Chapter 1

192 99 59
                                    

Hallo, jangan lupa untuk vote dan komen, ya! Untuk meninggalkan jejak!
Terima kasih!

Hallo, jangan lupa untuk vote dan komen, ya! Untuk meninggalkan jejak!Terima kasih!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 WIB, gadis yang bernama Alin bersama kedua temannya Risha dan Fika, akan menepati janji untuk bertemu hari ini. Mereka akan menghabiskan waktu bersama dan bersenang-senang, melepas rindu yang tak kunjung terbayar selama 2 tahun silam.

Semenjak mereka lulus SMA, kehidupan berjalan masing-masing. Risha sudah berhasil memasuki Universitas impiannya yang selalu ia dambakan saat SMA, Fika juga melanjutkan sekolahnya di luar kota, gadis itu sudah biasa untuk tinggal sendirian. Sedangkan Alin masih terikat perjanjian antara dirinya dan Reyhan.

Laki-laki itu berjanji akan membawa Alin ke jenjang yang lebih serius, yaitu sebuah pernikahan. Hubungan Alin bersama Reyhan sudah cukup lama, mereka menjalin kisah kasih sudah 4 tahun lamanya.

Tentu, terbesit di hati Alin ada keinginan untuk sama seperti teman-temannya yang lainnya. Mereka masih berjalan menuntut ilmu walaupun sudah lulus SMA. Tetapi Reyhan mengusulkan untuk menikah dengannya lalu berkuliah. Hal yang tidak pernah Alin pikirkan sebelumnya.

Alin tak pernah mengetahui akan se kuat apa dirinya untuk menjalani kehidupannya di masa depan. Tetapi, gadis itu percaya masih ada Tuhan yang akan selalu mengarahkan kehidupannya kepada jalan yang benar dan terbaik.

Alin sudah bersiap-siap untuk cepat bertemu bersama Risha dan Fika. Ia mulai menyalakan Purp--motor kesayanganya. Lalu menaiki motor itu dan melajukan Purp menuju tempat yang sudah di janjikan.

Sepanjang perjalanan, Alin hanya bisa tersenyum saja. Bukan tanpa alasan, ia mengingat kembali masa-masa SMA bersama kedua teman gilanya. Hari ini mereka akan bertemu kembali, ada rasa tak sabar yang melanda di hati Alin. Semenjak dua tahun tidak bertemu, Alin hanya bisa berkomunikasi dengan kedua temannya lewat grup chat di ponselnya.

Sesampainya di tempat tujuan, gadis itu mulai berjalan memasuki sebuah Cafe yang baru saja di buka di kota ini. Mereka menempatkan Cafe itu sebagai tempat bertemu. Sebuah lambaian tangan terlihat saat Alin sudah menginjakkan kakinya di dalam Cafe ini. "Alin, di sini!" Teriak seorang gadis yang menggunakan pakaian mendominan warna hitam, bentuk rambutnya pun sangat Alin kenali, senyuman yang sudah lama tak ia lihat, muncul kembali. Lalu Alin berjalan menuju gadis itu sambil tersenyum girang.

"Fika! Aku kangen banget sama kamu!" ungkap Alin dengan di iringi satu pelukan di tubuh temannya. Fika pun membalas pelukan itu, sambil sedikit mengusap pelan tubuh Alin.

"Gue juga kangen sama lo, Lin," ujar Fika. Gadis itu melepas pelukan Alin, lalu menatapnya dengan mata yang berbinar. "Makin cakep aja ni anak," ungkapnya.

"Kamu juga cakep kali, ga usah merendah sambil meroket, deh," jawab Alin sambil menatap Fika, gadis itu terkekeh. Senyuman di wajahnya sangat Alin rindukan.

LUPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang