melajukan motornya, mendekati segerombolan anak laki-laki yang sudah siap dengan alat perang mereka masing-masing.

Iya, Ravicca sudah janjian dengan Daniel. Teman satu geng motornya untuk ikut tawuran antar sekolah. Dan hal yang lebih mencengangkan lagi, hanya Ravicca cewek di dalam gerombolan anak-anak nakal itu.

"Lama banget lo sampenya, dasar siput," ledek Daniel saat melihat gadis itu memarkirkan motor kesayangannya.

Ravicca membuka helm, rambut yang sejak tadi di cepol jatuh begitu saja. Karena buru-buru, gadis itu tidak sempat lagi mengikat rambutnya.

"Yee lo nya aja kecepetan. Ini masih jam tujuh kurang, sampe sana juga belum ada orang," balas Ravicca tidak mau kalah.

Daniel hanya tertawa, lalu mengambil tongkat bisbol yang sengaja dia siapkan untuk Ravicca, sebagai alat pertahanan diri gadis itu nanti.

"Tuh punya lo." Daniel melempar tongkat, dan dengan santai Ravicca menangkapnya.

"Berapa orang?"

"Mungkin ada sekitar dua puluh lima, tambah lo dua enam." Ravicca hanya mengangguk.

Dengan wajah serius, gadis itu duduk tepat di samping Daniel. "Terus, itu ngapain pada ngumpul di tengah jalan gitu?"

"Sengaja, biar gak ada kendaraan yang lewat. Ntar tawurannya di sini."

Benar, Daniel sengaja menyuruh teman-temannya untuk berdiri di tengah jalan. Kalau mereka menutup jalan dari depan, itu akan mengundang polisi untuk datang ke tempat tawuran mereka.

"Sekolah mana?" tanya Ravicca.

Kini wajah gadis itu terlihat sama seperti Rivaldo. Datar dan dingin. Mungkin, kalau disenggol sedikit saja, dia akan mengamuk bagaikan singa yang kehilangan mangsanya.

"Erut."

"Btw tuh muka kondisiin Neng, kaya punya dendam kesumat aja ama tuh sekolah," lanjut Daniel, tangannya dengan sengaja mendorong pelan wajah datar Ravicca.

"Tangan lo bau."

Daniel mengangkat bokongnya, lalu berjalan mundur menghindari gadis itu. "Ehh iya, gue lupa cuci tangan habis boker tadi."

Dengan langkah seribu, lelaki jakung yang memiliki bola mata berwarna abu-abu itu langsung melesat menghindar dari tangkapan Ravicca.

"Bajingan. Sini lo!!"

Tidak terima, lantas Ravicca mengejar si lelaki bermata abu-abu. Sudah menjadi kebiasaan dua manusia absurd itu berlari-larian seperti anak kecil.

***

"Mana cewek lo, Al? Kemarin bareng mulu deng perasaan, udah samaan kaya idung ama upil," celetuk Leo, bertepatan dengan Rivaldo yang keluar dari mobilnya.

Rivaldo tidak menjawab, lelaki itu tetap diam seperti biasa. Dia saja tidak punya pacar, cewek siapa yang dimaksud Leo? Kalau perempuan itu Ravicca, Rivaldo tidak tahu dan tidak ingin tahu juga. Sudah cukup dia menelantarkan jam belajarnya karena Ravicca.

Ketiga lelaki itu sedang berjalan santai menuju kelas mereka. Seperti rutinitas pagi, tiga cowok itu akan jadi pusat perhatian setiap siswi di sana. Terutama Rivaldo.

"Emang Al punya cewek?" tanya Ganta dengan wajah polosnya.

"Tadi ke sini lo lupa bawa sesuatu kayanya, Ta."

Ganta mengerutkan keningnya, nih sahabatnya kenapa? Yang ditanya apa, yang di jawab apa. Tapi yasudahlah, dia tahu otak Leo terkadang suka koslet.

"Lupa apaan? Buku sebiji doang cukup, pulpen ntar minjem lo aja," jawab Ganta jujur.

"Lupa bawa otak! Polos sama goblok memang gak beda jauh ya." Terlalu lelah punya sahabat yang otaknya suka ketinggalan.

"Sialan nih bocah."

Ganta berkali-kali menangkap Leo, tapi lelaki berlesung pipi itu dengan gesit menghindar darinya. Sedangkan Rivaldo hanya diam, tidak ada niatan untuk bergabung dengan dua manusia aneh itu. Banyak orang yang bingung, bagaimana mungkin seorang kulkas berjalan bisa berteman dengan mereka dalam jangka waktu yang cukup lama.

Walaupun begitu, Rivaldo cukup bahagia bisa kenal dengan dua manusia aneh ini. Karena kedua orang itu selalu mengerti keadaannya tanpa banyak bertanya. Mereka juga dengan senang hati menemani Rivaldo, di saat dirinya bermasalah dengan orang tua.

Terserahlah kelakuan mereka mau seaneh apa, tapi Rivaldo tidak merasa kesepian karena melihat kekonyol dua sahabatnya.

"Rivaldo, ikut bapak sebentar," ujar pak Bondan yang datang entah dari mana.

Rivaldo baru saja sampai di depan pintu, bahkan lelaki itu belum menginjakkan kakinya ke dalam kelas, tapi pak Bondan memanggilnya dengan tiba-tiba.

*
*

Maaf ya aku up kemaleman hari ini 😭
Kayak biasa, kalau ada typo bertebaran harap maklum ya. Jari aku jempol semua, kegedean 🤭

✨✨

Tunggu update-an selanjutnya. Jangan lupa tinggalkan jejak. Terimakasih. 😇💕

~ Jessie ~

Love In Solitude  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang