Siapa diriku yang sebenarnya? Mengapa mereka semua selalu bertingkah aneh di hadapanku? Maksudku, bukan aneh ... tetapi asing. Mereka seperti mengenalku jauh.
"Dulu kita pernah lari-lari di bukit itu," ujar seorang wanita yang memiliki mimik wajah yang manis. Alin menatap wanita itu, ternyata dia terus tersenyum kepadanya.
"Maaf aku lupa." Jawaban Alin berhasil membuat wanita itu menghela napas panjang.
"Ternyata kamu gak bercanda, ya?" kata wanita itu, sambil menggenggam tangan Alin lembut. "Maaf ... dulu aku pernah jahat sama kamu, Lin," lanjutnya.
Alin hanya terdiam saja sambil menatap wanita itu, sepertinya sel-sel otak gadis itu mulai berfungsi lagi. "Kenapa aku ngerasa sesak, ya, waktu liat kamu?" ucap Alin.
Wanita itu hanya bisa menunduk sebentar, lalu ia memberanikan diri untuk menatap Alin kembali. Tak bisa di pungkiri ternyata wanita itu meneteskan air mata yang merintik mengenai tangan Alin dan tangannya.
"Aku ... minta maaf," ucapnya lirih.
Karena Alin tidak mau melihat wanita manis ini menangis, ia mulai mengusap air matanya. "Gapapa, jangan nangis lagi, ya!" pinta Alin sambil tersenyum kepadanya.
"Ternyata ingatanku benar-benar hilang.
Aku tidak mengenal siapa wanita di hadapanku, dan alasan ia menangis sambil meminta maaf kepadaku. Penyakit itu sudah membunuhku secara perlahan-lahan."📖📖📖
KAMU SEDANG MEMBACA
LUPA
Teen FictionAlinne Laucner- Seorang gadis berusia 20 tahun kerap mengidap penyakit Alzheimer akibat trauma kepala di masa lalunya. Seiring berjalannya waktu, ingatan gadis itu kian menghilang sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya, semuanya sudah ia lupakan. T...