Hallo semuanya! Jangan lupa Vote dan Komen, ya! Untuk meninggalkan jejak.
Terima kasih!!Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat limabelas menit, Alin hanya bisa membantu beberapa saja untuk menyiapkan barang-barang bawaan sang ibu yang akan pergi ke luar kota lagi.
"Alin," panggil ibu sambil menutup kopernya. "Jangan lupa di minum obatnya, jangan terlalu sedih, jangan terlalu stress, jangan terlalu merasa sendirian. Kalo ada apa-apa, bilang sama ibu,ya?" lanjutnya. Gadis itu hanya mengangguk saja, sambil tersenyum simpul.
"Kalau kamu mau ikuti pengobatan lanjut, ibu kasih tambahan biaya-nya, sayang," ujar ibu, Alin memutuskan menunduk saja, gadis itu masih mengulas senyuman simpul.
Akhirnya, tiba di mana ibu harus berpamitan kepada kedua anak-nya, ibu tak lepas memeluk Alin dan Anna, dengan hati yang terasa begitu berat. Tetapi, ibu juga sempat menitipkan kedua anaknya kepada tante Saras, karena dialah sala satu teman yang jarak rumahnya tak terlalu jauh dari rumah kedua anak-nya.
"Ibu kerja dulu, ya, jaga diri kalian baik-baik," pinta ibu sambil melepas pelukan kedua anaknya. Satu kecupan mendarat di pipi masing-masing gadis itu, hingga ibu berjalan menjauh dari keduanya menuju mobil.
Anna hanya terdiam saja, tidak ada lambaian tangan atau pun kata-kata perpisahan antara dirinya dan ibu. Sedangkan Alin masih terus melambaikan tangannya, sambil tersenyum tipis.
Akhirnya, mobil itu sudah tidak ada di hadapan mereka, hanya ada tempat kosong saja yang tersisa, Alin menghela napas panjang, perasaanya kembali kosong dan hampa.
"Ayo masuk, Kak," ajak Alin sambil melengos masuk ke dalam rumah. Anna mengikuti Alin, dengan tatapan kosongnya. Sedari tadi, Anna terlihat sangat pucat, Alin berpikir mungkin aja Kakak sedih karna ibu pergi lagi.
Tetapi, saat Alin melirik sang kakak, Anna langsung terduduk diam di atas kursi ruang tamunya, dengan tatapan yang masih terlihat kosong tanpa kehidupan.
Jantungnya mulai berdebar, kejadian ini persis seperti yang baru saja ia lihat saat kemarin. Alin menelan salivanya, gadis itu berusaha berjalan menaiki tangga, untuk menghindar dan mengunci dirinya di dalam kamar.
"Alin..." panggil Anna saat gadis itu sudah berada di anak tangga paling atas. Alin menghentikan langkahnya, jantungnya sudah berdebar kencang saat itu juga, kakinya mulai sedikit bergetar akibat ketakutan.
"Alin..." Panggilan itu sedikit bernada, Alin berusaha berbalik badan saat itu juga, tidak ada siapa pun di sana.
"Kakak?" Alin berusaha memanggil kembali. Hening, tidak ada jawaban apa pun. Saat itu juga, Alin berlari memasuki kamarnya, tanpa memedulikan sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUPA
Teen FictionAlinne Laucner- Seorang gadis berusia 20 tahun kerap mengidap penyakit Alzheimer akibat trauma kepala di masa lalunya. Seiring berjalannya waktu, ingatan gadis itu kian menghilang sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya, semuanya sudah ia lupakan. T...