Love Sign (Part. 2)

789 51 1
                                    

Pesta Selamat Datang

Kediaman Phanviriyakool

Pesta penyambutan kepulangan putra semata wayang dari Akk Akarat Phanviriyakool dari luar negeri itu digelar secara sederhana, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu mewah juga. Dalam acara tersebut, yang diundang hanya tamu-tamu terdekat saja, karena sang anak sempat menelepon untuk berbincang dengan ibunya bahwa dia tidak ingin pesta yang mewah.

"Oih...apakah Babe sudah turun?" Pesta akan segera dimulai. "Tolong cari tuan muda, Nuch." Ms. Nareerat berbalik untuk berbicara dengan pengurus rumah tangganya dengan cemas.

"Tuan muda belum datang, Bu. Aku akan pergi mencarinya." Bibi Nuch menerima perintah itu sebelum berbalik dan segera pergi mencari Babe, satu-satunya tuan muda di rumah ini yang telah dia besarkan sejak Babe masih kecil.

"Aku sudah disini. Mau ke mana, Bibi Nuch?" Babe menghampiri semua orang dengan cepat.

"Oh kamu sudah datang sayang? aku hanya khawatir kamu belum selesai berpakaian. Sini biarkan Mae melihat betapa tampannya anak Mae ," kata Ms.Nareerat kepada putranya sebelum mendekat dan memeriksa setelan biru tua di tubuh Babe dan melihat apakah masih dalam keadaan baik. Ketika semuanya baik-baik saja, dia melangkah mundur dan berdiri di samping suaminya seperti sebelumnya.

"Tuan muda sama tampannya dengan Tuan besar ketika beliau masih muda. Lihatlah, betapa tampannya dia." Bibi Nuch memandangi sosok jangkung tuan muda kesayangannya dengan penuh kekaguman dan kasih sayang.

"Benarkah?....tapi menurutku Babe jauh lebih tampan." Ms. Nareerat bolak-balik menatap antara putranya dan suaminya sebelum tertawa terbahak-bahak saat melihat ekspresi suaminya yang mulai terlihat kesal.

"Hahahaha, Mae, Pho akan kesal lagi dengan kita. Pho adalah pria paling tampan di dunia." Setelah mengatakan ini, Babe berjalan mendekat dan memeluk tubuh ayahnya seperti sedang bermanja, yang balas memeluknya dengan erat.

"Kamu sudah sebesar ini, bagaimana bisa kamu masih manja pada Pho seperti ini?... Kalau melakukan hal ini, mana ada gadis-gadis yang akan datang untuk menggoda putra Pho ini, eoh?" goda Mr. Akkarapol sambil membelai lembut rambut putranya.

"Itu lebih baik. Aku akan bisa bersama orang tuaku dan Bibi Nuch selamanya." Jawab Babe sambil tersenyum manis kepada semua orang.

"Hahaha, dasar anak ini. Baiklah..Kalau begitu mari kita temui para tamu." Ms. Nareerat menepuk dahi putranya dengan penuh kasih sayang sebelum mengajaknya ke tempat pesta.

"Uh...Pho Mae boleh masuk dulu. Nanti aku menyusul, aku akan menunggu temanku dulu." Sosok Babe itu menegakkan tubuhnya sebelum menjauh dari pelukan ayahnya.

"Benarkah?" Ms. Nareerat melihat ke arah putranya.

"Krub, Babe janji akan segera menyusul."

"Kalau begitu baiklah. Khun, ayo kita temui tamu-tamu yang ada di dalam acara dulu." Ms. Nareerat mengangguk kepada putranya dan berbalik memeluk suaminya dan mengajak untuk segera masuk ke dalam acara tersebut. Bibi Nuch pun meminta izin untuk pergi memeriksa jamuan untuk acara tersebut. Kini tinggal Babe seorang diri disini, seorang pemuda tampan berwajah manis berdiri sendirian menunggu sahabatnya. Meskipun ini adalah rumahnya sendiri. Tapi disini agak sepi, dia harus duduk di sini dan menunggu temannya sendirian.

.

.

19:45

Sementara Babe sedang duduk sambil memainkan ponselnya menunggu temannya datang. Matanya yang tajam dan indah menoleh dan melihat sosok tinggi langsing dari seseorang yang tidak terlalu ingin dia ingat, sosok itu berjalan bersama sepupunya, Yai, dan orang lain yang bahkan tidak dikenalnya, tetapi mereka seharusnya adalah teman dari Yai juga. Namun yang lebih parahnya, mereka bertiga kini menuju ke bangku dimana tempat Babe sedang duduk.

"Sial....Aku tidak bisa menunggu lagi, kenapa dia datang bersama teman-teman gilanya itu." Selesai bergumam pada dirinya sendiri, Babe segera berdiri dari bangku dan segera berjalan pergi menuju tempat pesta. Namun sepertinya takdir sama sekali tidak berpihak pada Babe karena,

"Ai'Babe!!... berhenti sekarang. Setelah melihat kami kenapa kamu malah pergi, apa maksudnya?" teriak Yai sambil menahan pemuda itu sebelum bertanya dengan suara galak.

"Halo, P'Yai" jawab Babe dengan suara rendah dengan nada bersalah, "Babe sedang menunggu teman, tapi teman Babe belum juga datang. Jadi Babe akan kembali ke dalam. Mana bisa Babe melihat Phi?"

"Kamu benar, tidak melihatku," Billy yang datang bersama Yai, bertanya sambil tersenyum nakal.

"Aku tidak melihatmu," Babe menolak, mengerutkan kening dan menunjukkan ekspresi tidak senang menjawab sosok jangkung itu.

"Jadi sekarang kamu sudah melihat kami kan... lalu apa yang kamu lakukan ketika melihat tamu datang ke pestamu, eoh?" Yai memperingatkan pemuda di depannya bahwa apa yang dia lakukan sekarang mulai sangat tidak sopan.

"Huh!!! Halo, semuanya silahkan menikmati pestanya di dalam yah. Aku akan melanjutkan menunggu temanku." Babe menghela nafas karena dia tidak suka kalau dia dimarahi oleh Yai di depan teman-temannya seperti ini, tapi dia harus mengakui bahwa dia benar-benar bertindak tidak sopan, jadi dia pun bersedia untuk menyapa mereka berdua.

"Lalu kenapa kamu tidak izinkan aku memperkenalkan teman-temanku kepadamu lebih dulu?" Tanya Yai lagi.

"Apakah aku harus mengenal temanmu juga?" Pemuda itu menoleh dan tersenyum lalu memiringkan kepalanya untuk bertanya dengan polos.

"Oii Babe!!! Yai meneriakkan nama Babe dengan suara garang karena dibuat kesal oleh sepupunya itu.

"Ayo...Kalau begitu aku ingin memberimu kesempatan. Cepatlah," kata Babe kepada Yai yang berdiri di depannya dengan tangan bersilang.

"Orang ini adalah Billy, dia pemilik klub malam yang kita kunjungi malam itu." Yai memeluk orang berwajah pendiam yang selalu memasang wajah nakal dan memperkenalkannya kepada Babe.

"Ah....apakah aku tidak bisa pergi sekarang," gumam Babe dengan suara rendah.

"Hah...apa yang kamu katakan?"

Lihat bahkan mereka yang memiliki telinga yang baik pun masih bisa mendengarnya.

"Tidak, aku tidak mengatakan apa-apa," Babe menggelengkan kepalanya, "Sudahlah, dan yang satu lagi siapa?"

"Namanya Talay, dia pemilik hotelnya." Yai tidak ingin memperpanjang masalah dengan Babe, jadi dia malah memperkenalkan Talay kepada orang yang lebih muda darinya itu.

"Oke, Aku Babe krub, senang bertemu dengan kalian, tapi untuk saat ini, aku permisi dulu. Karena teman-temanku sudah datang." Selesai berbicara Babe segera berlari ke arah dua pemuda manis yang baru saja datang.

Setiap gerak-gerik Babe selalu di lihat oleh mata Billy yang memandangnya dengan serigaian licik sepanjang waktu.

Entah sebenarnya apa yang ada dipikiran Billy itu...


......🐺🐽.....


Love Sign (Billy × Babe) Short FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang