Happy Reading!!
Maaf bila ada typo ya🙏!••••
Keesokan harinya banyak sekali siswa-siswi Bragata yang heboh mengenai berita adanya anak hilang di sekolahnya. Kini semua murid berada di lorong mading sekolah. Banyak yang tak menyangka akan berita hilangnya Bella, apalagi panitia OSIS yang kemarin menjadi koordinator kelas X.5.
Bagas dan Tika yang baru sampai di sekolah pun ikut membaca informasi di mading. Tika mengeluarkan handphonenya untuk mengambil foto berita tersebut, setelah Tika selesai mengambil foto itu Bagas menarik tangan Tika untuk pergi dari sana.
Sesampainya mereka di kelas nampak Arfan yang tengah sibuk dengan laptopnya. Mereka pun segera menghampiri Arfan dan melihat bersama apa yang sedang Arfan lakukan.
"Gue sama Anna bakalan kesini," ucap Arfan.
"Terus, Anna sekarang dimana?," tanya Tika. Karena ketika ia melihat di mejanya tidak ada Anna di sana.
"Gue gak tau, tapi intinya gue dan Anna bakalan survey tempat itu," jawab Arfan dan kembali memfokuskan dirinya ke laptop.
Tak butuh lama, Fadil datang namun ia sendirian tanpa adanya Anna. Tika pergi untuk menghampiri Fadil.
"Dil, Anna mana?," tanya Tika.
"Dia sakit, tadi abangnya izinin dia kesini Tik," jawab Fadil dan pergi menuju tempat duduknya.
Tika mengangguk paham dan Tika tahu pasti Anna berbohong kalau dirinya sakit. Namun Tika tak mau pusing, dirinya langsung melenggang pergi untuk menaruh tas miliknya.
Bel masuk pun berbunyi. Pelajaran pertama kelas IPA 3 adalah matematika peminatan. Di tengah-tengah pelajaran ada guru piket yang masuk ke kelas mengantarkan surat izin untuk Arfan. Arfan pun dengan segera merapihkan mejanya dan memberikan isyarat terhadap Tika dan Bagas dengan bentuk tangan dua. Mereka mengangguk paham dengan kodenya. Kode itu bermaksud 'siap dimulai'.
Seakan tak ada yang di curigakan mereka pun kembali fokus belajar matematika minat. Kini Arfan berjalan menemui Anna, Anna sudah menunggu dirinya di pertigaan dekat sekolah mereka. Memang sengaja hari ini Arfan membawa mobil ke sekolah namun ia taruh di rumah kosong dekat pertigaan tersebut. Ketika Arfan sampai ia melihat Anna yang sudah rapih dengan menggunakan kaos hitam, training abu-abu dan memakai masker. Arfan juga segera membuka baju seragam yang sudah ia lapisi dengan kaos biru dongker dan mengganti celananya dengan training hitam serta memakai masker.
"Bang Chandra dan kak Muti tau kalau lo hari ini melakukan survey?," tanya Arfan.
"Udah, bang Chandra juga yang ngizinin gue tadi. Gue bilang sama mereka mungkin hari ini gue bakalan pulang sore dan kalau mama papa bilang gue suruh mereka jawab gue ada tugas kelompok," jawab Anna santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Revealer (END)
Fiksi RemajaSecret Revealer.. Apa yang kalian pikirkan saat membaca kata secret? Rahasia? Yaps, benar benar sekali. Sebuah organisasi pengungkap rahasia, organisasi detektif yang hanya ada pada satu generasi dengan empat pendiri. Anna, Tika, Bagas, dan Arfan...