Chapter 7

115 82 10
                                    

Hallo semuanya, jangan lupa vote dan komen, ya! Untuk meninggalkan jejak.
Terima kasih !!

Alin mulai membuka matanya secara perlahan, gadis itu mengusap pelan dahinya yang terasa dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alin mulai membuka matanya secara perlahan, gadis itu mengusap pelan dahinya yang terasa dingin. Ternyata gadis itu sudah tak sadarkan diri begitu lama.

Alin melirik jam di dinding kamarnya yang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. Gadis itu mulai beranjak bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasurnya.

Terlihat kamarnya sungguh berantakan, tissu tergeletak di mana-mana, dan uang yang berterbangan dari amplop yang ia lempar tadi malam.

Alin menghela napasnya dalam, gadis itu mulai berjalan mengambil satu persatu tissu yang berserakan. Lalu membuangnya ke tempat sampah. Lalu ia juga mengambil uang yang tergeletak seperti tidak ada harganya, dan mulai memasukannya kembali ke dalam amplop itu.
"Ini kenapa, ya, kok uang di mana-mana? Dan ini semua uang dari mana?" umpatnya.

Saat sudah terlihat lebih rapih dari sebelumnya, gadis itu mulai berjalan keluar dari kamarnya, lalu menuruni anak-anak tangga dan berjalan menuju ke dapur.

Alin membuka kulkas di sana, sambil mengambil roti tawar miliknya, lalu ia memakannya sebagai makanan sarapan. Gadis itu terus mengunyah sambil melamun menatap lantai dapur itu.

"Alin! Nanti kesambet kalo ngelamun terus!" tegas Anna yang berjalan membawa beberapa kresek bahan makanan. Sepertinya Anna akan memasak.

"Kak, mau ngapain? Beli bahan makanan banyak banget." Alin menatap Kakaknya yang terus berjalan sambil menyimpan semua bahan makanan itu di atas meja dapur.

"Hari ini 'kan ibu pulang," seru Anna dengan tatapan malas. Alin langsung mengerutkan dahinya, ia mendengar pernyataan itu seperti tidak percaya.

"Ibu pulang?!" Alin tampak menaikkan nada suaranya, beberapa potongan roti di dalam mulut Alin, tampak sedikit bermuncratan.

"Iss! Iya pulang, kemarin udah aku kasih tau loh," ujar Anna, sepertinya gadis itu sedikit kesal dengan adiknya. "Udah cepet bantuin aku!" lanjutnya.

Akhirnya Alin mengiyakan perintah kakaknya, gadis itu tampak menghampiri Anna untuk membantu menyuci bahan makanan itu, lalu sebagian setelah di cuci tampak di potong-potong, dan masih banyak lagi.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.17 WIB, beberapa mangkuk dan piring sudah berisi dengan makanan hasil buatan Anna dan Alin. Mereka berdua tampak merebahkan dirinya di kursi ruang tamu dekat dapur, dengan di baluti rasa lelah.

"Uang yang aku kasih kemarin masih ada?" tanya Anna sambil menatap Alin. Gadis itu tampak mengerutkan dahinya, ia tidak mengingat apa pun.

"Uang apa?" batinnya, Alin berusaha mengingat kembali. Akhirnya usahanya tidak sia-sia gadis itu mengingat uang yang berhamburan tadi pagi. "Ahh ... masih ada, kok!" jawab Alin.

LUPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang