Happy Reading!!
Maaf bila ada typo🙏•••••
Hampir dua minggu berlalu setelah kehilangan Anna. Tepat hari ini adalah hari dimana ditunggu-tunggu siswa-siswi Bragata School, karena di tanggal 15 Desember ini merupakan pembagian raport hasil belajar mereka selama satu semester. Tentunya bersama dengan wali dan anak murid.
"Assalamu'alaikum, selamat pagi bapak/ibu wali murid dan anak-anak kesayangan bunda 12 IPA 3," sapa Fatmawati.
"Waalaikumsalam," balas serentak.
"Baik sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat kepada anak-anak bunda yang telah berusaha dan belajar dengan sangat maksimal di semester ini. Dan tidak lupa juga kita kirimkan do'a kepada teman kita di sana yaitu Lutfi dan Anna yang sudah pergi meninggalkan kita semua terlebih dulu," kata Fatmawati.
Mala tersenyum tertegun mendengar nama anaknya disebut karena sudah tiada. Ratih yang duduk di samping Mala mengelus pundak Mala untuk tabah dan ikhlas.
"Namun di balik itu semua, keduanya sangatlah hebat. Mereka telah membuat nama kelas IPA 3 menjadi kelas yang sangat di unggulkan, tidak hanya mereka berdua namun satu kelas juga sangatlah berperan penting. Untuk ibu Mala dan ibu Laya silahkan maju," lanjutnya.
Mala dan Laya berjalan maju dengan menerima sebuah piagam dan piala. Mala kembali meneteskan air matanya sangat terharu, sedih, dan bangga dengan almarhumah anaknya. Laya yang berdiri di samping Mala pun memeluk Mala yang sama-sama harus kuat dan ikhlas menerima kenyataan bahwa anak mereka sudah tidak ada di dunia ini lagi.
"Pertama-tama saya ucapkan kepada ibu Fatma yang sudah membimbing anak saya sampai di akhir hidupnya anak saya masih bisa menjadi yang terbaik. Dan saya ucapkan terimakasih kepada teman-temannya Anna yang sudah selalu mensupport Anna, membantu Anna, Dan memberikan kenangan yang indah. Terima kasih juga kepada wali murid IPA 3 yang juga selalu baik dan menasihati anak saya jika ia melakukan kesalahan. Saya juga mengucapkan terima kasih dan turut berduka cita juga untuk nak Lutfi ya ibu Laya," jelas Mala sambil menahan tangisnya.
Laya mengangguk.
"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semuanya, almarhum anak saya selalu menceritakan kalian yang sudah sangat baik dan mau berteman dengan dia. Sampai meninggal pun kuburannya tak pernah kosong pasti selalu ada bunga segar di atasnya, terima kasih anak-anak IPA 3, terima kasih sudah membuat kenangan dan cerita indah untuk anak saya. Dan saya juga turut berduka cita atas meninggalnya Anna ya ibu Mala," balas Laya.
Keduanya mengangguk tersenyum dan kembali berpelukan satu sama lain. Lalu, keduanya kembali duduk dan kembali mendengarkan arahan dari Fatmawati.
"Saya sangat terharu dengan keduanya ibu Mala dan ibu Laya. Tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, saya ada berita bahagia untuk anak-anak hebat kita semua," kata Fatmawati.
"Bahwa rangking paralel satu yang menggantikan posisi Lutfi dan Anna adalah Ara," lanjutnya.
Tepukan meriah diberikan seisi ruangan kepada Ara. Ara pun tersenyum dan langsung memeluk sang ibu.
"Dilanjutkan rangking paralel keempat yaitu Fadil, kelima Arfan, keenam Tika, Kedelepan Salma, Kesembilan Annisa, dan kesepuluh yaitu Bagas," jelas Fatmawati.
"Alhamdulillah, IPA 3 menjadi juara umumnya anak-anak rangking paralel. Masih banyak lagi tapi hana bunda sebutkan yang di sepuluh besar saja, nanti semuanya bisa kalian lihat layar depan gedung sekolah ya anak-anak," lanjutnya.
Sesudah Fatmawati menjelaskan semuanya pembagian raport dimulai dan semua wali murid dan muridnya mengambil menghadap Fatmawati satu persatu.
°
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Revealer (END)
Teen FictionSecret Revealer.. Apa yang kalian pikirkan saat membaca kata secret? Rahasia? Yaps, benar benar sekali. Sebuah organisasi pengungkap rahasia, organisasi detektif yang hanya ada pada satu generasi dengan empat pendiri. Anna, Tika, Bagas, dan Arfan...