16. Kenyataan yang Menyakitkan

14 2 0
                                    

Happy Reading!!
Maaf bila ada typo 🙏

•••••

Keesokan paginya seperti kemarin, mereka sarapan lalu bersiap-siap untuk kembali melakukan perjalanan wisata. Namun hari ini mereka akan pergi ke dua tempat wisata saja yaitu Ubud dan Pantai Kuta. Hari ini tidak sama seperti kemarin, mereka akan melakukan perjalanan menuju Ubud sekitar pukul 9 pagi, jadi mereka banyak mempunyai waktu untuk bersiap-siap dan mengobrol santai di kamar hotel mereka masing-masing.

Setelah semuanya siap, mereka kembali turun untuk melanjutkan perjalanan mereka. Masing-masing kelas sudah memasuki bus dan tentunya bersama dengan seorang tour guide. Bus kelas IPA 3 adalah bus pertama, maka dari itu bus mereka yang berjalan terlebih dahulu baru diikuti dengan rombongan bus kelas lain.

"Destinasi kita hari ini adalah ke Ubud, yang mana sudah kita ketahui bahwa di sana banyak sekali monyet dan tentunya suasana yang sangat sejuk juga. Namun harus tetap waspada terkadang ada monyet yang menyakar jikalau dia tidak jinak atau baru pertama kali berinteraksi dengan manusia. Harus tetap hati-hati semuanya ya," jelas bli Kori.

"Siap bli," jawab mereka kompak.

"Tapi tenang bli, monyetnya pasti jinak. Soalnya ada Adrian si pawang monyet," ujar Arya membuat sebuah lelucon.

"Adrian yang mana Arya?," tanya bli Kori.

"Itu bli di depan bli," jawab Arya semangat.

Bli Kori langsung menengok ke wajah Adrian yang sudah kesal mendengar lelucon yang dibuat oleh Arya.

"Kalau Adrian saja seorang pawang monyet, maka kamu juga seorang pawang monyet Arya," kata bli Kori.

Mendengar perkataan bli Kori sontak mereka satu bus tertawa termasuk Adrian juga, yang tadinya kesal kini ia merasa menang karena bli Kori membela dirinya.

"Akibat ngejekin gue, kena kan lo," ucap Adrian menengok ke arah Arya dengan wajah yang mengejek.

"Bun, belain Arya dong masa Adrian di belain bli Arya gak di belain," adu Arya kepada bunda Fatma.

"Kamu salah Arya, bunda tidak akan membela kamu," jawab bunda Fatma.

Seisi bus langsung tertawa kali ini dengan terbahak-bahak karena mendengar perkataan bunda yang sangat amat tidak ingin membela Arya.

"Ketua OSIS belain nih temen lo," ujar Raden.

Dipa menoleh ke arah kursi belakang dan berkata, "Anak laki jangan manja,"

"Triple kill," sahut Adrian.

Arya hanya diam dengan raut wajahnya yang kesal dan membuka handphonenya.

"Jangan marah yaa," ujar Raden menirukan suara Jarjit.

Selama di perjalanan menuju Ubud mereka tak henti-hentinya mengobrol sambil bernyanyi kecil bersama-sama tanpa terasa akhirnya mereka sampai di sana.

Sesampainya di sana mereka kembali diberi arahan agar selalu hati-hati pada saat berinteraksi dengan para monyet-monyet disini, walaupun sudah jinak tetapi selalu tetap hati-hati.

Setelah diberi arahan mereka berjalan bersama-sama. Benar saja belum lama mereka berjalan sudah ada beberapa monyet yang menyambut mereka. Semuanya sangat girang melihat monyet-monyet lucu tersebut.

Secret Revealer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang