Love Sign (Part. 5)

459 32 3
                                    

Aroma yang memikat.


At Mall

"Babe... kenapa kamu membenci teman sepupumu itu?" Phoom segera menarik lengan sahabatnya Babe, sebelum bertanya tentang masalah yang mengganggunya sejak di restoran.

"Saat di Pub waktu itu. Kalian belum saling kenal, tapi kenapa dia menciummu malam itu?" Ketika Phoom menyelesaikan pertanyaanya, mulutnya langsung terbuka karena terkejut dengan apa yang diucapkannya sendiri.

"Hei, apakah kamu pernah berciuman sebelumnya?" tanya Babe yang berbalik dan menghela nafas lelah.

"Aku belum siap saat itu...jika aku tidak berada di sana, Mungkin dia tidak akan pernah menciumku," kata Babe dengan percaya diri, tetapi Babe tidak tahu bahwa pemuda yang dibicarakannya sedang berdiri, di belakangnya.

"Babe..Stop!!" Phoom mencoba mengirim kode kepada temannya itu. Namun Babe sama sekali tidak memperhatikan kode teman baiknya itu.

"Semua orang pasti menyukaiku...."

"Mengapa orang-orang harus menyukaimu?" Billy membungkuk dan berbisik di samping wajah Babe. Hingga Babe terkejut dan melompat menjauh tepat pada waktunya.

"Sial... aku kaget. Apakah kamu hantu atau apa?" Babe menunjuk ke arah Billy. "Lalu mengapa kamu mengikuti kami?"

"Siapa yang mengikutimu? Aku di sini untuk membeli sesuatu.." kata Billy dengan matanya terpejam. Bahkan jika dia benar-benar mengikuti Babe, siapa yang akan peduli?

"Hoho! Baiklah, sana beli sesuatu....Kalau begitu kita seharusnya menempuh jalan kita masing-masing." Babe menghela napas sebelum berkata dengan suara bosan, "Ayo pergi dari sini."

"Um...kami permisi dulu." Babe berpamitan pada Billy karena tidak mau di cap tidak sopan, sebelum menarik lengan temannya dan berjalan keluar dari sana.

Billy masih mengikuti mereka dari kejauhan seperti sebelumnya. Babe mulai merasa lebih jengkel dari sebelumnya karena Billy memulai melakukan sesuatu yang tidak membuatnya nyaman.

"Hei!! Apa sih yang kamu lakukan? Katanya kamu akan pergi membeli sesuatu. Apa yang kamu lakukan disini?" Babe berbalik bertanya kepada Billy karena dia kehilangan kesabaran.

"Tenang dulu. Dia mungkin tidak mengikuti kita." Phoom membujuk Babe yang pemarah agar lebih tenang.

"Bisakah kamu menjadi orang baik 5 detik saja? Kelakuanmu itu membuatku tidak nyaman."

"Bisa... Tapi ingat aku lebih tua darimu, kan? Jadi jangan bersikap seperti itu padaku." Tegur Billy. Wajahnya yang tenang berpadu dengan suara kasar yang diucapkan oleh Babe, tapi terasa semakin menakutkan hingga membuat Babe mundur ke belakang.

"Apakah kamu serius?.....Aku hampir tidak mengenalmu, dan aku bahkan tidak ingin menghormati orang yang menyinggung perasaanku. Siapa yang ingin mengenalmu dengan kepribadian sepertimu?" Babe menatap tajam sosok jangkung di depannya.

"Babe...Ayo. Ingat dia teman sepupumu." Phoom berkata dengan berani.

"Dia memang teman sepupuku, tapi bukan temanku. Hei!...Dasar bajingan gila, dasar raksasa bodoh, lepaskan aku. Bantu aku, Phoom, bantu aku." Babe terus mengucapkan kata-kata kasar sampai sosok tinggi Billy tidak tahan dengan kata-kata agresifnya dan bergegas meraih tubuh kurus Babe dan menaruh di bahunya seperti karung beras dengan cepat.

"Natee.... kamu suruh temannya ini pergi. Sedangkan untuk anak ini, aku akan mengurusnya sendiri." Billy memerintahkan tangan kanannya yang berdiri di belakangnya menunggu untuk menerima perintah. Natee, sebagai tangan kanan Billy yang hari ini bertugas mengikuti bosnua itu, setelah mendengar perintah dari tuannya, segera berjalan dan memblokir teman Babe itu.

"Heiiii, jangan biarkan dia keluar. Dia mau membawa temanku kemana?" Phoom berusaha berlari untuk membantu temannya namun tidak bisa karena sosok Natee yang kuat dan maskulin.

"Kamu pulanglah.... Sedangkan untuk temanmu ini, aku akan mengambil dagingnya dan mengulitinya untuk membuat tom yum, karena dia membuatku kesal." Billy berkata pada Phoom sebagai peringatan sebelum membawa Babe keluar dari sana di tengah keributan dengan teriakan begitu keras di seluruh mal. Tapi anehnya tidak ada yang mau ikut campur dengan kejadian ini.

.

.

.

At tempat parkir.

Billy menurunkan tubuh Babe dari bahunya dan menaruhnya di atas kap mobil setelah mereka tiba di tempat parkir, dengan tangannya masih melingkari tubuh Babe, mencegahnya agar tidak kabur.

"Hei...tidak ada makian lagi, hmmmm?" Billy membungkuk dan bertanya sambil menggunakan ujung hidung mancungnya untuk membelai pipi Babe, ingin membalas dendam.

"Ah..Pergi!!!, dasar mesum. Akan kulaporkan ke polisi," Babe tergagap sebelum memilih menggunakan hukum untuk mengancam sosok jangkung Billy itu.

"Apa yang harus kamu laporkan? Penculikan atau pemerkosaan?" jawab Billy sebelum menempelkan hidung mancungnya lagi ke pipi mulus milik Babe hingga dia bisa mencium aroma Babe yang anehnya membuatnya merasa nyaman.

"Mesum, lepaskan aku sekarang. Jangan main-main denganku." Babe memerintahkan orang di depannya dengan ketakutan.

"Lepaskan kamu? aku pasti akan melepaskanmu...tapi tidak sekarang. Masuk ke mobil!!" Billy masih menatap sosok di depannya dari jarak dekat sebelum memerintahkan pihak lain untuk masuk ke dalam mobil.

"Tidak mau!!!"

"Apakah kamu akan menjadi anak baik...atau aku harus bergulat denganmu di sini? Itu pilihanmu, kan?" Billy bertanya lagi sebelum memberikan senyuman nakal kepada pria yang lebih kecil darinya itu dan dengan cepat menempelkan bibirnya ke pipi Babe lagi.

" berhenti!!!" Babe segera mendorong dada kokoh milik Billy sebelum dengan cepat melepaskan diri dari pelukannya dan bergegas berdiri di samping pintu mobil. Billy yang melihat ini tertawa dan menekan tombol buka kunci mobil untuk memungkinkan Babe duduk di dalam dengan ekspresi tidak puas.

Babe sangat lucu dan menggemaskan, apalagi jika ia menampilkan ekspresi ketidakpuasan atau ketidaksenangan terhadap sesuatu. Mulut cantiknya cemberut hingga terlihat cute. Dan yang terpenting yang membuat Billy suka, saat dia membelai lembut tubuh Babe, ada wangi tertentu yang keluar dari tubuh Babe. Ini seperti aroma bunga yang segar. Semakin dekat dirinya, semakin dia ingin berulang kali menekan hidungnya ke tubuh milik Babe. Setelah berdiri sendirian dan tersenyum hingga puas, Billy membawa tubuhnya ke sisi pengemudi mobil dan segera melaju keluar dari garasi parkir department store ini.

.......🐺🐽.....

Love Sign (Billy × Babe) Short FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang