Babe merasa tubuhnya tidak bisa digerakan sama sekali, seperti sedang ada yang menindihnya. Ketika matanya terbuka, matanya bertemu pandang dengan mata tajam milik Billy."Hai...kamu sudah bangun?" Billy menggunakan tangannya untuk menggosok ujung hidung Babe dengan main-main sebelum Babe merasa tidak senang dan menepis tangan Billy dengan tangan rampingnya.
"Orang macam apa kamu? Suka mengambil kesempatan pada orang lain saat tertidur." Babe mengeluh dan tangannya berusaha melepaskan lengan Billy yang kekar. Apakah tangannya benar-benar tertembak, kenapa tenaganya masih sekuat ini?
“Siapa yang mengambil kesempatan? Apa aku telah berbuat mesum padamu?" Selesai berbicara, Billy mendekatkan wajahnya pada Babe sehingga dia tidak bisa berkutik "Jika aku berbuat mesum, pasti seperti ini. “
"Dasar bajingan mesum!!" Babe mengangkat tangannya untuk menutupi dahinya yang telah dicuri ciuman oleh Billy, wajahnya memerah seperti kepiting rebus, marah sekaligus malu menjadi satu.
"Haa....Kalau tidak suka, kenapa harus malu? Itu namanya morning sick eh salah morning kiss?"kata Billy sambil tersenyum menggoda.
“Sebenarnya, apa yang kamu inginkan dariku? Kamu tampak seperti orang kaya. Kamu juga memiliki klub malam. Apa yang kamu inginkan lagi? Semuanya pasti kamu mudah mendapatkannya, bukan." Babe menurunkan tangannya sebelum kembali menatap wajah Billy. Kemudian dia tanyakan lagi tentang hal yang membuatnya penasaran.
"Aku sudah bilang bahwa aku menyukaimu. Apa kamu tidak mengerti? Aku menyukaimu, jadi aku ingin mendekatimu. Yang lebih penting lagi, aku belum pernah mendekati orang sebelumnya. Hanya kamu orang pertama yang aku dekati. Dan ya, kamu benar, aku sudah mempunyai semuanya, termasuk peluru tajam yang dilemparkan ke arahku seperti yang kamu lihat kemarin." Kata-kata yang keluar dari mulut Billy itu adalah jawaban spontan, tetapi memang begitu, seperti kata-kata yang ingin diucapkan olehnya untuk menjawab setiap pertanyaan dari Babe dengan lengkap, membuat Babe merasakan ketulusan yang blak-blakan datang dari lawan bicaranya. Namun masih ada satu hal yang membuatnya bingung.
"Tapi kamu sudah memiliki seseorang yang kamu cintai. Jadi kenapa kamu terus mendekatiku? Aku juga baru saja kembali ke Thailand. Masih banyak hal yang ingin aku coba. Aku tidak ingin ada masalah dengan siapapun. Hei bel kamarmu berbunyi!! " Jawab Babe, sebelum teralihkan oleh suara Bel pintu. Namun sosok Billy itu belum mengatakan apapun, dia bingung apa yang Babe ucapkan, kenapa dia bilang bahwa dirinya sudah mempunyai orang yang dicintai? Dan bel pintu berbunyi keras terdengar lagi. Billy menoleh untuk melihat ke sumber suara yang mengganggu pembicaraannya dengan tidak nyaman sebelum duduk.
"Cuci mukamu dan mandi. Aku akan buka pintunya sekarang." Setelah mengatakan itu, sosok jangkung itu segera keluar dari kamar tidur dan menuju ke depan pintu. Sementara Babe juga bangun untuk mengurus urusannya sendiri di kamar mandi.
.
.
Saat sosok jangkung itu berjalan untuk membuka pintu hal pertama yang terlihat di intercom adalah wajah Yai yang dengan tidak sabaran mengulurkan tangannya dan membunyikan bel pintu lagi sehingga menimbulkan suara yang memekakkan telinga, dan melihat Talay yang berdiri di belakangnya dengan ekspresi bosan di wajahnya.
“Dimana sepupuku, Billy?” tanya Yai saat pintu terbuka dengan nada khawatir, tapi wajahnya sama sekali tidak tampak khawatir sama sekali.
“Jangan berlagak seperti sepupu yang baik saat ini. Itu palsu sekali,” kata Talay kepada temannya itu.
"Jadi, apa kamu benar-benar mengkhawatirkan sepupumu itu?" Billy menyilangkan tangan di depan dada, menatap mata temannya dan bertanya dengan rasa ingin tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Sign (Billy × Babe) Short Fanfiction
FanfictionIni adalah kumpulan fanfiction Billy Babe, cerita ini mungkin ada yang terinspirasi dari moment mereka atau diambil dari kisah didunia nyata yang aku buat ke dalam cerita. silahkan menikmati.