Happy reading ✨
*
*"Buruan lo lama banget kalo dandan, heran gue," omel Ravicca yang baru saja keluar dari gerbang rumah Giovanni.
Kini, kedua gadis itu sudah rapi dengan mengenakan seragam sekolah. "Lo aja yang maksa cepat-cepat entah buat apaan. Ini aja masih gelap, lo mau ngejar apaan pergi sekolah pagi-pagi buta begini?"
"Gue males ketemu ma sepupu lo. Malu gue, tadi malem nangis-nangis depan dia."
Giovanni senyum mencurigakan. Gadis itu kini tengah menutup pagarnya, dan tak lupa juga untuk gembok gerbang itu. "Bukannya bersyukur karna bisa diantar jemput, lah ini malah ngomel-ngomel."
"Yeee lo kira gue cewek apaan?"
"Ehh iya, motor lo mana? Kok gak lo keluarin?" tanya Ravicca bingung.
Pasalnya sahabatnya itu memiliki kendaraan, kenapa tidak di gunakan? Biasanya juga Giovanni ke mana-mana naik motor, kok sekarang motornya malah di tinggal?
"Ngapain bawa motor kalo ada supir pribadi," jawab Giovanni santai.
Gadis berambut panjang dengan santainya berjalan ke mobil Tesla hitam, yang sejak tadi sudah terparkir di depan rumahnya.
Sontak mata Ravicca terbelalak tidak percaya. Bagaimana mungkin dia tidak menyadari kehadiran mobil itu sedari tadi? Dan, sejak kapan Rivaldo sudah sampai di depan rumah sahabatnya?
"Lahh kok? Lo janjian sama Rivaldo ya?"
Giovanni berhenti sejak, lalu membalikkan kepalanya menatap Ravicca dengan senyum manis andalannya. "Lo gan curiga kenapa gue mau lo bangunin pagi-pagi buta kayak gini?"
Sialan. Jadi dia udah berubah kubu nih?
"Udahlah Rav. Gak ada cara lain buat lo kabur dari dia lagi."
"Dan jangan lupa perjanjian semalam ya sayang," lanjut Giovanni, lalu melenggang pergi menuju mobil Rivaldo meninggalkan Ravicca dengan wajah masamnya.
Tidak terima karena penghianatan sang sahabat, Ravicca lebih memilih berangkat sekolah sendiri saja. Tohh dia hanya perlu berjalan sampai ke gerbang komplek, dan Ravicca bisa melanjutkannya dengan menaiki angkutan umum.
"Mau kemana?" tanya Rivaldo.
Lelaki itu sudah menebak kalau gadis bar-bar ini berniat ingin kabur lagi. Jadi, Rivaldo sengaja menunggu Ravicca di luar mobil. Jika dia membantah, Rivaldo bisa dengan mudah menggendong Ravicca agar waktu mereka tidak banyak terbuang.
"Berangkat sekolah," jawab Ravicca acuh.
"Masuk mobil!"
Jelas preman betina tidak terima. Bagaimana mungkin lelaki dingin ini bisa seenak jidat memerintahnya? Apakah dia berpikir, nyali Ravicca akan ciut dengan gertakan murahan seperti itu?
Ravicca berhenti, lalu menatap nyalang ke Rivaldo. Orang yang sejak pertemuan pertama sudah mengibarkan bendera perang kepadanya.
Lihat muka itu. Datar banget. Dasar wajan gepeng, untung gak gosong.
Ravicca melipat kedua lengan, dan menatap lelaki berwajah dingin itu dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tatapan mengejek.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Solitude
Novela JuvenilMenceritakan tentang kisah percintaan antara Rivaldo dan Ravicca. Mereka berdua hidup di keluarga yang sangat jauh berbeda. Di mana Rivaldo hidup di keluarga yang berlimpah akan kasih sayang, berbanding terbalik dengan Ravicca. Gadis cantik itu tida...