Happy Reading!!
Maaf bila ada typo 🙏.••••
Keesokan harinya adalah tugas untuk Bagas dan Tika. Tugas mereka kini adalah menyelidiki gedung yang kemarin sudah di survey oleh Arfan dan juga Anna. Semalam Arfan menelpon Bagas, dan memberi beberapa arahan untuk Bagas. Tidak mungkin kalau hari ini juga Arfan tidak masuk bisa-bisa nanti semuanya curiga kepada mereka. Arfan menyuruh Bagas dan Tika untuk berangkat pagi agar sampai di sana tidak terlalu siang seperti kemarin ia bersama Anna. Untuk urusan mengizinkan Bagas dan Tika sudah aman di tangan Arfan.
Arfan memasuki kelas, dirinya memandang bangku Anna. Benar saja bahwa gadis itu tidak masuk, ia rasanya tidak enak kepada Anna. Kalau tahu akhirnya Anna akan sakit lebih baik sedari awal ia sendiri saja yang mendatangi gedung tersebut dan seharusnya juga ia tidak mengiyakan perkataan Anna kemarin. Arfan memasuki kepalanya di tas nya yang ia taruh di atas meja, ia sangat berharap kepada Bagas dan juga Tika untuk segera menemukan Bella.
"Pagi-pagi udah galau aja lo Fan," seru Dipa sambil menepuk pundak Arfan kencang.
"Ngantuk gue," jawab Arfan malas.
"Baru begadang aja lemah lo Fan," ejek Adrian. Arfan menatap Adrian datar dan kembali memasukkan kepalanya di antara kedua tangannya.
Dipa yang tak enak karena telah mengganggu Arfan itu langsung menepuk pundak Arfan memberi semangat dan langsung pergi dari bangku Arfan menuju bangku miliknya.
Tak lama kemudian, Fadil datang dengan mengucapkan salam. Arfan menaikkan kepalanya.
"Gimana keadaan Anna Dil?," tanya Arfan kepada Fadil.
"Tadi pagi gue ke rumahnya, dia masih tidur Fan. Kemarin sore soalnya gue meriksa dahinya panas banget," jawab Fadil. Arfan mengangguk dan kembali menatap bangku Anna.
Fadil yang sadar arah pandangan Arfan ke arah bangku milik Anna itu langsung tersenyum.
"Anna baik-baik aja, dia wanita yang kuat Fan," ucap Fadil yang juga menatap bangku Anna.
Arfan mengangguk menyetujui ucapan Fadil.
••••
Sedangkan di lain sisi, Bagas dan juga Tika sedang dalam perjalanan menuju gedung dimana terakhir Bella berada.
"Kata Arfan kemarin mereka sampe di sana itu dzuhur. Jadi, semoga aja sampe sana masih jam 10.00 lah ya," ujar Bagas memperkirakan.
"Iya, asal gak nyasar aja sih," jawab Tika santai.
"Lo pikir gue gak bisa baca maps kali ya," kata Bagas dengan nada sewot.
"Lah siapa yang ngomong. Kan gue cuma jawab asal gak nyasar bukan bilangin lo gak bisa baca maps," kata Tika tak mau kalah.
"Serah lo," ujar Bagas dan kembali fokus menyetir.
••••
Di rumah Anna, kini ia sedang memakan sarapannya yang langsung di suapi oleh mamanya. Mamanya juga sesekali memegang dahi Anna yang sudah tidak terlalu panas.
"Nanti siang mama mau ke toko catering, kamu mau ikut?," tawar Mala kepada Anna.
"Ikut, Anna bosen banget di rumah," kata Anna menerima ajakan mamanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Revealer (END)
Teen FictionSecret Revealer.. Apa yang kalian pikirkan saat membaca kata secret? Rahasia? Yaps, benar benar sekali. Sebuah organisasi pengungkap rahasia, organisasi detektif yang hanya ada pada satu generasi dengan empat pendiri. Anna, Tika, Bagas, dan Arfan...