Hallo semuanya, jangan lupa vote dan komen, ya! Untuk meninggalkan jejak.
Terima kasih !!
Alin sudah siap untuk menuliskan beberapa cerita hari ini di atas buku diary miliknya. Malam ini ada sesuatu yang paling membuatnya bahagia, sebuah cincin manis berada di sala satu jarinya dengan adanya dasar perjanjian."Aku mau nikah? Beneran aku mau nikah?" tanya Alin tak percaya. Gadis itu terus menatap cincin yang terkait di jari manisnya, sambil tersenyum sipu.
Lalu ia mulai menuliskan beberapa rangkaian peristiwa di hari itu, dari mulai ia terjatuh, obat Brainact, laki-laki yang bernama... Alin menghentikan tulisannya, ia melupakan nama laki-laki yang menolongnya tadi siang.
"Siapa namanya?" tanya Alin kepada dirinya sendiri. Beberapa menit ia terdiam, berusaha mengingat nama dari laki-laki itu. Nihil, tidak bisa di ingat.
"Argg... aku kenapa, sih? Kok lupa?" Alin tampak mengacak sedikit rambutnya. Gadis itu mulai membaca ulang apa yang ia tulis tadi, lalu ia memutuskan untuk mengambil obat di lacinya.
"Obat Brainact? Untuk penguat ingatan?" Alin mulai mengerutkan dahinya.
Alin mengambil dan memperhatikan obat Brainact yang berada di hadapannya, lalu gadis itu tertawa sinis. "Aku gak sakit, ga usah deket-deket sama aku!" ucap Alin kepada obat itu. Lalu ia sedikit melempar obat itu ke atas permukaan meja di hadapannya.
Karena waktu sudah menunjukkan pukul sembilan lewat empat puluh satu menit, Alin memutuskan untuk merebahkan dirinya di atas kasur miliknya, sambil menunggu beberapa balasan pesan dari Reyhan.
"Kira-kira gimana, ya, keadaan ibunya Rey?" batin Alin. Gadis itu memutuskan untuk mengirim pesan baru untuk Rey, bertopik menanyakan keadaan ibunya.
Setelah lama menunggu, jawaban tak kunjung datang dari laki-laki itu. Alin menghela napasnya, rasa kantuk sudah ia rasakan. Sehingga menunggu lebih dari tiga puluh menit, akhirnya ia tertidur pulas.
Keesokan harinya Alin membuka matanya perlahan, rasa kantuk masih ia rasakan. Tetapi sorot sinar matahari sudah menembus hordeng di kamarnya, yang artinya ia tidak boleh tertidur lagi.
Alin membuka ponselnya yang tergeletak di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUPA
Teen FictionAlinne Laucner- Seorang gadis berusia 20 tahun kerap mengidap penyakit Alzheimer akibat trauma kepala di masa lalunya. Seiring berjalannya waktu, ingatan gadis itu kian menghilang sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya, semuanya sudah ia lupakan. T...