Hallo semuanya! Jangan lupa Vote dan Komen, ya! Untuk meninggalkan jejak.
Terima kasih !!Alin langsung terdiam, tubuhnya merespon gestur terkejut. "Maksudnya?" tanya gadis itu sambil menatap Fika. Fika langsung menatap Alin, sambil mengerutkan dahinya.
"Dia yang terlibat kasus pembunuhan!" ucapnya lagi. Farhan tak tinggal diam, laki-laki itu langsung berjalan menghampiri Fika, sambil menarik tangannya kasar.
"Lo nggak tau cerita yang sebenernya. Jadi, mending diem aja!" ketus Farhan sambil menatap tajam ke arah Fika. Sontak, Alin langsung mengerutkan dahinya, gadis itu pun merasa bahwa Farhan tidak pernah terlibat kasus pembunuhan seperti itu.
"Salah orang kali, Ka," ujar Alin tak percaya. Tetapi, Fika masih terus menunjuk ke arah Farhan bahwa ialah yang terlibat dalam kasus pembunuhan.
Seketika ruangan itu terasa panas, amarah antara Fika dan Farhan terlihat jelas, rasa kekesalan Farhan saat Fika terus menuduhnya terasa sangat nyata. Alin hanya bisa merangkul tubuh Risha yang masih di baluti oleh duka, sambil terus mentap kedua manusia di hadapannya yang sedang berdebat.
"BERISIK! DIEM LO BERDUA." Risha tak kuat menampung kekesalannya, gadis itu berteriak sambil menatap ke arah Fika dan Farhan. Sontak, keduanya langsung terdiam, ada rasa bersalah menyelimuti perasaanya.
Fika langsung menghampiri Risha, gadis itu tampak mengulas wajah kesal saat Fika duduk di sampingnya. Dengan cepat, Risha langsung beranjak dan meninggalkan mereka bertiga di rungan itu, hentakkan kakinya terlihat keras, sangat jelas bahwa ia sedang marah.
Beberapa menit keheningan melanda ruangan ini. "Ini semua gara-gara lo!" ucap Fika sambil melihat ke arah Farhan. Tentu, Farhan tak mau kalah.
"Lo duluan yang sewot, nuduh orang sembarangan!" jawab Farhan. Sontak, Fika langsung berdiri kembali, napasnya terlihat berat, kedua mata Fika terlihat memerah.
"Gue ga akan asal nuduh, Han. Gue kenal lo, lo juga kenal sama gue, kenapa lo ada di sini? Bukanya lagi di penjara?" ujar Fika, nada suaranya merendah, tetapi terdengar seperti bergetar.
"Gue udah bebas, Ka. Polisi salah tangkep, yang jadi pelaku masih tetep di kota," ujar Farhan sambil menatap Fika. Fika langsung menjatuhkan air matanya, gadis itu sudah menangis tersendu-sendu. Alin langsung sigap memeluk Fika, lalu mengajaknya untuk duduk kembali.
Farhan masih terdiam, jantungnya berdebar keras saat itu juga. Sebuah trauma teringat kembali di dalam benaknya, tubuhnya mulai di paksa merespon kembali trauma itu di saat seseorang membahas kejadian waktu itu. Karena merasa tidak bisa menahannya lagi, Farhan langsung berlari menjauh dari Fika dan Alin, laki-laki itu berusaha mencari tempat sepi untuk menenangkan dirinya sendiri. Tetapi, karena tempat ini adalah tempat duka, banyak sekali orang-orang di sana. Farhan mencoba untuk menaiki motornya, buru-buru ia menyalakan motornya dengan tangan yang terus bergetar. Akhirnya, ia berhasil meninggalkan rumah ini, laju motornya terlihat sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUPA
Teen FictionAlinne Laucner- Seorang gadis berusia 20 tahun kerap mengidap penyakit Alzheimer akibat trauma kepala di masa lalunya. Seiring berjalannya waktu, ingatan gadis itu kian menghilang sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya, semuanya sudah ia lupakan. T...