Happy Reading!!
Maaf bila ada typo🙏•••••
Keesokan harinya, Bagas tengah bersiap untuk pergi ke sekolah. Ia merapihkan pakaian dan mengikat tali sepatunya. Tak lupa juga ia menjemput Tika yang hanya berjarak beberapa rumah saja. Benar saja, terlihat Tika sudah menunggu di depan pintu gerbang sembari membenarkan kunciran rambutnya.
Di sepanjang perjalanan, mereka hanya diam dengan pikiran mereka masing-masing. Tak terasa, akhirnya motor mereka sampai di parkiran. Dengan ritual biasa Tika selalu merapihkan rambutnya dari kaca spion motor Bagas.
"Bagus gak kunciran gue?," tanya Tika sembari menunjukkan rambutnya kepada Bagas.
"Bagus, lucu juga," jawab Bagas.
Tika yang salting itupun langsung memukul lengan Bagas pelan. Menutupi rasa malunya itu, Tika langsung berlari menjauhi Bagas. Bagas yang melihat tingkah sahabatnya itu hanya bisa terkekeh kecil dan langsung berjalan menyusul Tika yang sudah jauh darinya.
Mereka memasuki gedung utama sekolah, ya sepert dugaan Bagas keadaan sekolah masih sepi. Bagaimana tidak, ia sampai di sekolah pada pukul 06.45, pagi sekali bukan?.
"Oh iya, lo udah buat berita hilangnya Dara?," tanya Tika menoleh ke arah Bagas.
"Udah, ntar kita pajang dulu di mading berita," jawab Bagas sembari mengeluarkan selembaran kertas berita.
Tika mengambil alih kertas tersebut dari tangan Bagas. Tika meraba foto Dara dengan halus, tanpa ia sadari ia langsung mengelap air matanya yang hampir terjatuh di kertas tersebut.
"Kalau gini, gue jadi keinget almarhumah Bella Gas," ujar Tika lirih.
"Tapi, gue gak mau kalau akhir Dara sama seperti Bella. Cukup Bella," lanjutnya lirih.
Bagas memberhentikan langkahnya dan memegang pundak Tika pelan. Bagas melihat Tika yang sedang menundukkan kepalanya.
"Tik, lihat gue," kata Bagas. Tika yang mendengarnya pun langsung menatap Bagas.
"Kita harus optimis Tik. Kita berdo'a ya supaya Dara bisa cepat ketemu dan kumpul sama kita lagi, sehat seperti sedia kala," lanjutnya. Tika mengangguk.
"Yaudah, sekarang lo yang pajang ini di mading," suruh Bagas. Tika mengangguk dan segera berlari ke arah mading. Ia membuka kunci mading dan langsung memajang berita kehilangan teman sekelasnya itu.
Tika menutup kembali pintu mading, ia juga masih setia memegang kaca mading yang ada foto Dara tersebut. Ia tersenyum dengan penuh harapan di depan foto tersebut."Lo kuat ya Ra, gue sama temen-temen bakalan cari lo sampai ketemu. Lo harus bareng sama kita sampai kelulusan," gumamnya pelan.
Bagas tersenyum dan langsung merangkul Tika untuk pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Revealer (END)
Teen FictionSecret Revealer.. Apa yang kalian pikirkan saat membaca kata secret? Rahasia? Yaps, benar benar sekali. Sebuah organisasi pengungkap rahasia, organisasi detektif yang hanya ada pada satu generasi dengan empat pendiri. Anna, Tika, Bagas, dan Arfan...