20. Permasalahan Baru?

9 2 0
                                    

Happy Reading!!
Maaf bila ada typo 🙏

•••••

Dua bulan berlalu dan dua bulan juga kita semua kehilangan Lutfi. Suasana pagi ini di kelas 12 IPA 3 sangatlah ramai, ada yang sedang piket, ada juga yang baru datang sudah bergosip, dan lain sebagainya.

"Kangen deh sama Lutfi," celetuk Bintang.

"Biasanya dia udah duduk aja di kursi samping Ara, tapi sekarang malah kosong," lanjutnya lirih.

Dayana mengelus punggung Bintang menyalurkan semangat. Dayana, Tika, Annisa, Salma, Laras, Ara, dan Hana yang berdiri mengelilingi bangku duduk Ara dan Bintang pun ikut sedih mendengarnya.

"Iya, gak kerasa juga dia udah ninggalin kita. Dua bulan bukan waktu yang singkat buat kita ikhlasin kepergian dia," balas Hana.

"Sedih memang, tapi yang namanya udah takdir gak bisa di ubah," kata Tika.

"Dan, yang buat gue gak nyangka adalah adiknya sendiri yang bunuh," kata Laras sambil menggelengkan kepalanya.

"Padahal Lutfi itu baik banget dan gak ada satupun yang musuhin dia," lanjutnya.

"Kita juga gak bisa menyalahkan adiknya," balas Tika.

"Gue setuju," ujar Dipa yang tiba-tiba langsung datang ke arah mereka.

"Lutfi memang baik dan peduli sama semua orang bahkan sama keluarganya, dia memang anak yang nurut sama orang tua dan sayang sama adiknya. Tapi, kita juga gak bisa menyalahkan adiknya karena kita gak pernah tau permasalahan keluarga yang dihadapi adiknya," lanjutnya.

"Dengan masalah seperti itu harus sampai membunuh saudara kandung sendiri?," tanya Laras.

"Ras, bukan gitu maksud gue. Adiknya punya alasan tersendiri buat ngelakuin itu, gue juga yakin adiknya itu sayang sama Lutfi tapi rasa iri yang membuat dia melakukan hal sekeji itu," jawab Dipa.

"Sekarang kita do'akan aja buat almarhum, adiknya Lutfi juga udah meninggal. Gak baik kalau kita ngomongin keburukannya, gue yakin kakak adik itu udah bahagia di sana. Dan pastinya kita juga yakin kan kalau Lutfi selalu liatin kita dari atas," kata Dipa sembari melihat ke arah atas.

Semuanya mengangguk dan tersenyum mendengar perkataan Dipa.

"Bener juga kata lo Pa. Gak seharusnya gue ngomong gitu," balas Laras.

"Heyyow!!," sapa Arya.

Arya berlari dan menghampiri mereka dan hampir membuat Dipa terjatuh akibat ia mengalungkan tangannya di pundak Dipa.

"Apaan sih lo, dateng-dateng udah heboh aja," ketus Annisa.

"Masih pagi jangan jutek-jutek neng," balas Arya.

"Jadi, maksud lo kesini apaan?," tanya Salma.

"Kalian udah siapin kue buat surprise ultah Reynal?," tanya Arya.

Dipa yang berada di samping Arya itupun langsung melepaskan tangan Arya dari pundaknya dan memukul Arya yang membuat Arya meringis kesakitan.

"Lo dateng kesini heboh-heboh dan pertanyaan lo cuma itu?," tanya Tika tak percaya.

Secret Revealer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang