9. Dia Hamil?

31 4 0
                                    

Happy Reading!! Maaf bila ada typo 🙏

••••

Seminggu sudah sejak dimana hubungan Salma dengan sang mantan selesai dan sudah seminggu juga Anna dengan Fadil tidak berkomunikasi. Jelasnya Fadil selalu berusaha mengajak Anna mengobrol namun hasilnya tetap saja Anna tak menggubris ketika Fadil mengajaknya mengobrol.

Pagi ini, Anna sudah siap untuk berangkat sekolah. Ketika ia menuruni tangga ia melihat kakaknya  tengah sibuk membantu mamanya di dapur.

"Eh, adek! udah siap?," tanya Muti sambil mengaduk kopi milik sang papa.

"Udah kak. Wih enak nih," jawab Anna sambil memuji hidangan sarapan di atas meja.

"Iya dong! yaudah sarapan dulu. Makan yang banyak," kata Muti.

"Oh iya dek, jadwal kontrol kamu setiap hari Senin dan jadwal kemoterapi kamu di hari Jum'at sehabis orang-orang pulang Jum'atan. Setiap hari Senin sepulang sekolah, kakak yang bakalan jemput kamu ya," lanjut Muti dan Anna pun mengangguk.

"Makasih ya kak, maaf kalau Anna ngerepotin kakak," kata Anna sambil menatap Muti.

"Adek gak ngerepotin kakak sama sekali, itu udah kewajiban kakak untuk adeknya. Udah ya sekarang sarapannya di makan, kakak mau panggil abang sama papa dulu," kata Muti.

"Anak mama. Makan yang banyak sayang, apa mau mama suapi?," tanya Mala.

"Mau dong di suapi mama," jawab Anna.

"Yasudah sini. Mau lauk apa?," tanya Mala.

"Semuanya hehe," jawab Anna. Mala tersenyum dan mengambil nasi serta lauk untuk anaknya itu.

"Adek, udah gede masih aja ya minta suapi mama," ejek Chandra. Yang di ejek hanya bisa tersenyum dan langsung memeluk mamanya.

"Kalau begitu, aku juga mau dong ma di suapi," ujar Chandra.

"Gak ada, minta suapi papamu saja sana," kata Mala mengejek. Semuanya tertawa dengan perkataan mamanya itu. Yang di ejek langsung memberikan ekspresi cemberut dan langsung mengambil piring.

"Ma, aku udah kenyang nih. Anna berangkat sekolah dulu ya," kata Anna sambil menjauhkan piring di tangan mamanya.

"Yasudah. Itu wadah bekalnya, di makan ya sayangnya mama," kata Mala. Anna mengangguk dan langsung mengambil wadah bekalnya.

Anna berlari kecil menghampiri papa dan mamanya untuk ia peluk dan cium. Begitu juga yang ia lakukan kepada abang dan kakaknya.

"Hati-hati ya sayang," ujar Adit. Anna memberi hormat ke sang papa.

"Adek berangkat bareng siapa nak?," tanya Adit.

"Aku bareng temen pa. Yaudah Anna berangkat dulu ya semuanya, jangan kangen pokoknya," jawab Anna.

" Iya, hati-hati," ujar mereka serentak. Anna mengangguk dan pergi ke arah luar rumahnya.

Ketika Anna sampai di depan, ia melihat di sela-sela pagar rumahnya ada sebuah motor dan seorang lelaki. Ia tahu sekali itu siapa, ya siapa lagi kalau bukan Fadil. Anna langsung memakai sepatunya dan bergegas menemui Fadil.

Secret Revealer (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang