Chapter 15

46 32 2
                                    

Hallo semuanya! Janga lupa Vote dan Komen, ya! Untuk meninggalkan jejak.
Terima kasih!!

Matahari sudah mulai terbit dan menyinari bumi, sinarnya mampu membuat suasana menjadi hangat, bak seperti kehangatan alami, tetapi kehangatan itu bercampur dengan rasa dinginnya atmosfer pagi ini, sehingga membuat hasrat untuk tidur kembali sanga...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah mulai terbit dan menyinari bumi, sinarnya mampu membuat suasana menjadi hangat, bak seperti kehangatan alami, tetapi kehangatan itu bercampur dengan rasa dinginnya atmosfer pagi ini, sehingga membuat hasrat untuk tidur kembali sangatlah besar. Tetapi, Alin mulai membuka matanya, dengan rasa kantuk yang masih ia rasakan, waktu sudah menunjukkan pukul enam lewat sepuluh menit, gadis itu masih sibuk mengucek matanya yang terasa kabur.

Setelah selesai membuat matanya melihat jelas, Alin masih terdiam dengan tatapan kosong, lantaran nyawanya masih dalam tahap proses berkumpul. "Alin!" Suara khas Anna terdengar di balik pintu kamarnya, lalu ketukan keras pun ia lakukan.

"Bangun!" Ketukan pintu terdengar semakin keras, ada rasa jengkel yang muncul di dalam dada Alin saat itu juga. "Ayo kita ikut sama ibu!" teriaknya lagi, Alin mencoba menghampiri sang Kakak yang tak henti mengetuk pintunya, dengan kaki yang di seret. Lalu, saat di buka pintu itu Anna sudah terlihat rapih dengan pakaian olahraganya, rambutnya ia ikat satu, sehingga terlihat seperti ekor kuda.

"Mau ke mana?" tanya Alin dengan wajah bangun tidurnya. Anna langsung memutar bola matanya malas. "Gak liat? Ini pake baju apaan?" Alin hanya tersenyum tipis, ada rasa malas saat mengetahui tujuannya untuk berolahraga.

"Males, Kak!" ungkap Alin. Seketika Anna langsung mengerutkan dahinya, tatapannya tampak sedikit melotot. "Ayo kita olahraga!" ajak Anna lagi. Alin hanya terdiam, hatinya memang berkata malas, tetapi sedikit demi sedikit keinginan untuk ikut bersama Kakaknya sudah muncul.

"Ya udah ... Alin siap-siap dulu," ujar gadis itu. Lalu ia menutup kembali pintu kamarnya, membiarkan Anna berdiri di luar.

"GAK SOPAN!" Alin sedikit tersentak saat mendengar ucapan itu. "AWAS AJA KALO LAMA!" lanjutnya dengan nada yang tak bersahabat.

Akhirnya Alin menatap dirinya di hadapan cermin kamarnya, gadis itu mulai mengikat rambutnya yang sudah panjang, lalu sedikit mengusap wajahnya yang masih terlihat seperti muka bantal. Akhirnya, Alin pergi ke dalam kamar mandi untuk menyegarkan wajahnya, setelah keluar dari kamar mandi ia mulai mengganti pakaiannya menggunakam pakaian yang nyaman saat berolahraga nanti.

Akhirnya, tampilannya sudah pas, seperti gadis yang akan berolahraga, dengan rambut yang terikat. "Nice!"

Akhirnya gadis itu berjalan keluar menghampiri Anna, ternyata Ibu dan Anna sudah siap menunggu kedatangan dirinya. "Lama amat, sih!" ketus Anna sambil menatap Alin.

"Hehe ... maaf, kak, tadi cari baju dulu," ungkap Alin sambil tersenyum manis. Anna langsung beranjak dan mengikuti sang ibu yang sudah berada di luar rumahnya. Saat ibu sudah melihat kedua gadis itu, ia langsung mengajak untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu, agar seluruh otot-otot di tubuh tidak terasa kaku.

LUPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang