19. Sebuah Ketidak Adilan

15 2 1
                                    

Happy Reading!!
Maaf bila ada typo 🙏

•••••

Di hari Minggu ini, Anna sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Arfan bersama dengan Tika dan Bagas. Mereka bertiga ke rumah Arfan karena ada beberapa hal yang harus di diskusikan bersama.

Sejak hari dimana Lutfi meninggal, ramai sekali yang membincangkan antara Anna dan Raden. Dan sejak di hari Jum'at jugalah Anna dan Raden tidak saling bertegur sapa. Anna sangat kesal kepada Raden karena mengapa Raden menuduhnya seolah-olah ialah yang membunuh Lutfi sedangkan Raden juga merupakan seseorang yang membenci atau tidak suka kepada Lutfi.

Tetapi di lain hal juga, tidak ada satupun orang-orang yang membicarakan Aldi. Seharusnya jika Anna dan Raden dibicarakan seharusnya ia juga jadi banyak diperbincangkan. Apakah kecurigaan Anna benar kalau Aldi lah sang pelaku pembunuh Lutfi?

Tidak berpikir panjang dan pusing, Anna kembali bersiap-siap dan langsung turun ke bawah untuk izin kepada keluarganya. Sesampainya ia di depan ia melihat Fadil sedang membuka pintu gerbang rumahnya.

"Fadil!," panggil Anna antusias.

"Eh Na," saut Fadil.

Fadil berjalan menghampiri Anna.

"Mau kemana Dil?," tanya Anna.

"Ini mau ke rumah rumah sakit, kan kak Neysa abis lahiran. Jadi gue mau liat ponakan gue," jawab Fadil.

"Wah kak Neysa udah lahiran," kata Anna dan Fadil mengangguk.

"Berarti lo udah om-om dong, ih udah tua ternyata," lanjutnya mengejek.

"Tua-tua gini gue ganteng," balas Fadil.

"Ganteng sih, tapi cintanya bertepuk sebelah tangan," ujar Anna di selingi dengan tawa.

"Bener sih. Tapi ah, monyet lo!," kata Fadil.

"Eh Anna," panggil Syahnaz.

"Ibu," saut Anna dengan menyalimi tangan Syahnaz dan juga Surya.

"Anna mau ikut ibu jenguk kak Neysa?," tawar Syahnaz.

"Iya biar si Fadil ada temannya," lanjut Surya.

Anna menengok ke arah Fadil.

"Hehe, Anna mau-mau aja bu. Tapi, Anna udah ada janjian sama teman," jawab Anna.

"Oh begitu, yasudah kalau gitu ibu jalan dulu ya. Kamu hati-hati, nanti bila perlu mampir ke rumah kak Neysa dulu baru nanti kita pulang bareng," kata Syahnaz.

Anna mengangguk dan tersenyum. Fadil melihat Anna aneh tumben sekali sahabatnya itu tidak mau ikut apalagi dengan alasan ingin bermain dengan temannya.

"Bye Dil," ucap Anna.

"Gue telpon lo ntar, awas aja telpon gua gak lo angkat," kata Fadil.

Anna menengok dan tidak mempedulikan perkataan Fadil. Fadil segera menutup pintu gerbang sedangkan ibu dan ayah Fadil sibuk melambaikan tangan ke Anna. Tak lama kemudian mobil Bagas memasuki pekarangan perumahan Anna. Anna tersenyum dan segera memasuki mobil Bagas.

"Lama banget heran," sindir Anna.

"Lo tau kan lamanya karena siapa?," tanya Bagas.

"Wajar lah kalau gue lama, gue kan cewek," jawab Tika sewot.

"Yaelah Tik, ini kita cuma mau ke rumah Arfan gak usah terlalu heboh lah," kata Bagas.

"Mau ke rumah Arfan atau rumah yang lain gue harus tetap perfect. Siapa tau kan ada yang terpesona terus kepincut sama gue," kata Tika.

Secret Revealer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang